Karakteristik Cooperative Learning Tujuan Cooperative Learning Strategi pembelajaran cooperative learning dikembangkan Tujuan PKn

13 dipengaruhi kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat mereka. 6. Evaluasi proses kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, melainkan bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran cooperative learning.

2.1.1.3 Karakteristik Cooperative Learning

Hosnan2014: 242 menyebutkan karakteristik cooperative learning, diantaranya adalah 1. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif yang bertujuan memahami dan menguasai materi akademis. 2. Setiap anggota didalam sebuah kelompok, memiliki pengetahuan yang beragam. 3. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kalompok kooperatif berbeda suku, budaya dan jenis kelamin. 4. Sistem penghargaan berorientasi pada kelompok. 14

2.1.1.4 Tujuan Cooperative Learning Strategi pembelajaran cooperative learning dikembangkan

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setidaknya tiga tujuan pembelajaran Ibrahim, dkk., dalam Hosnan, 2014: 239. 1. Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Cooperative learning membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. 2. Pembelajaran cooperative learning mengajarkan siswa menerima perbedaan, baik dalam hal ras, kelas sosial, budaya, kemampuan dan ketidakmampuan. Siswa berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda dan kondisi, siswa diberikan peluang untuk bekerja saling bergantung satu sama lain mengenai tugas-tugas bersama. 3. Mengajarkan siswa ketrampilan kerjasama dan kolaborasi. Kedua keterampilan ini penting karena anak muda dan orang dewasa saat ini masih kurang dalam menerapkan keterampilan sosial. Kerjasama dan kolaborasi menimbulkan interaksi yang positif.

2.1.1.5 Manfaat Cooperative learning

Manfaat cooperative learning tipe jigsaw menurut Jhonson dan Jhonson dalam rusman, 2013: 219 diantaranya adalah meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan daya ingat, dapat mencapai taraf penalaran tingkat tinggi, dapat menumbuhkan 15 memotivasi intrinsikkesadaran individu, meningkatkan hubungan sosial antar manusia, meningkatkan sikap positif anak terhadap sekolah, meningkatkan sikap positif terhadap guru, meningkatkan harga diri anak, meningkatkan perilaku positif terhadap penyesuaian sosial, dan meingkatkan keterampilan hidup bergotong royong. Jarolimek dan parker dalam Isjoni, 2013: 36 memaparkan, keunggulan-keunggulan yang diperoleh dalam cooperative learning yaitu memiliki ketergantungan positif satu sama lain, terdapat pengakuan dalam respon perbedaan individu, siswa diikutsertakan dalan perencanaan dan pengelolaan kelas, suasana kelas menjadi rileks dan menyenangkan, terjalin hubungan hangat dan bersahabat antar seluruh anggota kelas, dan memiliki kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan. Dapat disimpulkan bahwa cooperative learning merupakan teknik pembelajaran kooperatif dengan menggunakan pengelompokan siswa secara heterogen, dimana setiap individu memiliki tanggung jawab pada penguasaan materi nbelajar dan mampu memberikan pengajaran pada kelompok asal. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki manfaat bagi siswa, yaitu mampu melatih siswa untuk berkomunikasi di dalam kelompok dengan cara menyampaikan pendapat di dalam kelompok, 16 menerima dan menyampaikan informasi di dalam kelompok, dan berdinamika bersama kelompok, sehingga dapat melatih siswa untuk meningkatkan rasa gotong royong. 2.1.2 Jigsaw 2.1.2.1 Definisi jigsaw Hosnan 2014: 247 menjelaskan tipe jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang mengharuskan siswa aktif dan saling membantu untuk menguasai materi pembelajaran. Johnson dalam Hosnan, 2014 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ialah kegiatan belajar secara kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama sampai kepada pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok.

