23
2. Manfaat secara praktis
Secara praktis penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah atau lembaga-lembaga lain yang membutuhkan serta menjadi acuan dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 3.
Manfaat secara akademis Sebagai suatu tahapan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan
berfikir dan menuangkannya dalam bentuk karya ilmiah dan sebagai syarat untuk menyesuaikan studi Strata-1 di Departemen Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
E. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub pokok,
sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitian Arikunto,2002:92 Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah
yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan referensi dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan memberikan
pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti. Adapun kerangka teori penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Good Governance a. Pengertian Good Governance
Istilah Good Governance berasal dari induk bahasa Eropa, Latin, yaitu Gubernare yang diserap oleh bahasa inggris menjadi govern, yang berarti steer
menyetir, mengendalikan, direct mengarahkan, atau rule memerintah.
Universitas Sumatera Utara
24
Penggunaan utama istilah ini dalam bahasa inggris adalah to rule with authority, atau memerintah dengan kewenangan Djohan, 2007:131
Good Governance dengan penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan demokrasi dan pasar yang
efisien, penghindaran salah alokasi. Investasi yang langka, dan penghindaran korupsi yang baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin
anggaran serta pencitraan legal dan political frameworks bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswataan shedemayanti,2003:7
Sementara UNDP United Nations Development Programme mendefenisikan governance sebagai pelaksanaan kewenangan politik, ekonomi,
dan administrasi dalam mengelola masalah bangsa, karena itu menurut UNDP, ada tiga model Good Governance, yaitu :
a. Kepemerintahan politik Political Governance yang mengacu pada proses
pembuatan berbagai keputusan untuk perumusan kebijakan b.
Kepemerintahan Ekonomi Economic Governance yang mengacu pada proses pembuatan keputusan yang memfalitasi kegiatan ekonomi didalam
negeri dan berinteraksi diantara penyelenggara ekonomi, kepemerintahan ekonomi memiliki implikasi terhadap masalah pemerataan, penurunan
kemiskinan, dan peningkatan kualitas hidup. c.
Kepemimpinan administrative Administrative Governance yang mengacu pada system implementasi kebijakan.
Sesuai dengan definisi menurut UNDP bahwa Good Governance menyangkut tiga aspek yaitu pemerintah yang baik dalam bidang politik,
ekonomi, dan administrasi atau pembuatan kebijakan-kebijakan. Governance juga
Universitas Sumatera Utara
25
bias berarti mekanisme-mekanisme, proses-proses, dan institusi-institusi melalui warga Negara mengartikulasikan kepentingan-kepentingan mereka, memediasi
perbedaan-perbedaan serta menggunakan hak dan kewajiban legal mereka. Salam, 2005:224
Munculnya konsep Good Governance untuk dilaksanakan dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara dilatarbelakangi oleh
banyak factor. Namun demikian, salah satu faktor terbesar adalah ketidakberdayaan pemerintah Negara-negara berkembang dalam menghadapi era
globalisasi yang penuh dengan hiperkompetisi. Pemerintah tidak lagi menjadi pemain tunggal, tetapi mengharapkan peran lebih besar dari sektor swasta dan
masyarakat sipil. Secara umum kualitas Good Governance dapat tercapai apabila
pemerintah dan instansi publik lainnya secara keseluruhan mampu bersikap terbuka terhadap ide dan gagasan baru dan responsive terhadap kepentingan
masyarakat. Responsivitas akan meningkat jika masyarakat memiliki informasi yang lengkap mengenai proses dan implementasi kebijakan pemerintahan dan
pembangunan Sinambela, 2008:51
b. Prinsip-Prinsip Good Governance
Kunci utama memahami Good Governance adalah pemahaman atas prinsip-prinsip didalamnya. Baik-buruknya pemerintah bias dinilai bila ia telah
bersinggungan dengan semua unsur prinsip-prinsip Good Governance. Menyadari pentingnya masalah ini, prinsip-prinsip Good Governance di urai satu persatu
sebagaimana tertera dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
26
1. Partisipasi Masyarakat
Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan
sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebsasan berkumpul dan mengungkan pendapat, serta kapasitas
untuk berpartisipasi secara konstruktif. Prinsip partisipasi mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak
dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Partisipasi adalah keterlibatan anggota organisasi didalam semua kegiatan
organisasi Jewel Siegal, 1998:31. Partisipasi merupakan tindakan ikut serta dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan didalam organisasi
Handoko, 1998:31 Partisipasi bermaksud untuk menjamin agar setiap kebijakan yang diambil
mencerminkan aspirasi masyarakat. Dalam rangka mengantisipasi berbagai isu yang ada, pemerintah daerah menyediakan saluran komunikasi agar masyarakat
dapat mengutarakan pendapatnya. Jalur komunikasi ini meliputi pertemuan umum, temu wicara, konsultasi dan penyampaian pendapat secara tertulis. Bentuk
lain untuk merangsang keterlibatan masyarakat adalah melalui perencanaan partisipatif untuk menyiapkan agenda pembangunan, pemantaun, evaluasi dan
pengawasan secara partisipatif dan mekanisme konsultasi untuk menyelesaikan isu sektoral.
