Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi Tanggung Jawab Terhadap Kegagalan Bangunan dalam Pekerjaan Konstruks Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

b. Pengembangan jenis usaha pertanggungan untuk mengatasi risiko yang timbul dan tanggung jawab hukum kepada pihak lain dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi atau akibat dari kegagalan bangunan.

C. Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi

Penyelenggaraan jasa konstruksi telah menjadi salah satu sektor penting dari perekonomian nasional baik di negara-negara maju apalagi negara-negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia. 61 Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang keteknikan, ketenagakerjaan dan tata pengelolaan lingkungan serta keharusan untuk memenuhi kewajiban yang dipersyaratkan dalam menjamin tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. 62 Industri konstruksi dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi empat bagian berdasarkan jenis-jenis pekerjaan dan rancangan yang berbeda-beda yaitu : 63 1. Konstruksi pemukiman residential construction Pada proyek pembangunan perumahan atau pemukiman real estate dibedakan menjadi proyek bangunan gedung secara rinci yang didasarkan pada klase pembangunannya bersamaan dengan penyerahan prasarana-prasarana penunjangnya. Oleh sebab itu, memerlukan perencanaan infrastruktur dari perumahan tersebut jaringan transfusi, jaringan air dan fasilitas lainnya. Proyek pembangunan pemukiman terdiri dari rumah yang sangat sederhana sampai rumah mewah, dan rumah susun. Pengawasannya berada di bawah Sub Dinas Cipta Karya. 2. Konstruksi bangunan gedung building construction 61 Akhmad Suraji., Konstruksi Indonesia 2030 Jakarta: Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Indonesia, 2007, hlm. 1. 62 Nazarkhan Yasin, Mengenal Kontrak Konstruksi di Indonesia Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama, 2002, hlm. 11. 63 Donald S. Barie, Boyd C. Paulson JR. Terjemahan Sudinarto, Manajemen Konstruksi Profesional jilid kedua Jakarta : Erlangga, 1993, hlm.8. Universitas Sumatera Utara Proyek konstruksi bangunan gedung mencakup bangunan gedung perkantoran, sekolah, pertokoan, rumah sakit, rumah tinggal dan sebagainya. Apabila dilihat dari segi biaya dan teknologi maka terdiri dari berskala rendah, menengah, dan tinggi. Pada umumnya perencanaan untuk proyek bangunan gedung lebih lengkap dan detail. Pada proyek-proyek pemerintah, proyek bangunan gedung ini di bawah pengawasan dan pengelolaan Departemen Pekerjaan Umum sub Dinas Cipta Karya. 3. Konstruksi rekayasa berat heavy engineerting construction Konstruksi rekayasa berat heavy engineering construction pada umumnya proyek yang masuk jenis ini adalah proyek-proyek yang bersifat infrastruktur seperti proyek bendungan, proyek jalan raya, jembatan, terowongan, jalan kereta api, pelabuhan, dan lain-lain. Jenis proyek ini umumnya berskala besar dan membutuhkan teknologi tinggi. 4. Konstruksi industri industrial construction Proyek konstruksi yang termasuk dalam jenis ini biasanya proyek industri yang membutuhkan spesifikasi dan persyaratan khusus seperti kilang minyak, industri beratindustri dasar, pertambangan, dan nuklir. Perencanaan dan pelaksanaannya membutuhkan ketelitian, keahlian dan teknologi yang spesifik. Proyek industri dimulai sejak timbulnya prakarsa dari pemilik untuk membangun yang dalam proses selanjutnya akan melibatkan dan sekaligus dipengaruhi oleh perilaku unsur seperti para konsultan, kontraktor, dan termasuk pemiliknya lengkap. Menurut Donald S. Barrie ada 6 enam tahapan dasar yang memberikan sumbangan dalam pengembangan suatu proyek mulai dari suatu gagasan sampai menjadi suatu kenyataan, yaitu konsep dan studi kelayakan, Universitas Sumatera Utara rekayasa dan desain, pengadaan, konstruksi, memulai dan penerapan serta operasi dan pemanfaatan. 64 1. Tahap perencanaan Menurut Pasal 23 ayat 1 UU Jasa Konstruksi, penyelenggaraan pekerjaan konstruksi meliputi tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan beserta pengawasannya yang masing-masing tahap dilaksanakan melalui kegiatan penyiapan, pengerjaan, dan pengakhiran. Berikut akan diuraikan tahap-tahapnya : Berdasarkan Pasal 25 PP Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, lingkup tahap perencanaan pekerjaan konstruksi terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu prastudi kelayakan, studi kelayakan, perencanaan umum dan perencanaan teknik. 65 a. Dalam perencanaan pekerjaan konstruksi dengan pekerjaan risiko tinggi harus dilakukan prastudi kelayakan, studi kelayakan, perencanaan umum, dan perencanaan teknik. Lalu Pasal 26 PP Penyelenggaraan Jasa Konstruksi membagi menjadi beberapa kriteria: b. Dalam perencanaan pekerjaan konstruksi dengan pekerjaan risiko sedang harus dilakukan studi kelayakan, perencanaan umum, dan perencanaan teknik. c. Dalam perencanaan pekerjaan konstruksi dengan pekerjaan risiko kecil harus dilakukan perencanaan teknik. 2. Tahap pelaksanaan beserta pengawasannya Tahapan selanjutnya setelah perencanaan adalah tahap melaksanakan apa yang direncanakan sekaligus mengawasinya, apa saja yang perlu dilakukan pada tahap ini ada diatur pada Pasal 28 dan 29 PP Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Pasal 28 PP Penyelenggaraan Konstruksi menyebutkan : a. Lingkup tahap pelaksanaan beserta pengawasan pekerjaan konstruksi meliputi pelaksanaan fisik, pengawasan, uji coba, dan penyerahan hasil akhir pekerjaan. 64 Donald S. Barrie, Boyd C. Paulson JR Terjemahan Sudinarto, Op. Cit., hlm. 18. 65 Donald S. Barrie, Boyd C. Paulson JR Terjemahan Sudinarto, Op. Cit., hlm. 19. Universitas Sumatera Utara b. Pelaksanaan beserta pengawasan pekerjaan konstruksi dilakukan berdasarkan hasil perencanaan teknik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26. c. Pelaksanaan beserta pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 dilaksanakan melalui kegiatan penyiapan, pengerjaan, dan pengakhiran. Pasal 29 PP Penyelenggaraan Konstruksi menyebutkan : a. Pelaksanaan beserta pengawasan pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 harus didukung dengan ketersediaan lapangan, dokumen, fasilitas, peralatan, dan tenaga kerja konstruksi serta bahankomponen bangunan yang masing-masing disesuaikan dengan kegiatan tahapan pelaksanaan dan pengawasan. b. Penyedia jasa wajib menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan serta pengawasan yang meliputi hasil tahapan pekerjaan, hasil penyerahan pertama dan hasil penyerahan akhir secara tepat biaya, tepat mutu, dan tepat waktu. c. Pengguna jasa wajib melaksanakan pembayaran atas penyerahan hasil pelaksanaan pekerjaan beserta pengawasan secara tepat jumlah dan tepat waktu. d. Untuk pekerjaan tertentu uji coba wajib dilakukan atau disahkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia dalam menyediakan infrastruktur bidang pekerjaan umum harus memenuhi ketentuan UU Jasa Konstruksi dan Peraturan Pelaksanaannya yang menyatakan bahwa penyelenggara pekerjaan konstruksi wajib mewujudkan hasil pekerjaan konstruksi yang handal dan bermanfaat dengan memenuhi ketentuan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, meliputi : 66 a. keteknikan, meliputi persyaratan keselamatan umum, konstruksi bangunan, mutu hasil pekerjaan, mutu bahan danatau komponen bangunan, dan mutu peralatan sesuai dengan standar atau norma yang berlaku; b. keamanan, keselamatan, dan kesehatan tempat kerja konstruksi sesuai dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku; 66 http:www.pu.go.iduploadsservicesinfopublik20120418140945.pdf diakses pada tanggal 17 Februari 2016. Universitas Sumatera Utara c. kerlindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku; d. kata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku; e. manfaat untuk masyarakat sesuai dengan perencanaan kelayakan. Pada proses penyelenggaraan konstruksi, proses pengadaanpelelangan juga merupakan salah satu bagian kunci yang tidak kalah pentingnya dengan kegiatan lainnya. 67 Hal ini dikarenakan kesuksesan pada tahapan ini merupakan kegiatan awal dari penyelenggaraan konstruksi tidak akan pernah dimulai. Selain itu lelang proyek jasa konstruksi merupakan tahapan yang sangat penting untuk kontraktor, karena hidup matinya perusahaan adalah tergantung dari sukses tidaknya pada tahap lelang. 68

