Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

tercipta keterikatan antara karyawan dengan perusahaan, karyawan kurang merasa bertanggung jawab atas pekerjaan, dan karyawan kemungkinan bisa nmenerima tawaran perusahaan pesaing. 3 Loyalitas Karyawan Rendah Loyalitas karyawan rendah adalah karyawan tidak setia pada perusahaan, tidak bertanggung jawab atas pekerjaan, menerima tawaran perusahaan pesaing.

2. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas menggunakan uji sample Kolmogrov- Smirnof, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel skor yang diobservasi dengan suatu distribusi teoretis tertentu. Uji ini menetapkan suatu titik di mana teoretis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan besar, artinya distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi suatu sample random dari distribusi teoretis. Tes kolmogorov-Smirnov memusatkan pada penyimpangan deviasi terbesar. Harga F X – S n X terbesar dinamakan deviasi maksimum. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas adalah sebagai berikut Imam Ghozali, 2002:35- 36: D = maksimum | F X – S n X | Keterangan: D = Deviasi Maksimum F = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan S n X = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Selanjutnya untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi normal atau tidak dengan ketentuan, jika nilai asymtot signifikannya lebih besar dari α = 0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal, dan jika nilai asymtot signifikan lebih kecil dari α = 0,05 berarti distribusi tersebut tidak normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing- masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Uji linieritas ini digunakan dengan analisis varians dengan menggunakan rumus F. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut Sudjana, 1989:332 S S G TG F 2 2  Keterangan: F = Bilangan untuk linieritas S 2 TG = Varian tuna cocok S 2 G = Varian kekeliruan Kriteria pengujian linieritasnya yaitu: 1 Jika nilai F hitung lebih kecil dari F tabel pada taraf signifikasi 5 dengan derajat kebebasan dk = k-2 dan n-k maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear 2 Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel pada taraf signifikasi 5 dengan derajat kebebasan dk = k-2 dan n-k maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat tidak bersifat linear

3. Uji Hipotesis

a. Uji Asumsi Klasik

1 Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah situasi adanya hubungan variabel variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasinya sama dengan nol. Apabila terdapat korelasi yang sempurna di antara sesama variabel-variabel bebas ini sama dengan satu, maka koefisien regresinya tidak dapat ditaksir dan nilai standard error setiap koefisien menjadi tidak terhingga. Untuk mendeteksi multikolinieritas digunakan rumus korelasi. Adapun rumusnya sebagai berikut: ] ][ [ 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy            Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS diadakan analisis Collinearity Statistics. Dari analisis Collinearity Statistics akan diperoleh VIF Variance Inflation Factor. Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas, digunakan ketentuan sebagai berikut:  Jika VIF 5, maka terjadi multikolinieritas  Jika VIF 5, maka tidak terjadi multikolinieritas 2 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu variabel bebas Supranto, 2004 : 68. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan uji korelasi rank dari spearman. Rumus korelasi dari spearman didefinisikan sebagai berikut: Keterangan: d 1 = perbedaan pada rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke-1 n = banyaknya individu atau fenomena yang diberikan kepada rank Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS, untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan ketentuan sebagai berikut:  Jika r s hitung r s tabel, maka terjadi heteroskedastisitas  Jika r s hitung r s tabel, maka tidak terjadi heteroskedastisitas 3 Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah suatu keadaan di mana kesalahan pengganggu dari satu observasi terhadap observasi selanjutnya yang berturutan tidak berpengaruh atau tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat diuji dengan jalan menghitung “The Durbin-Watson” dengan rumus sebagai berikut Supranto, 2004: 116-117: Keterangan: d = statistic durbin watson e = gangguan estimasi i = observasi terakhir i-1 = observasi sebelumnya Untuk memperoleh kesimpulan apakah ada masalah autokorelasi atau tidak, hasil hitungan statistik harus dibandingkan dengan tabel statistik. Pemilihan angka tabel harus memperhatikan banyaknya parameter =k, dan jumlah observasi =n, pada tingkat signifikansi =α tertentu. Hipotesis yang dapat disimpulkan adalah: H :  ≤ 0 tidak ada autokorelasi positif H A :  0 ada autokorelasi positif a Jika d dl, berarti terdapat autokorelasi positif b Jika d 4 – dl, berarti terdapat autokorelasi negatif c Jika du d 4 – dl, berarti tidak terdapat autokorelasi d Jika dl d du atau 4 – du, berarti tidak dapat disimpulkan

b. Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA KOMPENSASI GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Lingkungan Kerja Kompensasi Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.

0 3 12

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA KOMPENSASI GAYA Pengaruh Lingkungan Kerja Kompensasi Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.

0 2 14

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 7 14

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 5 14

PENGARUH ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PENGARUH ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN BATIK BROTOSENO DI SRAGE.

0 0 12

Kontribusi gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan lingkungan kerja terhadap loyalitas karyawan pengrajin perak HS Silver Kotagede.

0 0 172

Kontribusi motivasi kerja, stres kerja dan gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja karyawan Hotel Metro Yogyakarta.

0 1 185

Pengaruh kompensasi, lingkungan kerja, dan gaya kepemimpinan terhadap loyalitas karyawan.

6 40 179

Kontribusi motivasi kerja, stres kerja dan gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja karyawan Hotel Metro Yogyakarta

0 3 183

PENGARUH KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN

1 26 177