pelaksanaan tindakan yang sebelumnya telah direncanakan oleh peneliti. Pengamatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data penelitian.
Dalam melakukan pengamatan, guru bekerjasama dengan pengamat dari luar.
4. Refleksi terhadap tindakan Refleksi adalah kegiatan mengingat kembali proses yang telah
dilakukan selama penelitian Arikunto, 2010: 19. Pada tahap refleksi peneliti juga melakukan pengolahan atau pengkajian seluruh data-data
yang sudah diperoleh. Tahap refleksi ini bertujuan untuk menguji hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kanisius Kintelan I yang terletak di Jalan Ireda no. 18, D.I.Yogyakarta. Alasan peneliti memilih SD Kanisius
Kintelan, karena pada saat peneliti melakukan observasi, peneliti melihat adanya keunikan pada SD Kanisius Kintelan. Keunikan yang dimaksud
adalah sikap siswa yang sulit untuk diatur dan berdasarkan hasil observasi, siswa terlihat kurang memiliki sikap gotong royong.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah sekelompok siswa kelas II SD yang berjumlah 25 anak, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14
siswa perempuan. Siswa kelas II terdiri dari berbagai macam latar belakang keluarga, sehingga karakter siswa menjadi beragam. Penelitian pada kelas II
dimaksudkan agar siswa dapat menanamkan sikap gotong royong sejak dini.
3.2.3 Objek Penelitian
Obyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan sikap gotong royong yang didalamnya memuat 3 Aspek, yaitu peningkatan sikap
Kognitif, aektif dan konatif bagi siswa Kelas II di SD Kanisius Kintelan I tahun pelajaran 20152016, melalui pembelajaran PKn dengan model
cooperative learning tipe jigsaw.
3.2.4 Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian adalah saat pembelajaran PKn, pada awal ajaran baru dimulai. Peneliti melakukan
penelitian pada awal ajaran baru karena KI dan KD yang akan dicapai ada pada awal ajaran baru, sehingga peneliti melakukan penelitian di awal
ajaran baru. Peneliti melakukan penelitian dengan bantuan guru kelas. Penelitian siklus I dilakukan tanggal 10 Agustus 2015 dan 24 Agustus 2015.
Siklus kedua dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2015 dan 7 September 2015.
3.3 Rancangan Tindakan 3.3.1 Persiapan
Persiapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas bagi siswa kelas II SD Kanisius Kintelan I adalah sebagai berikut:
1. Peneliti meminta izin kepada Kepala SD Kanisius Kintelan I untuk melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas pada kelas II SD Kanisius
Kintelan I. 2. Peneliti melakukan observasi keadaan pembelajaran PKn pada kelas II
dan pada siswa kelas II untuk memperoleh gambaran mengenai kegiatan pembelajaran PKn serta karakteristik siswanya.
3. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas I untuk mendapatkan gambaran mengenai sika gotong royong yang dimiliki siswa.
4. Peneliti mengidentifikasi masalah yang muncul pada pembelajaran di kelas II.
5. Peneliti menganalisis masalah belajar siswa yang telah di identifikasi, mengenai materi gotong royong
6. Merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis 7. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus
8. Peneliti membuat gambaran awal mengenai kemampuan berdiskusi siswa kelas II pada materi gotong royong
9. Peneliti dibantu oleh guru mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok, yang menggunakan KTSP Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan 10. Peneliti menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan PembelajaranRPP,
Lembar Kerja SiswaLKS, dan instrumen penelitian untuk penelitian, setra memperkirakan lama waktu yang dibutuhkan.
3.3.2 Rancangan Tiap Siklus 3.3.2.1 SIKLUS I
Siklus pertama dilakukan dengan dua kali pertemuan. Masing-masing pertemuan menggunakan 2 JP, dengan durasi 35 menit disetiap JP.
3.3.2.1.1 Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan meliputi: menentukan SK dan KD, menyusunan RPP menggunakan model cooperative learning tipe
jigsaw, menyusun strategi berdiskusi untuk siswa, dan instrumen penelitian.
3.3.2.1.2 Pelaksanaan 1. Pertemuan I
1. Guru memberikan 3 contoh kegiatan gotong royong
2. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan
video pembelajaran tentang tolong menolong, hidup rukun, dan saling berbagi.
3. Guru menjelaskan pengertian tolong menolong, hidup rukun, dan
saling berbagi. 4.
Guru mengajak siswa mendalami materi tersebut lewat teks bacaan.
5. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok kelompokasal,
setiapkelompokterdiridari 6 siswa yang heterogen. 6.
Setiap 2 siswadalam 1 kelompokdiberikanmateri yang sama. -
Siswa 1 dan 2 mendapatkanmateri pengertian hiduprukun dan contoh hidup rukun
- Siswa 3 dan 4 mendapatkanmateri pengertian salingberbagi
dan contoh saling berbagi -
Siswa 5 mendapatkanmateri pengertian tolongmenolong dan contoh tolong menolong
- Setiap siswa memakai name tag sesuai dengan kelompoknya.
