Efektivitas pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga `kotak geser` pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar di kelas VIII SMPN 2 Jetis Bantul.

(1)

i

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA “KOTAK GESER” PADA

MATERI PERKALIAN DAN FAKTORISASI BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII SMPN 2 JETIS BANTUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

Angelia Padmarini Dharmamurti NIM : 081414023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

(notebook of love)

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

Mama, Babe, Jeni, dan Krisna

Bude Rita, Bude Wati, Pakde Bintang, Pakde Aji, Briel, Mas Endra-Mba Ratih, Mbah Putri, Mbah Kakung

Angel, Lina, Dian, specially Mas Suko Baryoto Adi Raharjo

Dan untuk almamaterku


(5)

(6)

(7)

vii

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN REMEDIAL DENGAN

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA “KOTAK GESER” PADA MATERI

PERKALIAN DAN FAKTORISASI BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII SMPN 2 JETIS BANTUL

Angelia Padmarini Dharmamurti Universitas Sanata Dharma

2012

Perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar bukanlah materi yang mudah untuk dipelajari, di SMPN 2 Jetis setidaknya ada sekitar 50-60% siswa yang tidak tuntas setiap tahunnya. Dengan demikian, peneliti mengadakan penelitian tentang pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar. Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini

adalah alat peraga “Kotak Geser”, ini dikarenakan alat peraga “Kotak Geser” dapat berada dalam taraf berpikir siswa. Dapat dikatakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” ditinjau dari hasil belajar siswa serta kesalahan-kesalahan apa saja yang masih tersisa setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMPN 2 Jetis, dengan jumlah siswa 32 siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Instrumen yang digunakan berupa 1) Alat peraga 2) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran 3) Ulangan Harian siswa 4) Lembar observasi 5) Ulangan remedial siswa. Data yang digunakan peneliti adalah data proses pembelajaran, data hasil belajar siswa, dan data kesalahan-kesalahan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil yang dicapai setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga tidak melebihi target dari peneliti yaitu 58,1% ketuntasan, namun hasil ini sudah lebih meningkat dibandingkan hasil ulangan harian yang hanya mencapai 6,1% ketuntasan. Walaupun begitu, hasil ulangan remedial yang diperoleh tetap dikatakan tidak efektif karena tidak mencapai target yang ditentukan oleh peneliti yaitu 70% siswa mencapai nilai KKM. Sehingga pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar yang dilakukan pada siswa kelas VIII SMPN 2 Jetis Bantul masuk dalam kriteria cukup efektif. Sedangkan kesalahan-kesalahan yang masih tersisa yang masih dialami siswa ialah dalam pengoperasian bentuk aljabar, pengoperasian bilangan bulat, dan langkah atau cara yang harus dilakukan dalam perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar terutama bentuk 2+ +

�� � ≠1.

Kata kunci: efektivitas, pembelajaran remedial, alat peraga, “Kotak Geser”, perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar, data kesalahan siswa.


(8)

viii

THE EFFECTIVENESS OF REMEDIAL LEARNING USING THE PROPS

“KOTAK GESER” IN MULTIPLICATION AND FACTORING OF

ALGEBRAIC FOR STUDENTS OF GRADE VIII SMPN 2 JETIS BANTUL

Angelia Padmarini Dharmamurti Universitas Sanata Dharma

2012

Multiplication and factoring of algebraic is not a material that is easy to learn, in SMPN 2 Jetis at least about 50-60% of students who do not complete each year. Accordingly, researchers to conduct research is about remedial learning using props in multiplication and factoring of algebraic. Props are used in this research are props “Kotak Geser”, this is because the props "Kotak Geser" may be in early stages of thinking students. It can be said, this research aims to determine the effectiveness of remedial learning using the props “Kotak Geser” terms of student learning outcomes in multiplication and factoring of algebraic and also to see remaining types of errors after learning using the props “Kotak Geser” in multiplication and factoring of algebraic.

The subjects of this research were students of class VIII SMPN 2 Jetis, with total of the student are 34 students. This research uses both quantitative and qualitative research.This research was conducted as many as three meetings. The instruments are used be in the form of: 1) Props 2) Desain Implemetation of Learning 3) The results of students' daily 4) Observation sheet 5) The results of Remedial Students. The data used in research are data process of learning, student learning outcomes data, and data errors students.

The result of research showed that result achieved after remedial learning using the props do not exceed the target of researchers that 58.1% completeness, however this result was further improved compared to the daily tests which only reached 6.1% mastery. Although the remedials test result are still said to be ineffective, because it does not achieve the targets set by the researchers that 70% of students achieving grade KKM. So that, remedial learning using the props

“Kotak Geser” in multiplication and factoring of algebraic for students of grade

VIII SMPN 2 Jetis Bantul included in the criteria for effective enough. While the students remaining errors is still experienced by students are algebraic operation, integer operation, the step or way how to do multiplication and factoring of algebraic especially 2+ + ��ℎ ≠ 1.

Keywords: the effectiveness, remedial learning, props, “Kotak Geser”, multiplication and factoring of algebraic, data errors students.


