Peralatan Jenis Kerajinan Perak di HS Silver Kotagede Yogyakarta.

6. Jabung, bahan ini terbuat dari serbuk batu bata, getah dammar dan minyak kelapa. Fungsinya sebagai penehan atau bantalan kerajinan perak supaya bentuk kerajinan itu tidak rusak ketika tahap pengukiran dilakukan.

E. Peralatan

- Kowi - Pompa - Tungku peleburan - Gunting - Pinset - Mesin press - Palu - Sikat kawat - Solder - Tang - Paku ukir - Draw Plate Tahap awal pembuatan kerajinan perak di HS Silver dengan membuat batangan perak. Mencampurkan perak dan tembaga kedalam kowi dan dipanaskan didalam tungku peleburan hingga perak dan tembagabv meleleh dan tercampur, kemudian campuran itu dituang kedalam cetakan untuk dibentuk menjadi batangan perak.

F. Jenis Kerajinan Perak di HS Silver Kotagede Yogyakarta.

Kerajinan perak di HS Silver ada dua jenis, yaitu Filigree dan Solid massive Silver. Yaitu: 1. Filigree benang atau kawat perak adalah kerajinan perak yang dibuat dari benang perak yang disusun dan dibentuk hingga menjadi bentuk model yang diinginkan. Contohnya: miniatur, perhiasaan, dan aksesoris. 2. Solid Silver yaitu kerajinan yang dibuat dari perak padat atau lempengan, misalnya peralatan dapur dan perhiasan. G. Cara Membuat 1. Pembuatan kerajinan perak filigree di HS Silver Setelah mendapatkan batangan perak kecil, tahap selanjutnya adalah pembuatan benang atau kawat perak. Panjang dan diameter batangan perak harus sesuai dikecilkan dengan cara dipress untak mendapatakan ukuran diameter yang diinginkan, kemudian batangan yang sudah dipress harus dikecilkan lagi menggunakan Draw plate untuk mendapatkan ketebalan atau diameter kawat tertentu. Dengan cara tersebut penarikan kawat melalui lubang draw plate terkecil, akan diperoleh benang perak halus yang sangat berstruktur seperti seutas tali. Cara pemintalan atau pemilinannya adalah dua benang perak halus disatukan kemudial dipilin menggunakan roda pemintal. Benang perak yang sudah dipilin ini digunakan sebagai bahan dekorasi kerajinan perak. Bila telah melakukan semua tahab tersebut dan apabila sudah memperoleh beberapa kawat perak yang berbeda-beda ketebalannya, langkah berikutnya adalah pembuatan kerangka untuk membuat suatu bentuk pola kerajinan perak yang telah didesain sebelumnya. Kawat perak tebal digunakan untuk membuat kerangka suatu bentuk. Langkah awal pembuatan kerangka tertentu adalah pembuatan pola bentuk tertentu menggunakan lempengan kuningan. Setekah pola diperoleh kemudian melakukan pembuatan kerangka dengan menggunakan lempengan pola sebagai alat bantu pembentukan kerangka. Kawat perak tebal dipotong-potong pendek sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Kemudian kaat pendek itu digukanakan untuk kerangka. Kawat pendek tersebut dilingkarkan mengelilingi lempengan pola kemudian dengan menggukana pinset kawat tersebut dijepit atau dipres mengikuti lempengan pola. Dengan cara ini akan diperoleh bentuk kerangka. Tahap berikutnya adalah pembuatan atau pengisian motif kedalam kerangkan yang sudah diperoleh. Sebalum melakukan pembuatan motif, kerangka harus ditempel diatas kertas yang tipis, biasanya kertas minyak atau kertas layang-layang. Kemudian mulailah melakukan pembuatan motif. Selanjutnya melakukan pematrian atau penyolderan perak menggunakan alat solder, kerangka yang terisi penuh dengan benang perak ditaburi serbuk perak diatasnya secara merata, kemudian dipanaskan menggunakan solder supaya serbuk perak meleleh. 2. Pembuatan kerajinan perak padat Solid Silver Tahap permulaannya adalah pembuatan lempengan perak. Batangan perak besar harus ditempa terlebih dahulu untuk mendapatkan ketebalan dan lebar lempengan yang diinginkan. Seteleh itu lempengan dipress untuk memperoleh ketebalan lempengan yang lebih tipis dari pada sebelumnya. Selanjutnya adalah menggambarkan pola barang kerajinan perak yang akan dibuat diatas lempengan tadi dengan menggunakan pensil. Kemudian lempengan perak itu digunting mengikuti bentuk pola yang dibentuk. Berikutnya adalah dengan membentuk lenmpengan yang sudah berpola tadi dengan menggunakan palu. Lempengan perak ini dibentuk atau dilengkungkan sesuai dengan bentuk desainnya, dan selanjutnya dapat diteruskan ketahap penyolderan. Untuk kerajinan perak yang memiliki motif maka tahap selanjutnya adalah pengukiran. Barang kerajinan yang akan diukir harus diisikan jebung. Jebung ini harus dipanaskan atau dilelehkan terlebih dahulu, setelah meleleh kemudaian dituang kedalam rongga barang kerajinan yang akan diukir sampai terisi penuh. Setelah jebung keras membeku barulah pengukiran dapat dilakukan. Motif yang akan diukir harus digambar dahulu diatas permukaan barang kerajinan perak dengan menggunakan pensil. Setelah itu barulah bisa diukir dengan menggunakan paku ukir. Setelah pengukiran selesai dilakukan, jebung yang menempel tadi harus dilelehkan dan dilepas dari kerajinan perak. Setelah jebung meleleh barulah tahap terakhir finishing pada penghalusan dengan menggunakan amplas atau gerinda. Pada tahap pengukiran membutuhkan ketelitian yang ekstra, sebab kalau sampai salah mengukir akan sangat sulit untuk memperbaikinya.

H. Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja Karyawan, dan Lingkungan

Dokumen yang terkait

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA KOMPENSASI GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Lingkungan Kerja Kompensasi Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.

0 3 12

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA KOMPENSASI GAYA Pengaruh Lingkungan Kerja Kompensasi Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.

0 2 14

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 7 14

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 5 14

PENGARUH ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PENGARUH ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN BATIK BROTOSENO DI SRAGE.

0 0 12

Kontribusi gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan lingkungan kerja terhadap loyalitas karyawan pengrajin perak HS Silver Kotagede.

0 0 172

Kontribusi motivasi kerja, stres kerja dan gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja karyawan Hotel Metro Yogyakarta.

0 1 185

Pengaruh kompensasi, lingkungan kerja, dan gaya kepemimpinan terhadap loyalitas karyawan.

6 40 179

Kontribusi motivasi kerja, stres kerja dan gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja karyawan Hotel Metro Yogyakarta

0 3 183

PENGARUH KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN

1 26 177