7. Setiap siswa yang memperolehmaterisamapadasetiap kelompok
awal, berkumpuldalamkelompok baru kelompokahli yang sesuaidenganbidangmateri
yang didapatuntukmendiskusikansubbabmereka.
8. Setiapkelompokahlimendapatkansoaldari guru.
9. Soal yang diberikan guru berupa pengalamansiswa melakukan
kegiatan gotong rotong tolong menolong, hidup rukun, saling berbagi.
10. Siswa secara berkelompok mengerjakan soal yang diberikan guru.
11. Setelahselesaiberdiskusidengankelompokahli,
setiapanggotakembalikekelompokasaluntukbergantianmengajarte mansatukelompokmerekatentangsubbabyang
merekakuasaidantiapanggotalainnyamendengarkandengansunggu h-sungguh.
12. Setelah kelompok siswa ahli selesai saling mengajar di kelompok
asal, setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya.
13. Guru memberikan evaluasi hasil diskusi kelompok secara
bersama-sama. 14.
Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja para siswa dengan tepuk tangan.
15. Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing.
16. Siswa mengerjakan soal akhir yang diberikan oleh guru.
17. Guru mengumpulkan jawaban siswa untuk dievaluasi.
2. Pertemuan II
1. Guru bertanya kepada siswa mengenai pengalaman bergotong
royong yang pernah mereka lakukan 2.
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan berbagai jawaban yang berbeda-beda
3. Guru mengajak siswa mengingat kembali materi pembelajaran
mengenai pengertian dan contoh gotong royong 4.
Guru bertanya kepada siswa mengenai kegiatan yang mencerminkan hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong
dalam kehidupan. 5.
Guru mengajak siswa mendalami materi tersebut lewat teks bacaan ataupun PPT.
6. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok kelompo asal, setiap
kelompok terdiri dari 5 siswa yang heterogen. 7.
Setiap 2 siswa dalam 1 kelompok diberikan materi yang sama. -
Siswa 1 dan 2 mendapatkan materi peran penting gotong royong di rumah
- Siswa 3 dan 4 mendapatkan materi peran penting gotong
royong di kelas -
Siswa 5 mendapatkan materi peran penting gotong royong di sekolah
- Setiap siswa memakai name tag sesuai dengan kelompoknya.
8. Setiap siswa yang memperolehmaterisamapadasetiap kelompok
awal, berkumpuldalamkelompok baru kelompokahli yang sesuaidenganbidangmateri
yang didapatuntukmendiskusikansubbabmereka.
9. Siswa diijinkan membaca buku sumber yang berkaitan dengan
materi. 10.
Siswa berdiskusi di dalam kelompok ahli 11.
Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli, anggota kelompok ahli kembali pada kelompok asal untuk bergantian
mengajari teman dari kelompok asal tentang subbab yang sudah mereka kuasai.
12. Setiap anggota kelompok asal mendengarkan dengan sungguh-
sungguh materi dari subbab yang diajarkan oleh temannya. 13.
Setelah kelompok siswa ahli selesai saling mengajar di kelompok asal, setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya.
14. Setelah kelompok siswa ahli selesai saling mengajar di kelompok
asal, setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya. 15.
Setelah sesuai dengan harapan selanjutnya guru memberikan evaluasi hasil diskusi kelompok secara bersama-sama.
16. Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja para siswa dengan
tepuk tangan. 17.
Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. 18.
Siswa mengerjakan soal akhir yang diberikan oleh guru. 19.
Guru mengumpulkan jawaban siswa untuk dievaluasi.
3.3.2.1.3 Observasi
Dalam melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti akan dibantu oleh satu orang guru dan rekan peneliti mahasiswa yang masing-
masing memiliki tugas yang bertindak sebagai pengamat pembelajaran, dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama pembelajaran
berlangsung dan mencatat kejadian –kejadian yang terjadi selama proses
belajar mengajar berlangsung.
3.3.2.1.4 Refleksi
Setelah melakukan observasi, peneliti bersama dengan guru kelas mengidentifikasi kembali kesulitan atau hambatan dan kejadian khusus
yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Refleksi dari observasi ini akan dijadikan pedoman untuk perbaikan
pembelajaran pada siklus II, agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan memperoleh kompetensi yang harus dicapai.
3.3.2.2 SIKLUS II
Setelah memiliki gambaran dari siklus I, peneliti menerapkan siklus II. Sama dengan siklus I, siklus II dilakukan dengan dua kali pertemuan. Masing-
masing pertemuan menggunakan 2 JP, dengan durasi 35 menit disetiap JP.
