50
Buku Guru Kelas VII SMP
Meskipun kita menggolongkan karma tersebut seperti di atas, tetapi dalam kenyataannya sangat sulit bagi kita
untuk mengidentiikasi setiap karma yang kita terima saat ini. Mengenai kapan waktu kita akan menerima pahala
atas karma yang kita lakukan merupakan rahasia Ida Sang Hyang Widhi.
Oleh karena itu yang terbaik harus dilakukan adalah melaksanakan tugas sebaik-baiknya, selalu berbuat
kebaikan serta tetap yakin dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Laksanakan semua kewajiban sebagai
Yajna dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi. Jika hal itu sudah dilakukan maka Tuhan pasti akan memberikan
yang terbaik bagi kita. Apa yang seharusnya kita butuhkan pasti akan terpenuhi, sebagaimana wahyu Beliau dalam
Kitab Bhagawad Gita Bab IX Sloka 22:
“Mereka yang memuja-Ku dan hanya bermeditasi kepada-Ku saja, kepada mereka yang senantiasa gigih
demikian itu, akan Aku bawakan segala apa yang belum dimilikinya dan akan menjaga yang sudah dimilikinya”.
Adapun sifat-sifat dari hukum karmaphala yaitu: a. Bersifat pasti dan tak terbatalkan;
b. Bersifat adil sesuai dengan karma; c. Bersifat universal.
Aktivitas Siswa
Benarkah hasil perbuatan yang belum dinikmati akan dinikmati pada kelahiran berikutnya?
Jawaban Alasan
................................ .....................................................................
..................................................................... .....................................................................
Keterangan TTO
TTG
51
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
D. Kisah tentang Karmaphala
Dalam salah satu Purana, ada dikisahkan seekor burung bangau yang jahat mengaku dirinya sudah
menjadi pendeta. Sambil menangis dia menipu ikan dengan mengatakan bahwa, telaga itu akan kering. Maka
satu-persatu ikan dipindahkan ke tempat lain, padahal dimakannya dengan lahap hingga tersisa seekor kepiting
di telaga itu. Bangau mengatakan hal yang sama kepada kepiting bersedia di pindahkan, namun di tengah perjalanan
kepiting melihat duri-duri ikan bertebaran di atas tanah. Melihat hal tersebut kepiting sadar bahwa bangau juga
berniat untuk memakannya. Akhirnya si bangau jahat ini kena hukum karma, ia mati dijepit lehernya oleh si
kepiting. Si bangau pun mati karena kejahatannya, pesan dari cerita ini adalah agar kita menghindari perbuatan
jahat dan memperbanyak kebaikan. Selain itu kita juga harus membantu orang yang memerlukan dengan tidak
mengharapkan balasan.
Untuk membuktikan kebenaran Karmaphala, salah satu cara yang dapat dikaji adalah pelaku koruptor atau
pencuri uang rakyat yang sering ditayangkan di televisi maupun media masa. Akibat dari kejahatan korupsi ini
sungguh luar biasa karena korupsi merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Para koruptor yang
sudah kaya raya, masih saja tega mencuri uang rakyat.
Uang rakyat yang seharusnya dipakai untuk mengentaskan kemiskinan, membangun fasilitas sekolah, memperbaiki
infrastruktur, meningkatkan kualitas sumber daya para pengemis di pinggir jalan, dimakan secara serakah oleh
para koruptor. Andaikan saja uang rakyat tidak dicuri, maka kita sudah tidak pernah lagi melihat orang miskin
di pinggir jalan sebagai pengemis atau pengamen untuk bisa bertahan hidup.
Hukum
karmaphala dalam konteks ini mutlak berlaku. Satu per satu para koruptor pencuri uang rakyat
dihadapkan ke Pengadilan Tipikor oleh KPK. Mereka dijatuhi hukuman dengan dimasukkan ke dalam penjara
dan denda ratusan juta rupiah. Apabila dikaji dari sisi keadilan masyarakat, hukuman itu nampak ringan,
terlebih lagi bila dibandingkan dengan uang rakyat yang dicuri mencapai puluhan milyar. Para koruptor yang
sudah dipenjara ini memberikan bukti bahwa hukum karmaphala itu berlaku.
52
Buku Guru Kelas VII SMP
Saat ini para koruptor di Indonesia boleh bernafas lega karena hukumannya ringan dan dendanya sedikit.
Akan tapi kelak setelah mati, rohnya akan masuk ke neraka loka. Menurut keyakinan umat Hindu, kelak
ia bisa lahir kembali menjadi pohon mangga. Pohon mangga hanya bisa memberikan buahnya saja tanpa bisa
melawan ketika buahnya diambil. Menurut keyakinan hukum karmaphala, roh pohon mangga itu membayar
hutang karena ganjaran penjara dan dendanya sedikit.
Hukum karma akan memberikan pahala dua kali lipat bagi mereka yang menanam kebaikan. Apabila kita
tulus meringankan beban makhluk lain, sesungguhnya kita melakukan dua kali hal yang sama untuk diri kita
sendiri. Itulah esensi dari hukum karma.