h. Kepercayaan merupakan hubungan sosial yang dibangun atas dasar rasa percaya dan rasa memiliki bersama.
i. Kebersamaan dan kesetiaan berupa perasaan ikut memiliki dan perasaan menjadi bagian dari sebuah komunitas.
j. Tanggung jawab sosial merupakan rasa empati masyarakat terhadap upaya perkembangan lingkungan masyarakat.
k. Partisipasi masyarakat berupa kesadaran diri seseorang untuk ikut terlibat dalam berbagai hal berkaitan dengan diri dan lingkungan.
l. Kemandirian berupa keikutsertaan masyarakat dalam pengambilan keputusan.
2.3.1. Jaringan sosial sebagai modal sosial
Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok
lainnya. Hubungan-hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk yang formal maupun bentuk informal. Hubungan sosial adalah gambaran atau cerminan dari kerjasama
dan koordinasi antar warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprosikal Damsar, 2002:157.
Jaringan sosial merupakan hubungan yang tercipta antara banyak dalam suatu kelompok ataupun antara suatu kelompok dengan kelompok yang lain.
Yang menjadi ciri khas dari teori jaringan adalah adanya pemusatan perhatian pada struktur makro dan mikro, yang artinya bahwa aktor bukan hanya individu
saja namun dapat kelompok, organisasi bahkan ruang lingkup yang lebih besar sekalipun. Hubungan dapat terjadi dalam struktur sosial yang lebih luas hingga
yang lebih sempit Ritzer,Douglas.2010:383.
Universitas Sumatera Utara
Barnes 1969 mengemukakan analisisnya Agusyanto, 2007 bahwa jaringan dibedakan atas jaringan total digunakan untuk menyebut jaringan sosial
yang kompleks, dan jaringan partial untuk menyebut jaringan yang hanya berisi satu jenis hubungan sosial. Lain hal lagi bila jaringan sosial ditinjau dari tujuan
hubungan sosial yang membentuk jaringan-jaringan. Berdasarkan pendapat pakar Antropologi dan Sosiologi, jaringan sosial dapat di bedakan dalam tiga jenis yaitu
: a.
Jaringan interest kepentingan, terbentuk dari hubungan-hubungan sosial yanng bermuatan kepentingan.
b. Jaringan power, hubungan-hubungan sosial yang membentuk jaringan
bermuatan power. Power disini merupakan suatu kemampuan seseorang atau unit sosial untuk mempengaruhi perilaku dan pengambil keputusan orang atu
unit sosial lainnya mellalui pengendalian Adams: 1977 dalam Agusyanto, 2007.
c. Jaringan sentiment emosi, seperti judulnya jaringan ini terbentuk atas dasar
hubungan-hubungan sosial yang bermuatan emosi. Hubungan sosial itu sendiri sebenarnya menjadi tujuan tindakan sosial misalnya percintaan, pertemanan
atau hubungan kerabat, dan sejenisnya. Struktur sosial yang terbentuk dari hubungan-hubungan emosi pada umumnya lebih mantap atau permanen.
Kedhusin Rudito,Famiola 2008:147 mengemukakan ada 3 jaringan sosial yaitu :
a. Jaringan individu egosentris yaitu jaringan yang berhubungan dengan modal
tunggal atau individu. Sebagai contoh teman baik saya.
Universitas Sumatera Utara
b. Jaringan sosial social-centric digambarkan dalam model dan batasan
analisisnya, seperti jaringann antara mahasiswa dalam sebuah kelas, jaringan pekerja dan manajemen dalam sebuah pabrik atau tempat kerja.
c. Jaringan terbuka open system yaitu batasan tidak dianggap penting.
Contohnya jaringan politik, jaringan antar perusahaan dan jaringan antara mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Sebagai negara yang heterogen, Indonesia memiliki banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Berdasarkan data Sensus Penduduk 2013
yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dan bekerjasama dengan Institute Southeast Asian Studies ISEAS bahwa terdapat 633 kelompok suku yang ada di
Indonesia,salah satunya adalah suku Batak. Suku bangsa Batak terbagi ke dalam enam sub-etnis, yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun,
BatakAngkola,danBatakMandailinghttp:www.bps.go.idKegiatanLainviewid1 27.com diakses pada 2 Mei 2017 . Masing-masing sub-etnis memiliki ciri khas
nama marganya. Marga ini berfungsi sebagai tanda adanya tali persaudaraan di antara mereka. Satu sub-etnis memiliki banyak marga. Kelompok kekerabatan
Batak diambil dari garis keturunan laki-laki atau patrilineal. Seorang Batak merasa hidupnya lengkap jika ia telah memiliki anak laki-laki yang meneruskan
marganya. Untuk menentukan seorang bangsa Batak berasal garis keturunan mana, mereka menggunakan tarombo.
Dengan tarombo seorang Batak mengetahui posisinya dalam sebuah marga. Orang Batak meyakini, bahwa kekerabatan menggunakan tarombo ini
dapat diketahui asal-usulnya yang berujung pada Si Raja Batak. Dalam Mitologi Batak Toba, Si Raja Batak adalah anak dari keturunan Debata Mulajadi Nabolon,
Tuhan pencipta bumi dan isinya. Dari Si Raja Batak kemudian memunculkan garis keturunan marga Batak Toba yang mendiami daerah sekitar Danau Toba dan
Universitas Sumatera Utara