4.4.3. Partisipasi Punguan Marga dalam Pilkada Dairi 2017
Partisipasi politik tidak hanya dibina melalui partai politik tetapi dapat melalui organisasi yang lain seperti organisasi kebudayaan yang terbentuk dengan
pendekatan etnisitas. Kelompok etnis memiliki peranan yang besar dalam membentuk sikap,persepsi dan orientasi seseorang. Persamaan suku atau
kedaerahan dapat mempengaruhi dukungan seseorang kepada partai politik dan juga mempengaruhi loyalitas kepada paslon. Kecenderungan masyarakat dalam
memilih pemimpin berdasarkan etnis terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia,salah satunya diwilayah Sumatera.
Charles Andrian dalam buku Sistem Politik Indonesia yang ditulis oleh Prof.Dr.Kacung Marijan 2010:111 mengatakan bahwa partisipasi politik terbagi
menjadi 3 bentuk yaitu : a. Partisipasi politik yang lebih pasif, dimana partisipasi terlihat dari keterlibatan
politik seseorang, yakni sejauh mana orang itu melihat politik sebagai sesuatu yang penting.
b. Partisipasi politik yang lebih aktif, dimana adanya keterlibatan orang dalam organisasi atau asosiasi sukarela volunteer associations seperti kelompok
keagamaan,olahraga, pecinta lingkungan, organisasi profesi dan organisasi buruh. c. Partisipasi politik yang berupa kegiatan protes seperti ikut menandatangani
petisi, melakukan boikot dan demonstrasi. Partisipasi punguan marga dalam Pilkada 2013 dapat kita lihat dari
perilaku pemilih berdasarkan bentuk dukungan punguan marga terhadap calon Bupati yang didukungnya. Markus Sinaga menjelaskan bentuk dukungan
punguan marga Sinaga kepada Parlemen Sinaga :
Universitas Sumatera Utara
“...keputusan akhir setelah kita membuat musyawarah kabupaten dengan menghadirkan seluruh kecamatan. Tapi hal ini terjadi atas dasar usulan
dari pengurus punguan marga desa. Sehingga ini bukan monopoli, kita sampaikan dulu kepada pengurus kecamatan, lalu pengurus kecamatan
turun kesetiap desa. Setelah semua OK, kami adakan musyawarah Kabupaten lalu kami sepakat untuk memajukan parlemen. Dan
kesepakatan ini kami sampaikan kepada PPTSB PERSATUAN PUNGUAN TOGA SINAGA BORU seluruh Indonesia dan dari sana
keluar rekomendasi untuk merekomendasikan Parlemen Sinaga menjadi calon Bupati atas nama Toga Sinaga...” sumber wawancara : Markus
Sinaga, 55 tahun, 2017.
Hal ini semakin diperkuat dengan penjelasan dari H. Situmorang mengenai dukungan punguan marga sipitu Ama kepada Johnny Sitohang :
“...jadi dikumpulkannyalah dulu kami kemudian mendaftarkan dirilah dia jadi calon bupati, dan setelah dia mendaftarkan diri menjadi calon bupati
kemudian kami pengurus marga Sipitu Ama se Dairi pun rapat menanggapi mimpi si Johnny dulu, bagaimana kita untuk dapat memenangkan si
Johnny. Tentu semua acc untuk memenangkan dia...” sumber wawancara : H. Situmorang, 59 tahun, 2017.
Hal yang senada juga disampaikan oleh Pa Edo Sihombing mengenai dukungan punguan Marga Sihombing kepada Passiona Sihombing :
“...namanya marga kalau kita buat pertemuan pasti komitmen. Masalahnya pada pelaksaanaan di Hari H, kita tidak memiliki uang untuk cost politik.
Tapi secara komitmen, punguan marga masih tetap solid, darah itu berbicara. kita mempunyai kerinduan bahwa selama ini pemimpin belum
ada sihombing, sehingga kita mengkampanyekan ke setiap desa bahwa passiona layak jual. Dia punya ilmu dan yang punya ilmu pasti layak jual.
Karena adanya kerinduan kita untuk memajukan dari marga kita, sehingga kita tidak takut karena mudah...” sumber wawancara : Pa Edo Sihombing,
49 tahun, 2017.
Hal yang senada juga disampaikan oleh Edison Matondang 66 tahun mengenai dukungan punguan marga Matondang kepada Luhut Matondang :
“...dipartamiangan pun kita dorong dan kita bantulah , kita dukunglah dia untuk maju. Kita himpun juga marga marga yang lain dalam borbor
marsada itu...” sumber wawancara : Edison Matondang, 66 tahun, 2017.
Universitas Sumatera Utara
Nasib Sihombing selaku tim Sukses dari Luhut Matondang menyampaikan hal yang senada :
“...kontribusi yang kita butuhkan dari mereka adalah mereka sepakat untuk mendukung ini. Karena ada semacam kontrak politik. Kalau dari punguan
marga matondang sendiri, seperti yang saya bilang tadi, lebih terstruktur, punguan Naimarata dan Borbor Marsada...” sumber wawancara : Nasib
Sihombing, 32 tahun, 2017.
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan informan dari punguan marga diatas, peneliti menarik kesimpulan bahwa punguan marga aktif dalam
mendukung pasangan calon berdasarkan marganya. Berbagai tindakan dilakukan oleh pengurus punguan marga masing masing untuk dapat mendapatkan suara dari
anggota punguannya dan masyarakat seperti menghimpun kekuatan marga, kampanye visi dan misi dari para calon yang akan menjabat di 2017.
4.4.4. Punguan Marga sebagai modal dan jaringan mendapatkan suara masyarakat