3 Kewedanaan Karo Kampung, dipimpin oleh Gading Barklomeus Pinem. Kewedanaan Karo Kampung, dibagi atas dua 2 kecamatan, yaitu :
a. Kecamatan Tigalingga, dipimpin oleh Ngapid Dapid Tarigan b. Kecamatan Tanah Pinem, dipimpin oleh Johannes Pinem
Berdasarkan surat residen Tapanuli dan Keputusan DPRD tersebut, maka kecamatan Sidikalang disahkan sejak tanggal 1 Oktober 1947 seiring dengan
pembentukan Kabupaten Dairi. Hari bersejarah ini berdasarkan kesepakatan pemerintah dan masyarakat tercantum dalam Keputusan DPRD Kab. Dati II Dairi
Nomor 4K-DPRD1997 tanggal 26 April 1977.
4.1.5. Visi dan Misi Kecamatan Sidikalang
Kantor Kecamatan Dairi yang beralamat di Jalan Merdeka nomor 2 Sidikalang Kabupaten Dairi memiliki visi dan misi, yaitu :
1. Visi Dinas : “Masyarakat Kecamatan Sidikalang yang partisipatif untuk mewujudkan Kecamatan Sidikalang yang bersih, indah, aman, dan tertib dengan
dukungan aparatur dalam memberikan pelayanan prima.” 2. Misi Dinas :
a. Menjadikan Kecamatan Sidikalang menjadi kecamatan percontohan b. Meningkatkan SDM aparatur kecamatan, kelurahan dan desa
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan dan kewajibannya
Universitas Sumatera Utara
d.Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan pemerintahan.
Kantor kecamatan Sidikalang dalam menjalankan tugas, pokok dan fungsinya di dalam menjalankan roda pemerintahan memiliki beberapa tugas
kedinasan, yaitu melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatandi wilayah kecamatan serta melaksanakan tugas
pemerintahan lainnya yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah di kecamatan, diantaranya adalah :
1. Menetapkan program , rencana kegiatan dan anggaran Kecamatan 2. Mengkordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas Sekretaris dan
Kepala Seksi 3. Mengkordinasikan dan mengarahkan seluruh staf agar dapat
melaksanakan tugas dengan baik 4. Mengkoordinasikan peneyelengaraan kegiatan pemerintahan ditingkat
Kecamatan 5. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat
6. Mengkoordinasikan upaya penyelengaraan ketentraman dan ketertiban umum
7. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang- undangan;
Universitas Sumatera Utara
8. Mengkoordinasikan pemeliharan prasarana dan fasilitas pelayanan umum
9. Melaksanakan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan atau kelurahan
10. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya atau yangbelum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau
kelurahan 11. Mengkoordinasikan penyusunan laporan penyelengaraan tugas – tugas
di Kecamatan 12. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik secara lisan maupun
tertulis 13. Menetapkan dan menerbitkan DP-3 untuk kelancaran dan disiplin kerja
pegawai bawahan 14. Mengkoordinasikan tugas pembinaan dengan instansi terkait di
Kecamatan 15. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah 16. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh atasan, sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Punguan Marga di Kecamatan Sidikalang
Suku Batak adalah salah satu diantara beberapa suku yang memiliki persaudaraan dan solidaritas yang sangat tinggi dan kuat. Dalam sejarah budaya
Batak, garis keturunan akan diwarisi oleh seorang anak laki-laki sehingga sistem kekerabatan masyarakat Batak disebut patrilineal. Sistem kekerabatan patrilineal
itulah yang menjadi tulang punggung masyarakat Batak, yang terdiri dari turunanturunan marga dan kelompok-kelompok suku, lalu kemudian saling
dihubungkan menurut garis laki-laki Vergouwen, 1986:1. Sistem kekerabatan masyarakat Batak dikenal sebagai kumpulan suatu
kelompok yang terbentuk karena terdapatnya kesamaan marga dalam garis keturunan seorang raja atau lebih sering disebut punguan. Terbentuknya punguan
marga didasarkan oleh rasa kebersamaan baik sesama orang Batak yang memiliki hubungan kekerabatan, marga, asal-usul atau juga hanya didasari oleh oleh ikatan
emosional sesama orang Batak. Punguan ini biasanya kita jumpai di masyarakat yang masih berada di bonapasogit daerah yang didiami orang Batak maupun
masyarakat Batak yang sudah meninggalkan kampung halamannya perantauan. Terbentuknya punguan-punguan marga yang ada di Kabupaten Dairi
diawali dengan adanya pertemuan-pertemuan kecil yang tujuannya adalah untuk menghimpun masyarakat Batak Toba dari desa kemudian ke kecamatan lalu
ketingkat kabupaten. Pertemuan-pertemuan kecil tersebut kemudian melakukan pertemuan yang intens seperti partamiangan sekali sebulan dan melakukan
berbagai kegiatan adat seperti acara pernikahan, kematian dan lain sebagainya. Wilayah mempengaruhi keberadaan dari punguan marga yang ada dikabupaten
Universitas Sumatera Utara