142
Buku Guru Kelas VII SMP
7. Rsi Kanwa merupakan Maha Rsi yang ke VII dan dipercaya sebagai penerima wahyu Veda yang dihimpun dalam Mandala VIII. Mandala
inilah sebagian besar memuat mantra-mantra yang diturunkan melalui keluarga Kanwa. Berdasarkan pendekatan historis, Veda diturunkan
pertama kali pada zaman Krta Yuga.
Kemudian dipelihara pada zaman Dwapara Yuga sehingga pada masa ini sangat perlu adanya kodiikasi Veda oleh Bhagawan Wyasa atau Bhagawan
Krishna Dwipayana. Siswa-siswa yang membantu Beliau adalah: 1. Bhagawan Pulaha, khusus menghimpun mantra-mantra menjadi Rgveda
Samhita. 2. Bhagawan Jaimini, khusus menghimpun mantra-mantra yang kemudian
dikenal dengan Samaveda Samhita. 3. Bhagawan Waisampayana, khusus menghimpun mantra-mantra yang
kemudian dikenal dengan himpunan Yayurveda Samhita. 4. Bhagawan Sumantu, khusus menghimpun mantra-mantra kemudian
dikenal himpunannya sebagai Atharwaveda Samhita.
143
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Bab
11
Pembelajaran
Dan Penilaian
Agama Hindu
Dan Budi Pekerti
144
Buku Guru Kelas VII SMP
A. Ruang Lingkup Materi SMP Kelas VII
Ruang lingkup Buku Guru ini memuat Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar KD Kelas VII yang akan diajarkan menjadi pokok bahasantopik atau
materi pembelajaran dalam satu tahun pelajaran, yaitu:
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1 Membiasakan mengucapkan salam agama Hindu.
1.2 Membiasakan mengucapkan Dainika Upasana doa sehari-hari.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli toleransi,
gotong royong, santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
2.1. Toleran terhadap sesama, keluarga, dan lingkungan dengan cara menyayangi
ciptaan Sang Hyang Widhi Ahimsa. 2.2. Berperilaku jujur Satya, menghargai dan
menghormati Tat Tvam Asi makhluk ciptaan Sang Hyang Widhi.
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata 3.1 Memahami konsepsi Avatara, Deva, dan
Bhatara dalam agama Hindu. 3.2 Memahami ajaran Karmaphala Tattva
sebagai bagian dari Sraddha. 3.3 Memahami Mantram dan Sloka veda
sebagai penyelamat manusia 3.4 Memahami ajaran Sad Atatayi sebagai
perbuatan yang harus dihindari. 3.5 Memahami ajaran Sapta Timira sebagai
perilaku yang harus dihindari. 3.6 Memahami ajaran Yajñā dan kualitas
Yajñā. 3.7 Memahami konsep ketuhanan dalam
agama Hindu 3.8 Memahami Veda dan batang tubuh Veda.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret menggunakan, mengurai,
merangkai, memodiikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori
4.1 Menceritakan konsepsi Avatara, Deva, dan Bhatara dalam agama Hindu
4.2 Menunjukkan contoh Karmaphala Tattva dalam kehidupan
4.3 Melantunkan Mantram dan Sloka veda sebagai penyelamat manusia.
4.4 Menceritakan perilaku Sad Atatayi yang harus dihindari
4.5 Menceritkan perilaku Sapta Timira yang harus dihindari
4.6 Menyebutkan contoh Yajñā yang bersifat Sātvika, Rajasika, dan Tamasika.
4.7 Menceritakan konsepsi ketuhanan dalam agama Hindu.
4.8 Mengelompokkan Veda dan batang tubuh Veda.
dicapai secara efektif dan eisien. Dengan demikian, strategi pembelajaran
145
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
KD Kelas VII menjadi pokok bahasantopik atau materi pembelajaran dalam bentuk BAB. Guru diberikan kewenangan untuk mengatur dari Enam Bab ini
menjadi Dua Semester sesuai dengan kebutuhan di sekolah masing-masing. Pemilahan tersebut hendaknya disesuaikan dengan kalender pendidikan dari
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga materi pokok dapat disampaikan kepada peserta didik secara tuntas. Untuk Kelas VII ini, materi akan dibagi ke
dalam dua semester, yakni Semester I terdiri dari Bab 1, 2, 3 dan 4. Sedangkan Semester II terdiri dari Bab 5, 6, 7 dan 8.
Dengan demikian, dalam pelaksanaan evaluasinya baik dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah tengah semester UTS maupun ulangan akhir semester
UAS, ujian sekolah US dapat tercapai dan terukur untuk penentuan kenaikan kelas, dan kelulusan pada jenjang Kelas VII.
B. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
1. Strategi Pembelajaran
Sebelum masuk ke strategi pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti perlu dimulai dengan memahami makna dari apa yang dimaksud
dengan strategi pembelajaran. Strategi adalah usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan rangkaian kegiatan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran
yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan
suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan
dalam mencapai tujuan. Begitu juga seorang Pendidik yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi
agar hasil belajar peserta didik mendapat prestasi yang terbaik. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan seorang guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan eisien. Dengan demikian, strategi pembelajaran
adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar peserta didik.
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada tiga jenis strategi yang
berkaitan dengan pembelajaran, yakni: