12
Buku Guru Kelas VII SMP
3. Kompetensi Inti sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mencakup: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai
pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Kompetensi Inti sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada
setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan pengembangan Kompetensi Dasar KD.
Lebih lanjut, dalam pasal 77H ayat 1 penjelasan dari Kompetenisi Inti KI sebagai berikut:
1. Yang dimaksud dengan “Pengembangan Kompetensi spiritual keagamaan” mencakup perwujudan suasana belajar untuk meletakkan dasar perilaku
baik yang bersumber dari nilai-nilai agama dan moral dalam konteks belajar dan berinteraksi sosial.
2. Yang dimaksud dengan “Pengembangan sikap personal dan sosial” mencakup perwujudan suasana untuk meletakkan dasar kematangan
sikap personal dan sosial dalam konteks belajar dan berinteraksi sosial. 3. Yang dimaksud dengan “Pengembangan pengetahuan” mencakup
perwujudan suasana untuk meletakkan dasar kematangan proses berikir dalam konteks belajar dan berinteraksi sosial.
4. Yang dimaksud dengan “Pengembangan keterampilan” mencakup perwujudan suasana untuk meletakkan dasar keterampilan dalam konteks
belajar dan berinteraksi sosial.
KI Tingkat SMP Satuan Pendidikan
: SMP Kelas
: VII
Kompetensi Inti :
KI 1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli toleransi, gotong royong, santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya. KI 3: Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodiikasi, dan membuat dan ranah abstrak
menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandangteori.
13
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
E. Hakikat Pendidikan Agama Hindu
Hakikat Pendidikan Agama Hindu meliputi tiga hal, yaitu: 1. Swaarta adalah untuk peningkatan kualitas diri sendiri melalui ajaran
Tri Kaya Parisudha dan pengendalian diri. 2. Paraartha adalah pelayanan dan pengabdian terhadap sesama.
3. Paramaartha adalah untuk mencapai kebahagiaan hidup rohani dan jasmani Moksha dan Jagadhita.
Pendidikan agama Hindu yang paling penting adalah menjunjung tinggi Dharma, di antaranya nilai Sraddha, yakni keyakinan akan Brahman, Atman,
Karmaphala, Punarbhawa, dan Moksha. Pendidikan agama Hindu menekankan pada dua aspek, yaitu aspek Paroksah dan Aparoksah sidya dan apara widya
sehingga dapat melahirkan insan Hindu yang Sadhu Gunawan.
F. Tujuan Pendidikan Agama Hindu
Tujuan pendidikan agama Hindu, antara lain: 1. Menumbuh kembangkan dan meningkatkan kualitas sraddha bhakti
melalui pemberian motivasi dan pengamalan ajaran agama hindu. 2. Menumbuhkan insan Hindu yang dapat mewujudkan nilai-nilai mokshartham
jagadhita dalam kehidupannya. Dengan berlandaskan kitab suci Veda diharapkan pendidikan agama
Hindu melahirkan peserta didik yang memiliki sraddha bhakti, berakhlak mulia, berbudi pekerti yang luhur yang tercermin dalam perilaku sehari-hari,
dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia dan alam semesta, mampu memahami dan melaksanakan ajaran dalam Veda, berkarma dan
beryajña yang baik dan benar, serta mampu menjaga kerukunan intern dan antarumat beragama
G. Fungsi Agama Hindu sebagai Perekat Bangsa
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan menyebutkan bahwa pendidikan agama
berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga
kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antarumat beragama Pasal 2 ayat 1. Selanjutnya, disebutkan bahwa pendidikan agama bertujuan untuk
berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Pasal 2 ayat 2.
Sebagai warga negara, umat Hindu memiliki konsep Dharma Negara dan Dharma Agama, yang telah tertuang dalam Pesamuhan Agung Parisadha Hindu
Dharma Indonesia, yang pelaksanaannya baik tersurat maupun tersirat secara langsung maupun tidak langsung mendukung keutuhan NKRI, di antaranya:
14
Buku Guru Kelas VII SMP
1. Agama Hindu selalu mengajarkan konsep Tri Hita Karana hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan
hubungan manusia dengan alam lingkungan. 2. Agama Hindu selalu menekankan ajaran Tat Twam Asi.
3. Agama Hindu selalu mengajarkan tentang persaudaraan Wasudewa Kutumbhakam.
Untuk memenuhi fungsi-fungsi di atas, Pendidikan Agama Hindu Tingkat SMP memuat kompetensi-kompetensi pembentukan karakter,
seperti toleransi, persatuan dan kesatuan, kasih sayang, menjauhi sikap radikal, gotong royong, menghargai perbedaan, dan lain-lain. Nilai-nilai
karakter bangsa pada kompetensi Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti untuk SMP secara eksplisit tercantum dalam aspek Sraddha pada
kelas VII.
H. Ruang Lingkup, Aspek, dan Standar Pengamalan Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pendidikan agama Hindu di sekolah diajarkan konsep-konsep yang dapat menumbuhkan kembangkan keyakinan akan agama yang dianut, dengan
cakupan sebagai berikut: 1. Tri Kerangka Dasar Agama Hindu yang diwujudkan dalam:
a. Hubungan manusia dengan Sang Hyang Widhi, b. Hubungan manusia dengan manusia yang lain, dan
c. Hubungan manusia dengan lingkungan sekitar.
2. Aspek Pendidikan Agama Hindu pada SMP meliputi: a. Kitab Suci yang menekankan pada:
1 Pemahaman Weda Sruti sebagai sumber ajaran agama Hindu, dan 2 Pemahaman Weda Smrti.
b. Tattwa yang menekankan pada: 1 Pemahaman Panca Sraddha, dan
2 Pemahaman ajaran Brahman. c. Susila yang menekankan pada:
1 Pemahaman ajaran Sad atatayi, dan 2 Pemahaman ajaran Sapta Timira yang harus dikendalikan.
d. Acara yang menekankan pada: 1 Pemahaman yajňa dan jenis yajňa, dan
2 Pemahaman dasar pelaksanaan yajňa. e. Sejarah agama Hindu yang menekankan pada:
pemahaman perkembangan sejarah agama Hindu di India.