3.3.2.2.1 Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan sama dengan siklus I, yang meliputi: menentukan SK dan KD, menyusunan RPP menggunakan model
cooperative learning tipe jigsaw, menyusun strategi berdiskusi untuk siswa, mempersiapkan instrumen penelitian, menyusun soal evaluasi.
3.3.2.2.2 Pelaksanaan 1. Pertemuan I
1. Guru bertanya kepada siswa tentang materi sebelumnya mengenai
pengertian gotong royong 2.
Guru bertanya kepada siswa tentang materi sebelumnya mengenai pengertian, contoh, dan peran penting gotong royong
3. Guru bertanya kepada siswa apa yang mereka mengenai
pengalam bergotong royong. 4.
Guru memberikan contoh kegiatan hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong dalam kehidupan lewat gambar gotong
royong dalam kehidupan. 5.
Guru mengajak siswa mendalami materi gotong royong melalui teks bacaan.
6. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok kelompok asal,
setiap kelompok terdiri dari 5 siswa yang heterogen. 7.
Setiap 2 siswa dalam 1 kelompok diberikan materi yang sama. -
Siswa 1 dan 2 mendapatkan materi mengenai ciri-ciri bergotong royong.
- Siswa 3 dan 4 mendapatkan materi materi mengenai
pengalaman bergotong royong. -
Siswa 5 mendapatkan materi materi mengenai contoh positif bergotong royong.
- Setiap siswa memakai name tag sesuai dengan kelompoknya.
8. Setiap siswa yang memperolehmaterisamapadasetiap kelompok
awal, berkumpuldalamkelompok baru kelompokahli yang sesuaidenganbidangmateri yang
didapatuntukmendiskusikansubbabmereka. 9.
Siswa dalam kelompok mendiskusikan mengenai tugas yang didapat.
10. Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli, anggota
kelompok ahli kembali pada kelompok asal untuk bergantian mengajari teman dari kelompok asal tentang subbab yang sudah
mereka kuasai. 11.
Setiap anggota kelompok asal mendengarkan dengan sungguh- sungguh materi dari subbab yang diajarkan oleh temannya.
12. Setelah kelompok siswa ahli selesai saling mengajar di kelompok
asal, setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya. 13.
Setelah sesuai dengan harapan selanjutnya guru memberikan evaluasi hasil diskusi kelompok secara bersama-sama.
14. Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja para siswa dengan
tepuk tangan. 15.
Guru menyebutkan 3 contoh manfaat hidup rukun, tolong menolong, dan saling berbagi.
16. Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing.
17. Siswa mengerjakan soal akhir yang diberikan oleh guru.
18. Guru mengumpulkan jawaban siswa untuk dievaluasi.
2. Pertemuan II
1. Guru bertanya kepada siswa tentang materi sebelumnya mengenai
ciri-ciri gotong royong 2.
Guru bertanya kepada siswa mengenai kegiatan gotong royong yang telah dilakukan pada pagi hari
3. Guru memberikan contoh dampak tidak adanya kegiatan
bergotong royong dalam kehidupan lewat gambar gotong royong dalam kehidupan.
4. Guru mengajak siswa mendalami materi lewat teks bacaan.
5. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok kelompok asal,
setiap kelompok terdiri dari 5 siswa yang heterogen. 6.
Setiap 2 siswa dalam 1 kelompok diberikan materi yang sama.
- Siswa 1 dan 2 mendapatkan materi mengenai tidak adanya
gotong royong sekolah. -
Siswa 3 dan 4 mendapatkan materi mengenai tidak adanya gotong royong masyarakat.
- Siswa 5 mendapatkan materi mengenai tidak adanya gotong
royong sekolah rumah. -
Setiap siswa memakai name tag sesuai dengan kelompoknya. 7.
Setiap siswa yang memperoleh materi sama pada setiap kelompok awal, berkumpul dalam kelompok baru kelompok ahli yang
sesuai dengan bidangmateri yang didapat untuk mendiskusikan sub bab mereka.
8. Dalam setiap kelompok ahli, guru membagikan 6 buah gambar
contoh tidak adanya gotong royong sesuaisub bab yang didapatkan :
- 3 gambar ontoh tidak adanya gotong royong di sekolah
- 3 gambar contoh tidak adanya gotong royong di rumah
- 3 gambar contoh tidak adanya gotong royong di masyarakat
9. Siswa dalam kelompok ahli berdiskusi bersama mengenai materi
yang didapat 10.
Siswa diperbolehkan membaca buku sumber. 11.
Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli, anggota kelompok ahli kembali pada kelompok asal untuk bergantian
mengajari teman dari kelompok asal tentang subbab yang sudah mereka kuasai.
12. Setiap anggota kelompok asal mendengarkan dengan sungguh-
sungguh materi dari subbab yang diajarkan oleh temannya. 13.
