Analisis Data Penelitian PELAKSANAAN PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Tabel 4.3: Nilai Posttest Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Siswa Kelas VIII A
Kelas Eksperimen Kelas VIII C
Kelas Kontrol S1
56,67 60,00
S2 40,00
13,33 S3
13,33 13,33
S4 63,33
23,33 S5
23,33 60,00
S6 60,00
40,00 S7
50,00 43,33
S8 46,67
53,33 S9
40,00 53,33
S10 33,33
36,67 S11
16,67 33,33
S12 56,67
60,00 S13
86,67 56,67
S14 40,00
26,67 S15
26,67 43,33
S16 80,00
33,33 S17
40,00 00,00
S18 30,00
60,00 S19
66,67 26,67
S20 36,67
53,33 S21
76,67 43,33
S22 73,33
66,67 S23
63,33 60,00
S24 26,67
30,00 S25
6,67 16,67
Jumlah 1153,33
1006,67 Rata-rata
46,13 40,27
Keterangan : S1 : Siswa dengan nomor absen 1
S2 : Siswa dengan nomor absen 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Proses pengolahan data yang pertama kali dilakukan untuk menguji rata- rata nilai posttest dari kedua kelas tersebut adalah uji normalitas. Data
yang berupa nilai posttest tersebut harus diuji normalitas terlebih dahulu agar dapat ditentukan uji hipotesis yang akan digunakan untuk menguji
rata-rata nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas dilakukan dengan perhitungan menggunakan SPSS 17.0.
1 Uji Normalitas
Uji normalitas data yang digunakan adalah uji normal One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.
Hipotesa � : Data berdistribusi normal
� : Data berdistribusi tidak normal
Tabel 4.4: Uji Normalitas Posttest
Pengambilan Keputusan :
a Jika � �
�
dan � �
�
maka � diterima. Jika
� �
�
dan � �
�
maka � ditolak. b
Jika sig Posttest A , dan sig Posttest B , maka � diterima.
Jika sig Posttest A , dan sig Posttest B , maka �
ditolak.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh � = − ,
�
�
= ,
dan � = − ,
�
�
= , . Selain itu, tampak dalam
tabel bahwa nilai Sig data dari kelas eksperimen adalah ,
lebih besar dari tingkat signifikansi
, dan Sig data dari kelas kontrol adalah
, lebih besar dari tingkat signifikansi
, sehingga disimpulkan bahwa
� diterima. Jadi, nilai posttest kelas eksperimen VIII A dan kelas kontrol VIII B berdistribusi normal.
2 Uji Kesamaan Beberapa Variansi
Sebelum melakukan uji rata-rata dengan menggunakan Uji Independent Sample t-test, harus dilakukan uji kesamaan variansi
terlebih dahulu. Uji kesamaan variansi ini dilakukan untuk melihat apakah variansi nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah sama. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5: Uji Kesamaan Variansi
Hipotesa � : variansi data kedua kelas sama.
� : variansi data kedua kelas tidak sama.
Pengambilan Keputusan :
a Jika
= , maka
� diterima. Jika
= , maka
� ditolak. b
Jika Sig. , maka � diterima. Jika Sig.
, maka � ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
= , ,
dan dari uji kesamaan variansi yang dilakukan dengan menggunakan
SPSS 17.0, diperoleh bahwa Sig. = ,
lebih dari tingkat signifikasi
, sehingga � diterima. Jadi, variansi data nilai posttest kelas eksperimen VIII A dan kelas kontrol VIII C sama.
3 Uji Independent Sample t-test
Berikut ini adalah tabel hasil analisis menggunakan SPSS 17.0 : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hipotesa � : rata-rata nilai posttest kelas eksperimen lebih tinggi
dibanding kelas kontrol � : rata-rata nilai posttest kelas eksperimen lebih rendah
dibanding kelas kontrol Pengambilan Keputusan :
a Jika
∝,
= , maka
� diterima. Jika
∝,
= , maka
� ditolak. b
Jika Sig. , maka � diterima. Jika Sig.
, maka � ditolak.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai = ,
, dan tabel hasil perhitungan menggunakan SPSS 17.0 menunjukkan
bahwa Sig. = ,
� = , sehingga � diterima. Jadi, rata- rata nilai posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas
kontrol, dengan kata lain terdapat perbedaan rata-rata nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan rata-rata nilai
kelas eksperimen lebih unggul dibanding kelas kontrol. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Efektivitas pembelajaran
Efektivitas pembelajaran ini ditinjau dari hasil belajar yang diperoleh siswa kelas eksperimen.
