81
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
mempunyai fungsi panyupatan, atau mengangkat derajat kemuliaan hewan atau tumbuhan yang
dikorbankan untuk kepentingan Yajña; 3. percobaan ilmu pengetahuan;
4. kesehatan tubuh kita; dan 5. menjaga keseimbangan populasi hewan. Hal ini
dilakukan agar populasi hewan tidak banyak sehingga tidak membahayakan keselamatan manusia.
B. Pengertian Sad Atatayi
Coba kamu amati Sloka yang tertuang dalam kitab Sarascamuscaya, lalu cari berbagai informasi tentang
maksud Sloka Sarascamuscaya di bawah ini
Sad Atatayi terdiri dari kata sad dan atatayi. Sad berarti enam dan atatayi berarti cara melakukan pembunuhan.
Dengan demikian, sad atatayi berarti enam cara untuk melakukan pembunuhan. Sesungguhnya Veda sebagai Kitab
Suci Hindu memberikan tuntunan tentang Ahimsakarma, yaitu larangan untuk untuk melakukan pembunuhan
terhadap sesama makhluk hidup dengan motivasi balas dendam dan kemarahan. Dalam ajaran Ahimsakarma,
membunuh manusia ataupun membunuh seekor semut berarti melakukan karma buruk yang pasti akan dipetik
buahnya di kemudian hari.
Dalam Kitab Nitisataka disebutkan bahwa rusa-rusa yang sedang merumput di lapangan yang hijau, ikan-ikan
yang sedang berenang di telaga yang jernih dipanah dan dipancing oleh manusia untuk alasan kesenangan dan
kesehatan. Akibat dari semua itu, tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang terhindar dari penyakit. Penyakit
82
Buku Guru Kelas VII SMP
yang dimaksud adalah penyakit dengan kualitas rendah ataupun dengan kualitas tinggi yang bisa menguras
banyak biaya.
C. Bagian-Bagian Sad Atatayi
1. Agnida Agnida adalah cara membunuh orang dengan
cara membakar rumahnya sehingga orang yang ada dalam rumahnya mati terpanggang. Para teroris yang
melakukan pengeboman termasuk dalam kelompok Agnida.
Contoh cerita tentang Agnida yang patut direnungkan untuk diambil hikmahnya dapat
ditemukan dalam kisah Mahabharata, yang kisah singkatnya sebagai berikut:
“Pada suatu ketika, Duryadana mengundang Kunti dan Panca Pandawa untuk berlibur. Di sana
mereka menginap di sebuah rumah yang sudah disediakan oleh Duryadana. Duryadana mempunyai
niat jahat untuk membakar rumah yang dihuni Panca Pandawa pada malam hari. Bima diberitahu oleh
Widura bahwa rumah tempat menginap Ibu Kunti dan Panca Pandawa akan dibakar oleh Duryadana di
malam hari. Kemudian, dibuatlah terowongan agar dapat menyelamatkan diri. Ketika malam hari, rumah
tempat dewi Kunti dan Panca Pandawa menginap dibakar dan dewi Kunti dan Panca Pandawa dapat
menyelamatkan diri ke hutan melalui terowongan.”
Sumber: Dok. Kemendikbud
Gambar 4.1 Ilustrasi menyelesaikan
masalah dengan musyawarah, tidak saling
membunuh