Setelah kelompok siswa ahli selesai saling mengajar di kelompok asal, setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya.
14. Setelah sesuai dengan harapan selanjutnya guru memberikan
evaluasi hasil diskusi kelompok secara bersama-sama.
15. Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja para siswa dengan
tepuk tangan. 16.
Guru menyebutkan 3 contoh dampak tidak ada gotong royong. 17.
Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. 18.
Siswa mengerjakan soal akhir yang diberikan oleh guru. 19.
Guru mengumpulkan jawaban siswa untuk dievaluasi.
3.3.2.2.3 Observasi
Peneliti dalam melakukan penelitian tindakan kelas, akan dibantu oleh satu orang guru dan rekan peneliti yang masing-masing diberikan tugas untuk
bertindak sebagai pengamat pembelajaran, dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung dan mencatat kejadian
–kejadian yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. Setelah observasi
berlangsung, peneliti dan guru kelas melakukan evaluasi siklus II
3.3.2.2.4 Refleksi
1. Peneliti bersama guru kelas mengidentifikasi kesulitan atau hambatan dan kejadian khusus yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung di kelas
II. Kemudian peneliti membandingkan analisis siklus I dan siklus II serta mengambil kesimpulan tentang kemampuan kerja sama antar anggota
kelompok dan memberikan tes pada setiap individu. 2. Peneliti bersama guru kelas menganalisis dan membandingkan siklus I dan
siklus II, kemudian mengambil kesimpulan ada atau tidak peningkatan sikap gotong royong siswa, setelah melaksanakan pembelajaran PKn dengan
menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe Jigsaw.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi dan kuesioner.
3.4.1 Wawancara
Cara yang digunakan oleh peneliti untuk meneliti tingkat pemahaman siswa terhadap nilai gotong royong adalah wawancara.
Siswa diberikan pertanyaan seputar pemahaman mereka mengenai nilai nilai gotong royong. Wawan cara ini dilakukan untuk mengukur tingkat
pemahaman siswa. Masidjo 1995: 72 mengungkapkan, wawancara adalah suatu proses tanya jawab sepihak antara pewawancara
interviewer dan yang diwawancara interviewee, yang dilaksanakan sambil bertatap muka, baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan maksud memperoleh jawaban dari interviewee. Pada penelitian ini, peneliti mewawancarai guru kelas II dan guru kelas I, wali kelas dari
siswai kelas II SD Kanisius Kintelan I, dengan memperbolehkan narasumber untuk menjawab pertanyaan tanpa pilihan jawaban atau
memberikan kebebasan narasumber untuk memberikan jawaban.
3.4.2 Observasi
Masidjo 1995: 59 mendefinisan observasi adalah suatu teknik yang dilaksanakan secara langsung atau tidak langsung dan
secara teliti terhadap suatu gejala dalam suatu situasi di suatu tempat. Observasi dilakukan berdasarkan rubrik observasi yang digunakan
sebagai pedoman observasi. Observasi dilakukan oleh peneliti dibantu oleh guru kelas dan teman mahasiswa. Peneliti melakukan observasi
3.4.3 Kuesioner
Kuesioner diberikan kepada siswa untuk mengetahui sikap gotong royong siswa. Masidjo 1995: 70 mendefinisikan kuesioner adalah suatu
daftar pernyataan atau pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap, yang harus dijawab oleh responden mengenai pribadinya atau hal-hal yang
diketahuinya. Pemberian kuesioner berpedoman pada skala Likert. Skala Likert
meminta responden untuk memberikan jawaban atau tanggapan dalam skala ukur yang6r telah disediakan, misalnya sangat setuju SS, setuju
S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Kuesioner yang diberikan kepada siswa terdiri dari 16 aitem pernyataan yang harus
dijawab oleh siswa sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 16 aitem pertanyaan yang diberikan kepada siswa didapat dari aitem soal valid
yang dipersiapkan oleh peneliti. Tabel. 3.1 Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
Favorabel Unfavorabel
Sangat Setuju SS 5
1 Setuju S
4 2
Cukup Setuju CS 3
3 Tidak Setuju TS
2 4
Sangat Tidak Setuju STS 1
5
Jawaban yang disediakan memiliki rentangan skor 1-5. Pada aitem pernyataan favourable, jawaban siswa yang memilih sangat setuju
mendapatkan skor 5 dan sangat tidak setuju mendapatkan skor 1. Sebaliknya, pada aitem pernyataan unfavourable, jawaban siswa yang
memilih sangat setuju akan mendapat nilai 1 dan tidak setuju mendapatkan skor 5. Dalam kesioner yang diberikan, tidak disediakan
alternatif jawaban cukup setuju CS, dengan skor 3, karena hasil skala sikap menjadi kurang variatif, saat responden cenderung memilih cukup
setuju CS.
3.5 Instrumen penelitian 3.5.1 Pedoman Wawancara