57
D. Misi Puskesmas Batangtoru
Untuk mewujudkan visi sebagai langkah menuju masyarakat Tapanuli Selatan yang sehat berbasis sumber daya manusia kesehatan yang unggul dan
cerdas”, maka Puskesmas Batangtoru menyusun dan menetapkan misinya sebagai berikut :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi
semua masyarakat dan meningkatkan kemandirian puskesmas dalam mengelola pelayanan kesehatan.
b. Mewujudkan sumber daya manusia kesehatan, yang propesional, paripurna
dan berdaya saing. c.
Meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit serta penyehatan lingkungan.
d. Mewujudkan peran serta masyarat dan pemangkuh kepentingan dalam
pengembangan kesehatan.
E. Program Pembangunan Kesehatan di Wilayah Kerja Batangtoru Kecamatan Batangtoru
Menyadari akan keterbatasan sumber daya yang tesedia serta disesuaikan dengan prioritas masalah yang ditemui dalam serta kecenderungan dimasa
mendatang. Maka untuk memacu percepatan perbaikan derajat kesehatan masyarakat yang di nilai paling penting untuk mendukung keberhasilan
pembangunan kesehatan, maka dirumuskan program-program pembangunan di bidang kesehatan meliputi :
1. Peningkatan perilaku hidup sehat
Universitas Sumatera Utara
58
2. Perbaikan Gizi
3. Pencegahan penyakit menular termasuk imunisasi
4. Meningkatkan kesehatan keluarga, kesehatan reproduksi dan KB
5. Kesehatan lingkungan, Higienis sanitasi dan tempat-tempat umum
6. Pembinaanpenyuluhan kesehatan masyarakat
7. Peningkatan sumber daya kesehatan
8. Pengembangan jaminan pemeliharan kesehatan masyarakat JPKM
F. Situasi derajat kesehatan a. Mortalitas Angka kematian
Angka kematian masyarakat dari waktu ke waktu dapat member gambaran perkembangan derajat kesehatan dan dapat juga digunakan sebagai indicator
dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.
b.Angka Kematian Bayi
Infant mortality rate atau angka kematian bayi AKB merupakan indicator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada
tataran kabupaten, provinsi, maupun nasional. Selain itu, program pembangunan kesehatan di Indonesia banyak
menitikberatkan pada upaya penurunan AKB, angka kematian bayi dirujuk kepada jumlah bayi yang meninggalkan pada fase antara kelahiran hingga bayi
belum mencapai umur 1 tahun per 1000 kelahiran hidup.
Universitas Sumatera Utara
59
Angka kematian bayi pada tahun 2015 di wilayah Puskesmas Batangtoru sebanyak 15 masih dijumpai, jumlah kematian bayi tersebut orang dari 682
kelahiran hidup, 15 di antaranya lahir mati akibat kelainan congenital dan aspikisia.
c.Angka Kematian Balita
Angka kematian balita adalah jumlah kematian anak 0-4 tahun per 682 kelahiran hidup. Kematian balita menggambarkan tingkat kesehatan anak dan
faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan.
Pada tahun ini ada dijumpai kematian balita meskipun jumlahnya hanya 15 balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Batangtoru.
d.Angka Kematian Ibu
Angka kematian ibu maternal dan angka kematian bayi merupakan indicator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. AKI mengacu pada
jumlah kematian ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan menggunakan BPJS persalinan.
e. Morbiditas Angka Kesakitan
Tingkat kesakitan suatu Negara juga mencerminkan situasi derajat kesehatan masyarakat yang ada didalamnya. Angka kesakitan ini di dapat dari
data jumlah kunjungan puskesmas maupun puskesmas pembantu dan dari laporan bulanan melalui sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas SP2TP,
indicator yang digunakan untuk melihat kondisi kesehatan disuatu wilayah.
Universitas Sumatera Utara
60
G.Status Gizi
Dalam mengatasi masalah gizi puskesmas batangtoru telah menjalankan program usaha perbaikan gizi dalam hal ini bekerja sama dengan dinas kesehatan
dalam melaksanakan keluarga sehat. Adapun usaha yang telah dilakukan dalam mengatasi masalah gizi adalah melalui program perbaikan gizi keluarga UPGK.
Pemberian makanan tambahan untuk bayi dan balita, pemberian kapsul vitamin A untuk bayi dan balita, pemberian tablet Fe untuk ibu hamil dan nifas.
Sebagai indicator terhadap status gizi bayi dipergunakan angka berat badan lahir BBLR dan terhadap balita dengan menggunakan indicator balita
kurang energy protein KEP.
H. Pelayanan Kesehatan Dasar