Kesimpulan Tanggung Jawab Terhadap Kegagalan Bangunan dalam Pekerjaan Konstruks Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian serta penjelasan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan pokok pembahasan serta sekaligus merupakan jawaban dari pada permasalahan yang penulis buat, yaitu: 1. Pengaturan jasa konstruksi di Indonesia berdasarkan pada asas kejujuran dan keadilan, manfaat, keserasian, keseimbangan, kemandirian, keterbukaan, kemitraan, keamanan dan keselematan demi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. Adapun pengaturan jasa konstruksi bertujuan untuk memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi yang kokoh dan andal, mewujudkan tertib penyelenggaraan jasa konstruksi, serta mewujudkan peningkatan peran masyarakat di bidang jasa konstruksi. Penyelenggaraan konstruksi di Indonesia terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. 2. Pengikatan merupakan suatu proses yang ditempuh oleh pengguna jasa dan penyedia jasa pada kedudukan yang sejajar dalam mencapai suatu kesepakatan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Pengikatan dalam hubungan kerja jasa konstruksi dilakukan berdasarkan prinsip persaingan yang sehat melalui pemilihan penyedia jasa dengan cara pelelangan umum dan terbatas. Penyedia jasa yang telah memenangkan lelang membuat suatu kesepakatan dengan pengguna jasa yang dituangkan di dalam kontrak kerja konstruksi. Kontrak kerja konstruksi yang telah disetujui dan disepakati para pihak menimbulkan hak dan Universitas Sumatera Utara kewajiban. Hak dan kewajiban ini merupakan prestasi, dimana para pihak berkewajiban memenuhi prestasinya. Dalam pelaksanaan perjanjian terdapat kemungkinan timbul wanprestasi yang dilakukan oleh para pihak. Apabila masalah prestasi tersebut menimbulkan perselisihan antara penyedia jasa dengan pemberi pekerjaan maka pada dasarnya akan diselesaikan dengan menempuh musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah makan akan dilakukan penyelesaian sengkete melalui pihak ketiga mediasi atau konsiliasi, arbitrase atau pengadilan. 3. Tanggung jawab yang dikenakan kepada para pihak yang bersalah dalam kegagalan harus memenuhi sanksi perdata yaitu membayar ganti rugi yang dapat dilakukan melalui pihak ketiga atau asuransi, sanksi administratif maupun sanksi pidana. Pada sanksi pidana, apabila kegagalan bangunan dilakukan oleh perencana konstruksi dikenai pidana paling lama 5 tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 10 dari nilai kontrak, sedangkan kegagalan bangunan yang dilakukan oleh pelaksana dan pengawas pekerjaan konstruksi dikenai pidana paling lama 5 tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 10 dari nilai kontrak. Kegagalan bangunan ini dapat disebabkan faktor teknis dan non teknis. Tetapi dapat pula disebabkan oleh kesalahan perencana, pengawas dan pelaksana konstruksi. Suatu bangunan dinyatakan mengalami kegagalan bangunan apabila telah dinilai oleh penilai ahli yang memiliki sertifikat keahlian dan terdaftar pada lembaga. Universitas Sumatera Utara

B. Saran

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

1 86 105

Penghentian Proyek Pembangunan Monerel Jakarta (Analisis Pasal 25 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi)

0 9 0

Analisis Terhadap Tanggung Jawab Penyelenggara Jasa Transportasi Go-Jek Ditinjau Dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

0 0 1

PERTANGGUNGJAWABAN PIHAK-PIHAK DALAM PEKERJAAN KONSTRUKSI TERKAIT KEGAGALAN KONSTRUKSI BANGUNAN YANG MENYEBABKAN HILANGNYA NYAWA ORANG LAIN DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG J.

0 1 1

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN JASA PENERBANGAN TERHADAP PENUMPANG DALAM KECELAKAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN.

0 0 13

Tanggung Jawab Terhadap Kegagalan Bangunan dalam Pekerjaan Konstruks Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

0 0 6

Tanggung Jawab Terhadap Kegagalan Bangunan dalam Pekerjaan Konstruks Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

0 0 1

Tanggung Jawab Terhadap Kegagalan Bangunan dalam Pekerjaan Konstruks Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

0 0 17

Tanggung Jawab Terhadap Kegagalan Bangunan dalam Pekerjaan Konstruks Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

0 0 21

Tanggung Jawab Terhadap Kegagalan Bangunan dalam Pekerjaan Konstruks Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

0 0 5