D. Gugatan Masyarakat

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

1 86 105

Penghentian Proyek Pembangunan Monerel Jakarta (Analisis Pasal 25 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi)

0 9 0

Analisis Terhadap Tanggung Jawab Penyelenggara Jasa Transportasi Go-Jek Ditinjau Dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

0 0 1

PERTANGGUNGJAWABAN PIHAK-PIHAK DALAM PEKERJAAN KONSTRUKSI TERKAIT KEGAGALAN KONSTRUKSI BANGUNAN YANG MENYEBABKAN HILANGNYA NYAWA ORANG LAIN DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG J.

0 1 1

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN JASA PENERBANGAN TERHADAP PENUMPANG DALAM KECELAKAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN.

0 0 13

Tanggung Jawab Terhadap Kegagalan Bangunan dalam Pekerjaan Konstruks Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

0 0 6

Tanggung Jawab Terhadap Kegagalan Bangunan dalam Pekerjaan Konstruks Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

0 0 1

Tanggung Jawab Terhadap Kegagalan Bangunan dalam Pekerjaan Konstruks Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

0 0 17

Tanggung Jawab Terhadap Kegagalan Bangunan dalam Pekerjaan Konstruks Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

0 0 21

Tanggung Jawab Terhadap Kegagalan Bangunan dalam Pekerjaan Konstruks Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

0 0 5