(9)

ix

Segala rasa syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih, atas kasih, karunia, dan berkat-Nya yang penulis rasakan mulai dari penyusunan sampai terselesaikannya skripsi ini. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa hanya berkat dukungan, semangat, dan bantuan dari berbagai pihak yang membuat penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. My Jesus Christ dan Bunda Maria atas berkat-Nya yang berlimpah

disepanjang penulisan skripsi ini dan terimakasih atas segala keajaiban yang membuat penulis sadar bahwa doa adalah kekuatan terbesar dalam hidup. 2. Bapak Drs. R. Rohandi, M.Ed. Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Dosen Pembimbing Akademik. 4. Ibu Ch. Enny Murwaningtyas, M,Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

Terimakasih atas bimbingan dan perhatian dalam waktu, tenaga, pikiran serta kritik dan saran yang membuat penulis berusaha menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin.


(10)

x dalam kelancaran penulisan skripsi ini.

6. Bapak Kepala Sekolah SMPN 2 Jetis, Ibu Sastini, S.Pd. selaku guru matematika kelas VIII, dan seluruh guru SMPN 2 Jetis, terima kasih atas segala kesempatan, bimbingan, dan kerjasamanya selama penelitian.

7. Siswa-siswi kelas VIII B SMPN 2 Jetis, atas atensi dan kerjasamanya.

8. Kedua orang tuaku, kedua adikku, Pakde, Bude, dan seluruh keluarga besarku, terimakasih telah menjadi motivasi terbesar dalam hidupku.

9. Angel, Lina, Dian, dan Luphe, terimakasih karena membantu peneliti selama penelitian sehingga penelitian bisa berjalan dengan baik dan lancar juga untuk mba Erna dan Mas Dian, terimakasih atas ide-idenya selama penelitian. 10. Semua pihak yang telah mengulurkan tangan serta hati dalam membantu

selama proses penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam skripsi ini, maka kritik dan saran akan sangat dibutuhkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya para calon guru matematika.

Yogyakarta, 22 Oktober 2012 Penulis,


(11)

xi

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………... ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Pembatasan Masalah ... 5

E. Pembatasan Istilah ... 6


(12)

xii

A. Belajar dan Pembelajaran ... 9

1. Pengertian Belajar... 9

2. Pengertian Pembelajaran ... 9

B. Teori Bruner ... 10

C. Evaluasi Hasil Belajar ... 11

D. Prinsip Belajar Tuntas ... 12

E. Pembelajaran Remedial ... 14

1. Pengertian Pembelajaran Remedial ... 14

2. Tujuan Pembelajaran Remedial ... 15

3. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial ... 15

F. Materi Perkalian dan Faktorisasi Bantuk Aljabar ... 17

1. Perkalian Bentuk Aljabar dengan Bentuk Aljabar ... 17

2. Faktorisasi Bentuk Selisih Dua Kuadrat 2− 2 ... 18

3. Faktorisasi Bentuk 2 + 2 + 2 � 2−2 + 2 ... 18

4. Faktorisasi Bentuk 2+ + �� � = 1... 19

5. Faktorisasi bentuk 2+ + �� � ≠ 1 ... 19

G. Media Alat Peraga “Kotak Geser dalam Pembelajaran ... 21

1. Media Pembelajaran ... 21

2. Alat Peraga ... 22

3. Alat Peraga “Kotak Geser” ... 23

4. Alat Peraga “Kotak Geser” dalam Pembelajaran ... 24


(13)

xiii

J. Kerangka Berpikir ... 32

K.Hipotesis ... 33

BAB III. METODE PENELITIAN ... 34

A.Jenis Penelitian ... . 34

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 35

C.Variabel Penelitian... 35

D.Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

E. Rancangan Pembelajaran ... 36

F. Bentuk Data ... 37

1. Data Proses Pembelajaran ... 37

2. Data Hasil Belajar Siswa ... 37

3. Data Kesalahan Siswa ... 37

G.Instrumen Penelitian ... 37

1. Instrumen Pembelajaran ... 37

2. Instrumen Penelitian ... 41

H.Prosedur Pengumpulan Data ... 42

I. Metode Analisis Data ... 44

1. Analisis Soal Tes Hasil Belajar ... 44

2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa ... 47

3. Analisis Proses Kegiatan Pembelajaran Remedial Siswa... 48

4. Analisis Data Ulangan Remedial Siswa ... 48


(14)

xiv

PEMBAHASAN ... 54

A. Deskripsi Penelitian ... 54

1. Uji Coba Instrumen ... 55

2. Hasil Observasi ... 57

3. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial ... 61

B. Hasil Penelitian ... 70

C. Analisis ... 70

1. Analisis Hasil Ulangan Harian Siswa ... 70

2. Analisis Proses Pembelajaran Remedial Siswa ... 71

3. Analisis Hasil Ulangan Remedial Siswa ... 74

4. Peningkatan Hasil Belajar yang Dicapai Siswa ... 75

5. Analisis Kesalahan Siswa ... 81

D. Pembahasan ... 121

1. Efektivitas Pembelajaran Remedial ... 121

2. Kesalahan-Kesalahan Siswa ... 126

E. Kelemahan dalam Pelaksanaan Penelitian ... 127

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 129

A. Kesimpulan ... 129

B. Saran ... 130


(15)

xv

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Remedial dengan Reguler ... 16

