c. kerlindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
sesuai dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku; d.
kata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku;
e. manfaat untuk masyarakat sesuai dengan perencanaan kelayakan.
Pada proses penyelenggaraan konstruksi, proses pengadaanpelelangan juga merupakan salah satu bagian kunci yang tidak kalah pentingnya dengan kegiatan
lainnya.
67
Hal ini dikarenakan kesuksesan pada tahapan ini merupakan kegiatan awal dari penyelenggaraan konstruksi tidak akan pernah dimulai. Selain itu lelang proyek
jasa konstruksi merupakan tahapan yang sangat penting untuk kontraktor, karena hidup matinya perusahaan adalah tergantung dari sukses tidaknya pada tahap
lelang.
68
D. Gugatan Masyarakat
Pergaulan hidup antar manusia tidak lepas dari adanya permasalahan hubungan antara manusia satu dengan manusia yang lainya. Terlebih apabila
masalah tersebut menyangkut tentang hak-hak keperdataan orang atau badan hukum yang pada dasarnya ingin hidup secara tenang dan damai tanpa adanya suatu masalah
yang menimpanya.
69
Interaksi sosial sesama manusia ada kalanya menyebabkan konflik di antara mereka sehingga 1 satu pihak harus mempertahankan haknya dari
pihak lainnya atau memaksa pihak lain melaksanakan kewajibannya.
70
67
Soeharto Imam, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional Jakarta : Erlangga, 1995, hlm. 492.
68
Wulfram I. Ervianto, Manajemen Proyek Konstruksi Yogyakarta : Andi, 2007, hlm. 49.
69
Darwan Prinst, Strategi Menyusun Dan Menangani Gugatan Perdata Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2002, hlm. 1.
70
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Begitu juga dalam suatu penyelenggaraan usaha jasa konstruksi, terdapat kemungkinan bahwa masyarakat mengalami kerugian sebagai akibat dari
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi tersebut. Karena itulah, masyarakat memiliki hak mengajukan gugatan perwakilan. Yang dimaksud dengan hak mengajukan
gugatan perwakilan adalah hak kelompok kecil masyarakat untuk bertindak mewakili masyarakat dalam jumlah besar yang dirugikan atas dasar kesamaan
permasalahan, faktor hukum dan ketentuan yang ditimbulkan karena kerugian atau gangguan sebagai akibat dari kegiatan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
71
Pembangunan proyek jasa konstruksi pada umumnya mempunyai risiko yang lebih besar terhadap gugatan masyarakat yang tinggal di sekitar proyek tersebut.
Setiap pihak yang dirugikan sebagai akibat dari pembangunan, berhak mengajukan gugatan kepada pengembang. Untuk itu, pengembang perlu terus menjaga hubungan
baik dengan masyarakat sekitar proyek.
72
71
Masyarakat harus sadar dan berinisiatif mengawasi pembangunan proyek pekerjaan konstruksi karena Undang-Undang
memberikan hak gugat kepada masyarat atas pembangunan konstruksi .
Patut dicermati bahwa pembangunan proyek properti tidak jarang menimbulkan biaya sosial, yaitu konflik dan perselisihan antara masyarakat di
lingkungan proyek dengan kontraktor pelaksanapimpinan proyek. Masyarakat merasa pembangunan proyek telah meresahkan dan mengganggu kenyamanan atau
ketenangan lingkungan karena berlangsung hingga malam hari alias 24 jam terus- menerus. Bahkan menyebabkan kerusakan rumahbangunan akibat kerasnya getaran
tiangfondasi proyek. Sementara pihak kontraktor bersikukuh melanjutkan pembangunan karena sudah mengantongi izin-izin dari instansi terkait.
http:qotadahamran.blogspot.co.id diakses pada tanggal 18 Februari 2016.