2.1.2.2 Langkah-langkah jigsaw

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut Rusman, 2013: 218 : 1. Siswa dikelompokkan dengan anggota kurang lebih empat orang; 2. Setiap anggota kelompok diberi materi dan tugas yang berbeda; 3. Anggota dari kelompok yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru kelompok ahli; 17 4. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok asal tentang materi yang telah mereka pelajari; 5. Setiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi; 6. Guru memberikan evaluasi Slavin dalam Hosnan, 2014: 249 mengemukakan beberapa aktivitas Jigsaw, meliputi : 1. Membaca Siswa mendapatkan topik-topik permasalahan untuk dibaca sehingga mendapatkan informasi dari permasalahan yang dihadapi. 2. Diskusi kelompok ahli Siswa yang telah mendapatkan topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok kelompok ahli untuk mendiskusikan topik permasalahan tersebut didalam kelompok. 3. Laporan kelompok Kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan hasil diskusi tim ahli yang didapat. 4. Kuis Seluruh siswa mendapat kuis individu yang mencakup semua topik permasalahan. 5. Perhitungan Skor kelompok. 18 Langkah-langkah yang dialkukan peneliti sesuai dengan langkah- langkah jigsaw pada umumnya, yaitu, peneliti membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, yang disebut kelompok awal. Kemudian peneliti memberikan masalah pada setiap anggota masing-masing kelompok awal. Setelah itu, setiap kelompok mengirimkan perwakilan dengan tugas yang sama, untuk masuk ke dalam kelompok ahli. Kemudian kelompok ahli berdiskusi mengenai tugas yang diberikan. Pada tahap berdiskusi, kelompok ahli diperbolehkan mencari sumber dari buku yang berkaitan dengan tugas yang diberikan. Wakil dari setiap kelompok, kembali pada kelompok awal, kemudian membahas hasil diskusi di kelompok ahli. Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli, siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. 2.1.3 Sikap 2.1.3.2 Definisi Sikap Secord dan Backman dalam Azwar, 2007: 5 mengatakan bahwa sikap adalah kerangka pemikiran merupakan suatu sikap konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek. LaPierre dalam Azwar, 2007:5 menuturkan sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu bentuk reaksi perasaan dan pemahaman, yang diungkapkan melalui tindakan. 19

2.1.3.2 Komponen Sikap

Kothandapani dalam Azwar, 2015: 24 merumuskan komponen sikap menjadi 3, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, komponen konatif. Mann dalam Azwar, 2015: 24 menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan streotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Komponen konatif berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau ntuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara tertentu. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak favorable maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak unfavorable pada objek tersebut Berkowitz, dalam Azwar, 1995. Dapat diambil kesimpulan dari penjabaran penjelasan diatas, bahwa sikap merupakan respons terhadap rangsangan sosial afeksi perasaan, kognisi pemikiran, dan konatif tindakan.

1. Kognitif

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang terhadap apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap Azwar, 1995. Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, dan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu Mann dalam Azwar, 1995. 20

2. Afektif

Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang Azwar, 1995.

3. Konatif

Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang sedang dihadapinya Azwar, 1995. 2.1.4 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2.1.4.1 Definisi PKn Kewarganegaraan adalah materi yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam, baik dari segi agama, sosio-kultura, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, trampil, dan berkarakter Depdiknas dalam Aryani 2010: 39. Winataputra dalam Winarno, 2013: 7 mendefinisikan pendidikan kewarganegaraan sebagai suatu bidang kajian yang memiliki objek telaah kebijakan dan budaya kewarganegaraan, menggunakan disiplin ilmu yang relevan, yang secara koheren diorganisasikan dalam bentuk program 21 kurikuler kewarganegaraan, aktivitas sosial-kultural kewarganegaraan dan kajian ilmiah kewaganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk diterapkan pada sekolah dasar, karena pendidikan kewarganegaraan dapat melatih terbentuknya karakter siswa yang dapat dipelajari melalui materi nilai pada mata pelajaran PKn.

2.1.4.2 Tujuan PKn

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan menurut buku kurikulum KTSP dalam Aryani, 210: 116 adalah sebagai berikut : 1. Mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu mengenai PKn. 2. Mampu berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi. 3. Mampu berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsabangsa lainnya. 4. Mampu berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. 22

2.1.4.3 Fungsi Pendidikan Pkn

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV D SD HJ ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG

1 16 325

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD.

0 0 29

Peningkatan sikap kedisiplinan dalam pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran paradigma pedagogi reflektif bagi siswa kelas III reflektif di SD Kanisius Kintelan.

7 53 249

Peningkatan sikap gotong royong melalui pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model cooperative learning tipe jigsaw untuk siswa kelas II DI SD Kanisius Kadirojo tahun 2015/2016.

11 99 182

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Klepu dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

0 1 291

Peningkatan minat dan prestasi belajar PKn melalui penerapan model kooperatif tipe JIGSAW II pada siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran.

0 0 214

Peningkatan minat dan prestasi belajar melalui penerapan model kooperatif tipe Jigsaw II dalam pembelajaran PKN pada siswa kelas IV SD Kanisius Minggir.

0 2 288

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS KINTELAN I YOGYAKARTA.

1 1 212

PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS V SD NEGERI 1 PEDES.

0 1 157