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi ... 39

Tabel 3.2 Kisi-kisi Materi dalam RPP ... 40

Tabel 3.3 Kesesuaian Indikator dengan Ulangan Harian dan Remedial . 41 Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Ulangan Harian dan Remedial ... 41

Tabel 3.5 Koefisien Kriteria Product Moment ... 46

Tabel 3.6 Pedoman Skor dalam Ulangan Siswa ... 47

Tabel 3.7 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar secara Kuantitatif... 49

Tabel 3.8 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar secara Kualitatif... 49

Tabel 4.1 Kegiatan yang Dilaksanakan Selama Penelitian ... 54

Tabel 4.2 Kegiatan Pembelajaran di Kelas pada saat Observasi ... 58

Tabel 4.3 Pelaksanaan Pembelajaran Remedial ... 62

Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Jawaban Siswa ... 76

Tabel 4.5 Nilai Ulangan Harian dan Ulangan Remedial Siswa ... 80

Tabel 4.6 Tabel Analisis Kesalahan Nomor 1a ... 82

Tabel 4.7 Tabel Analisis Kesalahan Nomor 1b ... 83

Tabel 4.8 Tabel Analisis Kesalahan Nomor 1c ... 86

Tabel 4.9 Tabel Analisis Kesalahan Nomor 2a ... 90

Tabel 4.10 Tabel Analisis Kesalahan Nomor 2b ... 94


(16)

xvi

Tabel 4.13 Tabel Analisis Kesalahan Nomor 2e ... 106

Tabel 4.14 Tabel Analisis Kesalahan Nomor 3a ... 109

Tabel 4.15 Tabel Analisis Kesalahan Nomor 3b ... 114

Tabel 4.16 Tabel Rekapitulasi Kesalahan Siswa pada Ul. Remedial ... 119

Tabel 4.17 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar secara Kuantitatif... 123


(17)

xvii

Halaman

Gambar 2.1 Alat Peraga “Kotak Geser” ... 24

Gambar 3.1 Alat Peraga “Kotak Geser”Utama ... 38

Gambar 3.2 Alat Peraga “Kotak Geser” Pembantu ... 38

Gambar 4.1 Penjelasan Operasi Bilangan Bulat ... 63

Gambar 4.2 Alat Peraga dalam Perkalian Bentuk Aljabar ... 64

Gambar 4.3 Alat Peraga dalam Perkalian Bentuk Aljabar ... 65

Gambar 4.4 Alat Peraga dalam Faktorisasi Bentuk Aljabar ... 67

Gambar 4.5 Alat Peraga dalam Faktorisasi Bentuk Aljabar ... 68

Gambar 4.6 Lembar Observasi Kesempatan Siswa Bertanya ... 71

Gambar 4.7 Lembar Observasi I Pemberian Apersepsi ... 72

Gambar 4.8 Lembar Observasi I Keaktifan Siswa dalam Diskusi ... 72

Gambar 4.9 Lembar Observasi II Perhatian Siswa ... 73

Gambar 4.10 Lembar Observasi II Perhatian Siswa ... 73

Gambar 4.11 Lembar Observasi II Kesempatan Siswa Bertanya ... 74

Gambar 4.12 Lembar Obervasi II Keaktifan Siswa dalam Diskusi ... 74


(18)

xviii

Halaman

Daftar Lampiran A ... 133

Lampiran A.1 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran I ... 134

Lampiran A.2 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran II ... 139

Lampiran A.3 Lembar Observasi I... 146

Lampiran A.4 Lembar Observasi II ... 148

Lampiran A.5 Soal Uji Coba Tes ... 150

Lampiran A.6 Soal Ulangan Harian ... 153

Lampiran A.7 Soal Ulangan Remedial ... 156

Daftar Lampiran B ... 161

Lampiran B.1 Daftar Nama Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Jetis ... 162

Lampiran B.2 Daftar Nilai dan Perhitungan Hasil Tes Uji Coba ... 163

Lampiran B.3 Analisis Validitas ... 166

Lampiran B.4 Analisis Reliabilitas ... 176

Lampiran B.5 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa ... 179

Lampiran B.6 Daftar Nilai Ulangan Remedial Siswa ... 180

Daftar Lampiran C ... 181

Lampiran C.1 Contoh Lembar Jawaban Ulangan Harian Siswa... 182

Lampiran C.2 Contoh Lembar Jawaban Ulangan Remedial Siswa ... 188

Lampiran C.3 Hasil Lembar Observasi I ... 196


(19)

xix

Lampiran D.1 Surat Ijin………. ... 207

Lampiran D.2 Surat Keterangan Penelitian……… .. 209 Lampiran D.3 Foto-Foto Penelitian ... 211


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa mulai sekolah dasar sampai tingkat lanjutan berupa matematika praktis dan terapan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, namun tidak semua peserta didik menguasainya dengan baik (Risjayanti; 2008: 1). Salah satu faktornya penyebabnya adalah perbedaan taraf berpikir siswa, ada sebagian siswa yang secara langsung mampu memahami konsep materi yang diajarkan guru saat pembelajaran, namun ada juga yang masih memerlukan media perantara untuk dapat membantu siswa dalam memahami konsep materi tersebut.

Materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar merupakan materi baru yang belum pernah diajarkan pada tingkat SD dan merupakan salah satu materi yang menjadi prasyarat dalam memahami konsep di pokok bahasan-pokok bahasan lain (program linear, persamaan kuadrat, dsb). Berdasarkan wawancara dengan guru matematika di SMPN 2 Jetis, guru belum pernah menggunakan alat peraga dalam melakukan pembelajaran perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar. Guru juga mengutarakan bahwa sebagian besar kelemahan siswa terletak dari ketidakpahaman siswa atas langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan perkalian ataupun pemfaktoran. Cara yang sering digunakan siswa adalah dengan mencoba-coba sehingga sering


(21)

terjadi kesalahan dalam mengalikan dan menjumlahkan, hasilnya bisa berbeda. Dengan demikian, dalam pembelajaran di kelas guru harus berulang kali menjelaskan, itu sebabnya waktu yang diperlukan guru untuk menjelaskan menjadi lebih lama dan setiap tahunnya setidaknya 50% - 60% siswa di kelas VIII tidak tuntas dalam ulangan harian tentang materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar.

Metode ceramah yang digunakan guru dalam pembelajaran dan kelemahan-kelemahan siswa dalam perkalian dan faktorisasi suku aljabar serta berdasarkan tinggi rendahnya tingkat kemampuan yang dimiliki siswa itu semua akan berdampak pada ketuntasan siswa dalam belajar. Siswa-siswa yang tidak tuntas belajar (tidak tuntas KKM), merupakan siswa-siswa yang memiliki kesulitan atau hambatan dalam proses pembelajaran yang terlihat dalam kesalahan siswa saat mengerjakan soal ulangan. Dengan demikian, dalam rangka mengatasi kesalahan-kesalahan siswa saat mengerjakan soal ulangan, perlulah diadakan pembelajaran remedial guna membantu siswa mencapai ketuntasan belajar.

Pembelajaran remedial sebaiknya menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dari pembelajaran sebelumnya. Oleh karena itu,

sebagai guru, kita semua berusaha keras untuk menyempurnakan keterampilan kita dalam seni mengajar untuk membekali murid – murid kita dengan matematika yang sesuai dan kontemporer. Kebanyakan guru mempunyai kemampuan trik sendiri dalam mengajar. Akan tetapi guru yang cermat selalu mencari ide dan teknik baru untuk diterapkan didalam kelas” (A.Sobel dan M.Maletsky: 2001: 1).


(22)

Muncul pertanyaan, jika siswa-siswa yang tidak tuntas KKM, diadakan suatu pembelajaran remedial dengan menggunakan suatu metode yang berbeda, apakah hasil belajar siswa dapat meningkat?

Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran remedial adalah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. Media alat peraga merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang sangat baik, karena dengan alat peraga siswa dapat menjadi lebih aktif selama pembelajaran berlangsung. Jika anak aktif dan terlibat dalam kegiatan mempelajari konsep yang dilakukan dengan jalan memperlihatkan representasi konsep tersebut, maka anak akan lebih memahaminya (Tim MKPBM, 2001). Selain itu, menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (1990 : 2) media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengembangkan penggunaan alat peraga “Kotak Geser” dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa-siswa yang tidak tuntas KKM dalam materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar di SMPN 2 Jetis. Gagasan ini muncul berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bapak Amirullah, S.Pd di Kelas VIII.6 SMP Negeri 1 Binamu Kabupaten Jeneponto tahun 2006, tentang penggunaan teknik “Kotak Geser” yang berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi faktorisasi bentuk aljabar. Teknik atau media


(23)

hambatan siswa, karena teknik atau media “Kotak Geser” dapat berada dalam taraf berpikir siswa sehingga siswa dapat mudah mengerti materi yang diberikan.

Dengan demikian, diharapkan penggunaan alat peraga “Kotak Geser” dapat mengatasi dan membantu siswa di SMPN 2 Jetis dalam meningkatkan hasil belajarnya sehingga pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” dapat dikatakan efektif. Selain itu, penelitian ini juga akan menganalisis jawaban ulangan remedial siswa, guna mengetahui kesalahan-kesalahan apa sajakah yang masih tersisa yang dilakukan siswa pada saat mengerjakan ulangan remedial materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu:

1. Apakah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak

Geser” pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar kelas VIII SMPN 2 Jetis semester gasal efektif?

2. Kesalahan-kesalahan apa sajakah yang masih tersisa setelah pembelajaran

remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” di kelas VIII


(24)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti menuliskan rumusan masalah diatas yaitu:

1. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran remedial dengan

menggunakan alat peraga “Kotak Geser” pada materi perkalian dan pemfaktoran suku aljabar di kelas VIII SMPN 2 Jetis.

2. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan apa sajakah yang masih tersisa setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak

Geser” di kelas VIII SMPN 2 Jetis pada materi perkalian dan faktorisasi

bentuk aljabar.

D. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas, agar permasalahan yang dikaji dapat terarah dan mendalam maka peneliti membahas dan memfokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan efektivitas pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Jetis Bantul, tahun ajaran 2012-2013. Dimana siswa–siswa yang mengikuti pembelajaran remedial adalah siswa–siswa yang tidak tuntas KKM. Materi yang diberikan yaitu perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar.

Alat peraga “Kotak Geser” digunakan untuk menjabarkan kepada siswa

tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar. Sedangkan penelitian pembelajaran remedial

dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” dikatakan efektif jika siswa yang mengikuti pembelajaran remedial terdapat peningkatan hasil belajar dan 70% diantaranya mendapatkan nilai ulangan mencapai KKM. Dimana nilai


(25)

KKM yang digunakan adalah 70. Selain itu, kesalahan-kesalahan tersisa yang dilakukan siswa setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat

peraga “Kotak Geser”, dianalisis berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada ulangan remedial.

E. Pembatasan Istilah 1. Efektivitas

Menurut Marpaung, Kartika, Wens (1995 : 22) efektivitas guru didefinisikan sebagai suatu ukuran keberhasilan guru mengajarkan suatu mata pelajaran kepada siswa. Efektivitas itu dinyatakan dengan hasil yang dicapai siswa. Dengan demikian, jika sebagian besar siswa dapat mencapai keberhasilan dalam bentuk keterlibatan siswa dan peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga

“Kotak Geser” maka pembelajaran remedial tersebut dapat dikatakan efektif.

2. Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial adalah suatu proses atau kegiatan untuk memahami dan meneliti dengan cermat mengenai berbagai kesulitan peserta didik dalam belajar (Arifin, 2009 : 304).

3. Alat Peraga

Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien (Sudjana, 1989 : 99).


(26)

4. Alat Peraga “Kotak Geser”

Alat Peraga “Kotak Geser” yang digunakan, merupakan perkembangan dari teknik atau media “Kotak Geser” yang ditemukan atau diinovasi oleh Ibu Amirullah (2006). Alat peraga “Kotak Geser” ini diharapkan dapat menjembatani taraf berpikir siswa pada umumnya sehingga siswa memahami materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar.

5. Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (2010 : 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Sehingga penelitian dengan judul “ EFEKTIVITAS

PEMBELAJARAN REMEDIAL DENGAN MENGGUNAKAN ALAT

PERAGA “KOTAK GESER” PADA MATERI PERKALIAN DAN

FAKTORISASI BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII SMPN 2 JETIS”

merupakan penelitian mengenai tingkat keberhasilan peningkatan hasil belajar siswa dimana 70% siswa diantaranya dapat mencapai ketuntasan dalam pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak

Geser” pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar yang dilaksanakan di kelas VIII B SMPN 2 Jetis.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi beberapa manfaat, antara lain :


(27)

1. Bagi peneliti

Peneliti berharap dari penelitian ini peneliti dapat:

- Mengetahui efektivitas pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” ditinjau dari hasil belajar siswa.

- Mengetahui kesalahan-kesalahan yang masih tersisa yang dilakukan siswa setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga

“Kotak Geser”. 2. Bagi siswa

- Siswa yang belum tuntas belajar (tuntas KKM) atau yang mengalami kesulitan dalam memahami perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar, akan mendapatkan solusi dalam memahami materi konsep tersebut dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

3. Bagi guru

- Sebagai masukan kepada guru tentang metode atau strategi yang bisa diterapkan saat pembelajaran di kelas yaitu dengan menggunakan media pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

- Sebagai masukan kepada guru tentang beberapa kesalahan yang masih kerap dilakukan siswa saat mengerjakan soal perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar.

4. Bagi pembaca

- Menambah referensi bagi pembaca atau peneliti lain untuk mengembangkan lebih lanjut tentang penggunaan alat peraga “Kotak


(28)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar

Ahli belajar modern dalam Oemar Hamalik (1983 : 21) mengemukakan dan merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut:

“Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri

sesorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.

Oemar Hamalik (1983 : 30) mengemukakan bahwa cara belajar adalah kegiatan – kegiatan belajar yang dilakukan dalam mempelajari sesuatu, artinya, kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilakukan dalam situasi belajar tertentu. Cara belajar yang dipergunakan turut menentukan hasil belajar yang diharapkan. Cara yang tepat akan membawa hasil yang baik, sedangkan cara yang tidak sesuai akan menyebabkan belajar itu kurang berhasil.

2. Pengertian Pembelajaran

Menurut Slavin pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan menurut Rahil Mahyuddin pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelek. Menurut Arifin (2009 : 10)


(29)

pembelajaran adalah suatu program yang sistematik, sistemik dan terencana. Berdasarkan pengertian – pengertian para ahli, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan keterampilan kognitif dan kemahiran intelek dengan suatu program yang sistematik, sistemik, dan terencana.