72
http:eddyleks.blog.kontan.co.id20150213permasalahan-hukum-pada-pengembangan- properti-campuran-bagian-ii diakses pada tanggal 19 Februari 2016.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 5 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman selanjutnya disebut UU Perumahan dan Pemukiman serta Pasal 5 ayat
1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup mengamanatkan untuk menikmati suasana lingkungan yang layak, teratur, baik,
aman dan tenang merupakan hak setiap orang. Tapi di sisi yang lain, setiap orang atau badan yang berkepentingan juga diberi wewenang membangun rumah atau
perumahan di lingkungan tertentu sekalipun bisa berdampak pada masalah kenyamanan atau ketenangan lingkungan sesuai syarat-syarat yang ditentukan,
demikian ditegaskan Pasal 6 ayat 1 dan Pasal 7 ayat 1 UU Perumahan dan Pemukiman.
Tetapi Pasal 29 dan Pasal 38 UU Jasa Konstruksi telah memberi peluang bagi masyarakat yang dirugikan atas kegiatan pekerjaan konstruksi untuk
mengajukan gugatan hukum ke pengadilan. Peran masyarakat dalam jasa konstruksi telah ditegaskan dalam Pasal 29 dan
30 UU Jasa Konstruksi, antara lain : 1.
Masyarakat berhak melakukan pengawasan untuk mewujudkan ketertiban pelaksanaan jasa konstribusi.
2. Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang dialami secara langsung
akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. 3.
Menjaga ketertiban dan memenuhi ketentuan yang berlaku di bidang pelaksanaan jasa konstruksi.
4. Turut mencegah terjadinya pekerja konstruksi yang membahayakan kepentingan
umum.
Masyarakat yang dirugikan akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi berhak mengajukan gugatan ke pengadilan secara:
a. Orang perseorangan
Gugatan jenis ini sering disebut dengan legal standing, yaitu keadaan dimana seseorang atau suatu pihak ditentukan memenuhi syarat dan oleh
Universitas Sumatera Utara
karena itu mempunyai hak untuk mengajukan permohonan perselisihan atau sengketa atau perkara di depan pengadilan.
b. Kelompok orang dengan pemberian kuasa
Gugatan jenis ini disebut juga class action, merupakan suatu cara pengajuan gugatan dalam mana satu orang atau lebih yang mewakili dari sekelompok
masyarakat dalam jumlah tertentu relatif cukup besar sebagai class members yang mengajukan gugatan untuk diri atau diri-diri mereka sendiri
dan sekaligus juga bertindak untuk dan atas namanya dari suatu kelompok tertentu yang memiliki kesamaan pandangan, persoalan hukum, fakta hukum
dan dasar hukum.
73
c. Kelompok orang tidak dengan kuasa melalui gugatan perwakilan
Sekelompok orang yang tidak diberi kuasa tetapi melalui gugatan perwakilan mengajukan gugatan karena dirugikan atas dasar kesamaan permasalahan,
faktor hukum dan ketentuan yang ditimbulkan karena kerugian atau gangguan sebagai akibat dari kegiatan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Maka dari itu, masyarakat dan pihak pelaksana pekerjaan konstruksi memiliki kewajiban untuk saling menghormati haknya. Beragam celah dapat
dilakukan oleh oknum di lapangan dengan memanfaatkan keawaman dan ketidaktahuan masyarakat atas hak-haknya untuk menikmati lingkungan yang
nyaman dan tenang demi terlaksananya pekerjaan pembangunan secepat dan seefisien mungkin. Untuk menghindari biaya sosial yang mungkin timbul sebagai
ekses pekerjaan pembangunan, setiap pelaksana pembangunan harus melaksanakan pekerjaan sesuai izin yang diterbitkan pemerintah setempat. Diperlukan kesadaran
73
http:www.pkh.komisiyudisial.go.ididfilesMateriTUN01TUN01_Harry_Aspek.pdf diakses pada tanggal 18 Februari 2016.
Universitas Sumatera Utara
dan inisiatif masyarakat secara kolektif untuk mencermati proses pekerjaan pembangunan dengan memberdayakan peran RTRW sehingga hak masyarakat
dapat dinikmati bersama.
74
74
http:www.hukumonline.comberitabacahol20149masalah-gangguan-lingkungan- sebagai-ekses-pembangunan-proyek diakses pada tanggal 19 Februari 2016.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang