Jadi, bentuk +
+ dapat ditulis sebagai +
+ = +
+ =
+ +
Dengan demikian, faktorisasi dari +
+ adalah +
+
D. Media Pembelajaran dan Alat Peraga
Media merupakan sarana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan Sundayana, 2015:4. Gerlach dan Ely 1971 dalam Sundayana 2015
menyatakan bahwa media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa dapat memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Sebagai contoh dalam pengetahuan adalah guru, buku teks, lingkungan sekolah, dll. AECT Association Of Education and
Communication Technology, 1977 dalam Sundayana 2015 memberi batasan media bahwa media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang
mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut sebagai media pengajaran.
Gagne dan Briggs 1975 dalam Sundayana 2015 menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi dalam pembelajaran antara lain buku, tape-recorder, kaset, video, kamera, film, slide gambar bingkai, foto, gambar, grafik, televisi,
dan computer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau sarana fisik yang mengandung materi instruksional atau pengajaran di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sundayana 2015:6 juga menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sebuah alat yang
berfungsi dan digunakan untuk pesan suatu pembelajaran. Setelah mengetahui definisi media pembelajaran tersebut dapat dikatakan bahwa media
pemebelajaran merupakan suatu alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan isi pesan pembelajaran dan merangsang atau menarik perhatian
siswa untuk belajar. Berikut ini adalah kriteria media pembelajaran yang ideal menurut
Mulyanta dan Leong 2009, yaitu 1
Kesesuaian atau relevansi, artinya media pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan belajar, rencana kegiatan belajar, program pembelajaran, tujuan
belajar dan karakteristik siswa, 2
Kemudahan, artinya semua isi pembelajaran melalui media harus mudah dimengerti, dipelajari atau dipahami oleh siswa, dan sangat operasional
dalam penggunaannya, 3
Kemenarikan, artinya media pembelajaran harus mampu menarik maupun merangsang perhatian siswa, baik tampilan, pilihan warna, maupun isinya.
Uraian isi tidak membingungkan serta dapat menggugah minat siswa untuk menggunakan media tersebut, dan
4 Kemanfaatan, artinya isi dari media pembelajaran harus bernilai atau
berguna, mengandung manfaat bagi pemahaman materi pembelajaran serta tidak sia-sia atau merusak siswa.
Menurut Smaldino, dkk 2011 terdapat enam kategori dasar media pembelajaran yang digunakan dalam belajar, yaitu
1 Teks. Teks merupakan karakter alfanumerik yang mungkin ditampilkan
dalam format apapun seperti buku, poster, papan tulis, layar komputer, dsb. 2
Audio. Audio adalah segala sesuatu yang dapat didengar, sebagai contoh: suara orang, musik, suara mekanis, dsb.
3 Visual. Visual adalah segala sesuatu yang dapat dilihat, antara lain diagram,
gambar, dsb. 4
Video. Video adalah gambar bergerak, bisa juga terdapat audio di dalamnya contohnya adalah DVD, rekaman video, animasi komputer, dsb.
5 Perekayasa bersifat tiga dimensi dan bisa disentuh dan dipegang oleh siswa.
6 Orang-orang. Media ini dapat berupa guru, siswa, ahli bidang studi, dll.
Akibat adanya perkembangan teknologi dan kreativitas manusia, terdapat media pembelajaran yang disebut dengan alat peraga. Alat peraga
tergolong dalam kategori perekayasa bersifat tiga dimensi. Ali dalam Sundayana, 2015, mengemukakan bahwa alat peraga adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyatakan pesan merangsang pikiran, perasaan dan perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar.
Ruseffendi 1992 juga mengemukakan bahwa alat peraga adalah alat yang menerangkan atau mewujudkan konsep-konsep matematika. Adapula
pengertian alat peraga menurut Pramudjono 1995, alat peraga matematika adalah benda konkret yang dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja dalam
rangka membantu menanamkan atau mengembangkan konsep matematika. Jadi, dengan kata lain alat peraga matematika adalah suatu alat atau
sarana yang sengaja dibuat untuk mempermudah dalam menyampaikan isi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
materi dan dapat menarik perhatian serta antusias siswa untuk belajar sehingga isi materi atau konsep matematika yang dipelajari dapat dengan mudah tertanam
dalam pikiran siswa mudah dipahami oleh siswa.
E. Alat Peraga “Kotak Geser”
Alat peraga “Kotak Geser” adalah alat peraga yang dibuat dan digunakan untuk memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran terkait
dengan pokok bahasan operasi perkalian dan pemfaktoran bentuk aljabar. Alat peraga ini merupakan alat peraga yang dibuat oleh Bapak Amirullah, S.Pd
dalam rangka melakukan penelitian di Kelas VIII.6 SMP Negeri 1 binamu Kabupaten Jeneponto pada tahun 2006. Dengan teknik penggunaan alat peraga
“Kotak Geser” ini, Bapak Amirullah, S.Pd berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dalam pokok bahasan faktorisasi bentuk aljabar. Banyak peneliti lain
yang mengembangkan alat peraga “Kotak Geser” ini, tidak hanya untuk pokok bahasan faktorisasi bentuk aljabar tetapi juga operasi perkalian bentuk alajabar.
Alat peraga ini berisi kotak-kotak atau kolom yang digunakan untuk mencari faktor-faktor dari suatu bilangan. Apabila faktor-faktor yang mungkin sudah
tertulis di dalam kotak, kotak tersebut digeser hingga memperoleh faktor-faktor yang tepat. Faktor-faktor yang tepat tersebut yang digunakan sebagai faktor
bentuk aljabar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
alat peraga “Kotak Geser”
F. Alat Peraga “Kotak Geser” dalam Pembelajaran
Menghitung perkalian bentuk aljabar dengan menggunakan Kotak Geser:
Perkalian dengan bentuk
+ + , dengan =
Contoh 2.8
Perkalian dua bentuk aljabar bentuk aljabar +
+ : Langkah-langkah :
1. Misalkan 3 sebagai p dan 4 sebagai q
2. Letakkan p yaitu 3 di kolom pada baris p
3. Letakkan q yaitu 4 di kolom pada baris q
4. Letakkan jumlah dari p dan q pada kolom bawahnya jumlah dari p
dan q dianggap sebagai b 5.
Letakkan hasil kali p dan q di kolom terbesar paling kiri hasil kali p dan q dianggap sebagai c