Tujuan dari pembelajaran adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Dengan demikian, dalam pembelajaran di kelas diharapkan guru dapat menciptakan suasana yang aktif dan menyenangkan sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut dapat dicapai.

B. Teori Bruner

Jerome Bruner dalam teorinya menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep – konsep dan struktur – struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, disamping hubungan yang terkait antara konsep – konsep dan struktur – struktur (Tim MKPBM : 2001 : 44). Bruner juga mengemukakan bahwa dalam proses belajarnya anak melewati 3 tahap, yaitu:

1. Tahap enaktif, dalam tahap ini anak secara langsung terlihat dalam memanipulasi (mengotak – atik) objek.

2. Tahap ikonik, dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan anak berhubungan dengan mental, yang merupakan gambaran dari objek –


(30)

objek yang dimanipulasinya (anak tidak langsung memanipulasi objek seperti yang dilakukan siswa pada tahap enaktif).

3. Tahap simbolik, dalam tahap ini anak memanipulasi simbol – simbol atau lambang – lambang tertentu. Anak tidak lagi terikat dengan objek – objek pada tahap sebelumnya. Siswa pada tahap ini sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek riil.

Pada penelitian ini tahap yang paling terlihat ialah tahap simbolik. Pada saat pembelajaran remedial berlangsung, guru mengajarkan siswa untuk menyelesaikan setiap masalah pada latihan soal dengan bantuan alat peraga. Namun pada alat peraga, siswa bukan mengotak-atik suatu objek, akan tetapi siswa langsung menggunakan notasi atau bilangan-bilangan pada media

“Kotak Geser” tersebut dalam menyelesaikan latihan soal yang diberikan oleh gurunya.

C. Evaluasi Hasil Belajar

Menurut Davies (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 190) evaluasi merupakan proses sederhana memberikan atau menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, orang, objek, dan masih banyak lain. Sedangkan menurut Nana Sudjana (1990 : 3) evaluasi sebagai proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan


(31)

proses menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, orang, objek, dan masih banyak lain berdasarkan suatu kriteria tertentu. Dari pengertian evaluasi, maka kita dapat mengetahui bahwa evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar (Dimyati dan Mudjiono: 2006 : 200). Tujuan utama dari evaluasi belajar adalah mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai suatu materi, dimana keberhasilan tersebut akan ditunjukkan melalui nilai. Pada penelitian ini tujuan evaluasi belajar adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa, dimana keberhasilan siswa ditunjukkan melalui ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa.

D. Prinsip Belajar Tuntas

Ischak dan Warji (1987 : 8) mengemukakan bahwa belajar tuntas (Mastery Learning) adalah suatu sistem belajar yang mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional umum (basic learning obyectives) suatu satuan atau unit pelajaran secara tuntas. Konsep belajar tuntas yang dikemukakan James H. Block (1971) dalam Entang (1984 : 3) menekankan kepada usaha penguasaan bahan pengajaran secara aktual dengan jalan:

1. Membantu siswa yang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar menghadapi kesulitan

2. Menyediakan waktu yang cukup kepada siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan belajar yang dimilikinya secara individual (rate of learning).


(32)

3. Membatasi ruang lingkup bahan yang harus dipelajari siswa dengan tingkat kesukaran tertentu.

Selanjutnya menurut Bloom dalam Ischak dan Warji (1987 : 17), beberapa implikasi belajar tuntas disebutkan sebagai berikut :

1. Dengan kondisi optimal, sebagian besar siswa dapat menguasai bahan atau materi pelajaran secara tuntas (mastery).

2. Tugas guru adalah mengusahakan setiap kemungkinan untuk menciptakan kondisi yang optimal, meliputi waktu, metode, media, dan umpan balik bagi siswa.

3. Guru menghadapi siswa-siswa yang mempunyai keanekaragaman individual. Karena itu kondisi optimal mereka juga beragam.

4. Perumusan tujuan instruksional khusus bagi satuan atau unit pelajaran mutlak diperlukan, agar supaya para siswa mengerti tentang hakekat, tujuan dan prosedur belajar.

5. Bahan pelajaran dijabarkan dalam satuan-satuan pelajaran yang kecil- kecil dan selalu diadakan pretest (formatif-test) pada akhir satuan pelajaran.

6. Diusahakan membentuk regu-regu atau kelompok-kelompok belajar yang kecil (4-6 orang) yang dapat secara teratur bertemu, sehingga dapat saling membantu dalam memecahkan kesulitan-kesulitan belajar siswa secara efektif dan efesien.


(33)

7. Sistem evaluasi didasarkan atas tingkat penguasaan tujuan instruksional khusus bagi bahan pelajaran yang bersangkutan, yaitu menggunakan

Criterion-referenced-test” bukan “Norm referenced test”.

