Pengertian Sad Atatayi Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Guru

82 Buku Guru Kelas VII SMP yang dimaksud adalah penyakit dengan kualitas rendah ataupun dengan kualitas tinggi yang bisa menguras banyak biaya.

C. Bagian-Bagian Sad Atatayi

1. Agnida Agnida adalah cara membunuh orang dengan cara membakar rumahnya sehingga orang yang ada dalam rumahnya mati terpanggang. Para teroris yang melakukan pengeboman termasuk dalam kelompok Agnida. Contoh cerita tentang Agnida yang patut direnungkan untuk diambil hikmahnya dapat ditemukan dalam kisah Mahabharata, yang kisah singkatnya sebagai berikut: “Pada suatu ketika, Duryadana mengundang Kunti dan Panca Pandawa untuk berlibur. Di sana mereka menginap di sebuah rumah yang sudah disediakan oleh Duryadana. Duryadana mempunyai niat jahat untuk membakar rumah yang dihuni Panca Pandawa pada malam hari. Bima diberitahu oleh Widura bahwa rumah tempat menginap Ibu Kunti dan Panca Pandawa akan dibakar oleh Duryadana di malam hari. Kemudian, dibuatlah terowongan agar dapat menyelamatkan diri. Ketika malam hari, rumah tempat dewi Kunti dan Panca Pandawa menginap dibakar dan dewi Kunti dan Panca Pandawa dapat menyelamatkan diri ke hutan melalui terowongan.” Sumber: Dok. Kemendikbud Gambar 4.1 Ilustrasi menyelesaikan masalah dengan musyawarah, tidak saling membunuh 83 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 2. Visada Visada artinya meracuni baik sesama manusia maupun binatang sampai pingsan maupun, sampai mati. Hal ini adalah merupakan perbuatan dosa sebab perbuatan ini sangat bertentangan dengan hakekat hidup yang beradab. Contoh perilaku Visada dapat direnungkan dalam cerita di bawah ini. “ Seorang anak mempunyai kegemaran memancing ikan di sungai atau di kolam. Kadang-kadang ia mendapatkan banyak ikan, namun kadang-kadang ia mendapatkan sedikit ikan hasilnya tidak menentu. Pada suatu hari, ia datang ke sungai untuk memancing tapi hingga siang hari ia tidak mendapatkan seekor ikan pun. Dengan gelisah, cemas dan penuh harapan ia pergi ke sebuah warung membeli portas dan racun lainnya. Kembalilah ia ke sungai untuk melepaskan racun tadi supaya ikan-ikan besar, belut, kepiting, udang, lele baik besar maupun kecil mati dan hanyut semua. Kemudian, setelah ikan-ikan itu mati ia hanya mengambil beberapa ekor ikan besar saja sedangkan yang lainnya dibiarkan hanyut”. Perbuatan ini tidak berdasarkan Tat Twam Asi. Ini termasuk pembunuhan secara kejam dengan jalan meracuni, yang dilarang oleh ajaran agama maupun pemerintah. 3. Atharva Cara membunuh dengan kejam dalam sad atatayi dengan mempergunakan ilmu hitam. Secara antropologi, fenomena ini ternyata ada di seluruh masyarakat dunia baik yang tergolong sudah mempunyai peradaban maju maupun yang masih tergolong primitif. Bahkan di era modern ini sebagian orang masih mempercayai ilmu hitam, misalnya santet, teluh atau di Bali dikenal leak. 4. Sastraghna Sastragna adalah membunuh dengan cara membabi buta atau mengamuk. Contoh tentang hal ini dapat ditemukan dalam tragedi pembunuhan siswa taman kanak-kanak beberapa kali di Amerika Serikat. Dalam Sarasamuscaya 324 disebutkan: Sumber: http:www.google.co.id Gambar 4.2 Ilmu hitam dalam wujud rangda