2. Tegaknya Supermasi Hukum
Universitas Sumatera Utara
27
Penegakan supermasi hukum adalah pelaksanaan semua ketentuan hukum dengan konsistensi tanpa memandang subjek dari hukum itu Satrio, 1998:92.
Prinsip penegakan hukum mewujudkan adanya penegakan hukum yang adil bagi semua pihak tanpa terkecuali, menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan nilai-
nilai yang hidup dalam masyarakat. Instrument dasar penegakan hukum adalah peraturan perundang-undangan
yang ada, dengan komitmen politik terhadap penegakan hukum maupun keterpaduan dari system yuridis kepolisian, pengadilan dan kejaksaan ,
Sedangkan instrument-instrumen pendukung adalah penyuluhan dan fasilitas ombudsman.
Menurut Jeff dan Shah 1998:68 inidkator yang dapat digunakan untuk mengukur penegakan hukum, yaitu : berkurangnya praktek KKN dan pelanggaran
hukum, meningkatnya kecepatan dan kepastian proses penegakan hukum, berlakunya nilainorma dimasyarakat living law dan adanya kepercayaan
masyarakat pada aparat penegak hukum sebagai pembela kebenaran. Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk didalamnya
hukum-hukum yang menyangkut hak asasi masyarakat. 3.
Transparansi Prinsip transparansi menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah
dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
Menurut Jeff dan Shah 1998:68 indikator yang dapat digunakan untuk mengukur transparansi, yaitu bertambahnya wawasan dan pengetahuan
masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Meningkatnya kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
28
masyarakat terhadap pemerintahan, meningkatnya jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam pembangunan daerahnya dan berkurangnya pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan. 4.
Peduli Pada Stakeholder Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani
semua pihak yang berkepentingan. 5.
Berorientasi pada Konsensus Tata pemerintah yang baik menjembati kepentingan-kepentingan yang
berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, consensus dalam
hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur. 6.
Kesetaraan Prinsip kesetaraan menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah
dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
Menurut Jeff dan Shah 1998:69 indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kesetaraan, yaitu bertambahnya wawasan dan pengetahuan masyarakat
terhadap penyelenggaraan pemerintahan, meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan, meningkatnya jumlah masyarakat yang berpartisipasi
dalam pembangunan daerahnya dan berkurangnya pelanggaraan terhadap peraturan perundang-undangan.
7. Efektifitas dan Efisiensi proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga.
Efisiensi berkaitan dengan penghematan keuangan, sedangkan efektivitas berkaitan dengan ketepatan cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
Universitas Sumatera Utara
29
Handoko, 1998:23. Prinsip ini menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan
bertanggung jawab. Pelayanan masyarakat harus mengutamakan kepuasan masyarakat, dan didukung mekanisme penganggaran serta pengawasan yang
rasional dan transparan. Intrumen dasar dari efisiensi dan efektivitas adalah komitmen politik
sedangkan instrument pendukungnya adalah struktur pemerintahan yang sesuai kepentingan pelayanan masyarakat, adanaya standar-standar dan indikator kinerja
untuk menilai efektivitas pelayanan, pembukuan keuangan yang memungkinkan diketahuinya satuan biaya dan adanya survey-survei kepuasan konsumen.
8. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kemampuan untuk mempertanggungjawabkan semua tindakan dan kebijakan yang telah ditempuh Masdiasmo, 2001:251. Prinsip ini
mengandung makna meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat luas. Seluruh pembuatan
kebijakan pada semua tingkatan harus memahami kebijakan yang diambil harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Untuk mengukur kinerja secara
obyektif perlu adanya indikator yang jelas. Sistem pengawasan perlu diperkuat dan hasil audit harus dipublikasikan, dan apabila terdapat kesalahan harus diberi
sanksi. Instrumen dasar akuntabilitas adalah peraturan perundang-undangan yang ada,
dengan komitmen politik akan akuntabilitas maupun mekanisme pertanggungjawaban, sedangkan instrument-instrumen pendukungnya adalah
Universitas Sumatera Utara
30
pedoman tingkah laku dan system pemantauan kinerja penyelenggara pemerintahan dan system pengawasan dengan sanksi yang jelas dan tegas.
Menurut Jeff dan Shah 1998:70 indikator yang dapat digunakan untuk mengatut akuntabilitas, yaitu: meningkatkannya kepercayaan dan kepuasan
masyarakat terhadap pemerintah, tumbuhnya kesadaran masyarakat, meningkatnya keterwakilan berdasarkan pilihan dan kepentingan masyarakat, dan
berkurangnya kasus-kasus KKN. 9.
Visi Strategis Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke
depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan
tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan social yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.
B. Akuntabilitas a. Definisi Akuntabilitas