E. Pembelajaran Remedial

1. Pengertian Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial adalah suatu proses atau kegiatan untuk memahami dan meneliti dengan cermat mengenai berbagai kesulitan peserta didik dalam belajar (Arifin, 2009 : 304). Menurut Entang (1984 : 11) pembelajaran remedial dapat diartikan sebagai upaya pendidik dalam membantu siswa yang mendapat kesulitan dalam belajar dengan jalan mengulang atau mencari alternatif kegiatan lain sehingga siswa yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dan dapat memenuhi kriteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberlajaran remedial merupakan suatu proses untuk memahami, meneliti, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan memberikan inovasi baru dalam pembelajaran agar siswa tersebut dapat mencapai ketuntasan KKM.

Pembelajaran remedial merupakan kelanjutan dari pembelajaran biasa atau regular di kelas, hanya saja peserta didik yang masuk dalam kelompok ini adalah peserta didik yang belum tuntas belajar. Siswa- siswa yang belum tuntas tersebut diberikan pembelajaran remedial untuk


(34)

mengatasi kesulitan atau hambatan yang dimiliki siswa. Namun, upaya pembelajaran remedial hendaknya memperhatikan kebutuhan dari masing-masing siswa yang bervariasi dan kesulian yang dialami.

2. Tujuan Pembelajaran Remedial

Tujuan dari pembelajaran remedial ini adalah untuk membantu dan menyembuhkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui perlakuan pengajaran (Arifin, 2009). Menurut Entang (1984 : 10) pembelajaran remedial lebih diarahkan kepada peningkatan penguasaan bahan (materi ajar) sehingga sekurang-kurangnya siswa yang bersangkutan dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang mungkin diterimanya. Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran remedial adalah untuk membantu peningkatan penguasaan bahan (materi ajar) peserta didik yang mengalami kesulitan belajar agar siswa dapat mencapai ketuntasan KKM.

3. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial dimulai dari identifikasi kebutuhan peserta didik yang menjadi sasaran remedial. Kebutuhan peserta didik ini dapat diketahui dari analisis kesulitan belajar peserta didik dalam memahami konsep-konsep tertentu. Berdasarkan analisis kesulitan belajar itu, baru kemudian guru memberikan pembelajaran remedial.

Dalam pelaksanaan pembelajaran remedial, perlu ditempuh langkah-langkah berikut :


(35)

a. Menganalisis kebutuhan, yaitu mengidentifikasi kesulitan dan kebutuhan peserta didik.

b. Merancang pembelajaran yang meliputi merancang rencana pembelajaran, merancang berbagai kegiatan, merancang belajar bermakna, memilih pendekatan atau metode atau teknik, merancang bahan pembelajaran.

c. Menyusun rencana pembelajaran, yaitu memperbaiki rencana pembelajaran yang telah ada, dimana beberapa komponen disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan peserta didik.

d. Menyiapkan perangkat pembelajaran.

e. Melaksanakan pembelajaran, yang meliputi merumuskan gagasan utama, memberikan arahan yang jelas, meningkatkan motivasi peserta didik, memfokuskan proses belajar, melibatkan peserta didik secara aktif.

f. Melakukan evaluasi pembelajaran, baik dengan tes maupun nontes, dan menilai ketuntasan belajar peserta didik.

Pada tabel dibawah ini di paparkan perbedaan antara pembelajaran remedial dengan pembelajaran reguler.

Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Remedial dengan Pembelajaran Reguler

No Aspek-aspek

Pembelajaran

Pembelajaran

Reguler Pembelajaran Remedial

1 Subjek Seluruh peserta

didik

Peserta didik yang belum tuntas

2 Materi Pembelajaran Topik bahasan Konsep terpilih

3 Dasar Pemilihan

Materi

Rencana pembelajaran

Analisis kebutuhan (rencana pembelajaran remidi) Sumber : Endang Poerwanti (2008 : 9-23, dalam Arifin, 2009 : 305)


(36)

Berdasarkan tabel tersebut kita dapat mengetahui bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran remedial hanyalah siswa-siswa yang masih belum tuntas, materinya pun tidak seluruhnya dimana materi tersebut dipilih berdasarkan analisis kebutuhan siswa-siswa peserta remedial.

F. Materi Perkalian dan Faktorisasi Bentuk Aljabar

Pokok bahasan perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar, merupakan salah satu subbab dari pokok bahasan faktorisasi suku aljabar. Materi difokuskan pada perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar.

1. Perkalian Bentuk Aljabar dengan Bentuk Aljabar

Ada beberapa macam bentuk perkalian bentuk aljabar, yaitu bentuk

+ + , + − , � − − .

 + 2 = + +

= + + +

= + + + 2

= 2 2+ + + 2

= 2 2+ 2 + 2

 + − = − + −

= + − + + −

= 2 2− + − 2

= 2 2− 2

2 = − −


(37)

= + − + − + − −

= 2 2− − + 2

= 2 2−2 + 2

2. Faktorisasi Bentuk Selisih Dua Kuadrat

2 2 = 2 + − − 2

= 2+ − + 2

= + − +

= − +

Dengan demikian, selisih dua kuadrat 2− 2dapat dinyatakan sebagai berikut.