Hipotesa � : proses pembelajaran dengan menggunakan media alat peraga
“Kotak Geser” efektif � : proses pembelajaran dengan menggunakan media alat peraga
“Kotak Geser” tidak efektif
Persentase ketuntasan siswa diperoleh dengan rumus perhitungan sebagai berikut :
� = ℎ � � �
� � �
ℎ � � �
× Keterangan :
P : Persentase siswa yang tuntas mencapai KKM
Hasil persentase siswa kelas eksperimen VIII A dan kelas kontrol VIII C yang tuntas mencapai KKM disajikan dalam tabel sebagai
berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.7: Rangkuman Analisis Hasil Belajar Posttest Siswa Berdasarkan KKM
Kelas Kontrol VIII C
Kelas Eksperimen VIII A
Jumlah Siswa Persentase
Jumlah Siswa Persentase
5 20
1 4
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas eksperimen VIII A lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol VIII C. Selisih persentase kedua kelas tersebut sebesar 19. Namun, persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas
eksperimen belum mencapai target yaitu sebesar 60 . Selain
itu, persentase yang diperoleh kelas eksperimen kemudian
dikonsultasikan dengan tabel kriteria efektivitas hasil belajar siswa secara kuantitatif. Berdasarkan tabel tersebut, penggunaan media alat
peraga pada pembelajaran termasuk dalam tingkat efektivitas sangat rendah sehingga
� ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggu
nakan media alat peraga “Kotak Geser” tidak efektif. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tidak efektifnya
penggunaan media alat peraga “Kotak Geser” dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah kondisi kelas yang kurang kondusif.
Terdapat beberapa siswa yang sulit diatur dan suka membuat suasana kelas menjadi ramai. Sama seperti proses pembelajaran yang diampu
oleh guru matematika SMP Kanisius Kalasan, siswa juga cenderung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ramai dan sulit diatur. Hal itu diketahui pada saat peneliti melakukan observasi sebelum melaksanakan penelitian. Selain itu, kurangnya jam
pertemuan dan kurang maksimalnya pembuatan media alat peraga juga bisa membuat siswa tidak dapat memahami materi secara mendalam,
sehingga tidak dapat memperoleh hasil belajar yang optimal. d.
Observasi keaktifan siswa Pada proses pembelajaran dengan menggunakan media alat peraga
“Kotak Geser”, siswa terlihat mau ikut serta dalam berperan. Meskipun belum semua siswa ikut berperan, namun hampir sebagian besar siswa
ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat peneliti menjelaskan materi dengan menggunakan media alat peraga, siswa ikut
berpikir, menghitung, dan mengutarakan pendapatnya. Siswa juga terlihat dapat berdinamika dan bekerja sama dalam kelompok. Mereka
berdiskusi dan saling membantu satu sama lain saat mengerjakan soal dengan menggunakan media alat peraga “Kotak Geser”. Siswa juga mau
bertanya saat mereka merasa kesulitan. Keberanian mereka pun terlihat saat mau mempresentasikan hasil pekerjaannya didepan kelas. Terdapat
beberapa kelompok saling berebut, tetapi ada juga yang masih merasa malu untuk tampil di depan kelas. Kekurangan siswa yang sangat
terlihat yaitu siswa sangat malas apabila disuruh mencatat materi. Hal itu disebabkan oleh kebiasaan mereka yang tidak pernah mencatat saat
melaksanakan proses pembelajaran dengan guru karena mereka merasa telah memiliki LKS. Keaktifan siswa juga dapat terlihat jelas dari hasil
observasi yang dilakukan oleh observer. Hasil observasi keaktifan siswa yang telah didapat kemudian diolah untuk melihat bagaimana tingkat
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media alat peraga “Kotak Geser”. Hasil observasi diolah secara
perhitungan manual. Setiap indikator memiliki skor 1. Skor akan diakumulasi dalam setiap kelompok. Namun, pada indikator nomor 8,
setiap kelompok maksimal mendapat skor 2 karena dalam tiap kelompok hanya dipilih 2 siswa untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya. Total skor atau skor maksimal yang dapat diperoleh dalam satu kelompok dapat dilihat dalam lampiran.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, diperoleh data penilaian sebagai berikut :
Tabel 4.8: Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Pertemuan ke- Kelompok
Skor Total yang Diperoleh
Jumlah Skor Tiap Pertemuan
1 1
28
146 2
29 3
25 4
33 5
31 2
1 28
153 2
32 3
27 4
34 5
32 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasar tabel tersebut, terlihat bahwa skor yang diperoleh selama 2 hari proses pembelajaran adalah
dan .
1 Pertemuan pertama
Persentase keaktifan siswa =
�� � � ℎ
�
×
= ×
= ,
2 Pertemuan kedua
Persentase keaktifan siswa =
�� � � ℎ
�
× =
× =
, Persentase keaktifan siswa yang diperoleh selama dua pertemuan adalah
, dan , . Hasil persentase keaktifan siswa yang diperoleh oleh kelas VIII A kelas eksperimen kemudian dibandingkan dengan
tabel kriteria keaktifan siswa. Berdasarkan tabel kriteria keaktifan siswa, persentase atau frekuensi yang diperoleh pada proses pembelajaran
selama dua kali pertemuan tersebut termasuk dalam kriteria aktif. Jadi, proses pembelajaran dengan menggunakan
media alat peraga “Kotak Geser” efektif untuk menciptakan siswa yang aktif.