− = − ( + )

Contoh soal:

2 4 = 222 =2 ( + 2)

4 2−36 = 2 2 −62 = 2 −6 2 + 6

3. Faktorisasi Bentuk + + � − + 2+ 2 + 2 = 2+ + + 2

= 2+ + + 2

= + + +

= + +

= ( + )2

22 + 2 = 2 + 2

= 2− − − 2


(38)

= − − = ( − )2

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 2+ 2 + 2 = + + = + 2

22 + 2 = − − = ( )2

4. Faktorisasi Bentuk + + �� � = Misalkan 2+ 7 + 12 = + 3 + 4

Faktorisasi bentuk 2+ + dapat dilakukan dengan cara menentukan pasangan bilangan yang memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Bilangan konstan merupakan hasil perkalian dari pasangan bilangan tersebut.

b. Koefisien yaitu merupakan hasil penjumlahan dari pasangan bilangan tersebut.

Faktorisasi (pemfaktoran) bentuk 2+ + adalah

= + +

Dengan syarat = × dan = +

5. Faktorisasi bentuk + + �� � ≠ .

Telah dipelajari perkalian suku dua dengan suku dua seperti berikut ini:

2 + 3 4 + 5 = 8 2+ 10 + 12 + 15 ...(1) 3 + 4 3 x 4

8 x 15 = 120 10 x 12 = 120


(39)

= 8 2+ 22 + 15 ...(2)

Dari skema pada ruas kanan dapat disimpulkan bahwa untuk memfaktorkan 8 2+ 22 + 15 (bentuk (2)), terlebih dahulu suku 22x diuraikan menjadi dua suku (bentuk (1)) dengan aturan sebagai berikut: a. Jika koefisien kedua suku itu dijumlahkan, maka akan menghasilkan

22

b. Jika koefisien kedua suku dikalikan, maka hasilnya akan sama dengan hasil kali koefisien 2 dengan bilangan konstan, yaitu 120. Dengan demikian, pemfaktoran 8 2 + 22 + 15, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

8 2 + 22 + 15 = 8 2 + 10 + 12 + 15 = 2 4 + 5 + 3 4 + 5 = 4 + 5 (2 + 3)

Dapat ditarik kesimpulan bahwa faktorisasi bentuk 2+ + �� � ≠1 dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

2 + + = 2+ + +

+ = � × = ×

8 x 15 = 120

10 12

10 x 12 = 120

ac


(40)

G. Media Alat Peraga “Kotak Geser” dalam Pembelajaran 1. Media Pembelajaran

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (1990 : 2) manfaat media pengajaran dalam proses pembelajaran antara lain :

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik

c. Metode pengajaran akan bervariasi, tidak semata-mata hanya ceramah sepanjang jam pembelajaran, yang membuat siswa pada akhirnya bosan d. Siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar didalam

kelas.

Berdasarkan manfaat-manfaat diatas, maka media pengajaran merupakan sesuatu yang penting, yang seharusnya menjadi satu kesatuan dalam pembelajaran sehari-hari di dalam kelas. Karena media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dan lingkungan (Oemar Hamalik, 1979 : 29). Guru pun dituntut untuk lebih cerdas dan kreatif dalam menciptakan inovasi-inovasi dalam pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu alternatif untuk menciptakan inovasi-inovasi di dalam kelas. Adapun dalam membuat media pendidikan, kita tidak boleh sembarang dalam membuat. Oemar Hamalik (1979 : 18) memaparkan tentang syarat-syarat dalam membuat media pendidikan :


(41)

a. Rasionil, masuk akal dan mampu dipikirkan oleh kita b. Ilmiah, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan c. Ekonomis, terjangkau dan hemat

d. Praktis, mudah digunakan dan sederhana

e. Fungsionil, bermanfaat dalam pembelajaran, dan dapat digunakan oleh guru dan siswa.

Berdasarkan syarat-syarat diatas, maka diharapkan guru dapat membuat suatu media pendidikan yang mudah dan tepat sasaran.

2. Alat Peraga

Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien (Sudjana, 1989 : 99). Menurut Estiningsih (1994) alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Djoko Iswadji (Pujiati, 2004 : 3) mengemukakan bahwa alat peraga matematika adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa alat peraga adalah media pembelajaran yang dapat diserap oleh mata dan telinga dan mengandung ciri-ciri konsep yang dipelajari dengan tujuan mengembangkan konsep-konsep matematika sehingga proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efesien.


(42)

Prinsip-prinsip penggunaan alat peraga menurut Nana Sudjana (1989 : 104), adalah :

a. Menentukan alat peraga dengan tepat dan sesuai dengan tujuan serta bahan pelajaran yang diajarkan.

b. Menetapkan dan memperhitungkan subyek dengan tepat, perlu diperhitungkan apakah alat peraga itu sesuai dengan tingkat kematangan dan kemampuan siswa.

c. Menyajikan alat peraga dengan tepat, teknik dan metode penggunaan alat peraga dalam pengajaran harus sesuai dengan tujuan, metode, waktu, dan sarana yang ada.

d. Memperlihatkan alat peraga pada waktu yang tepat.

Nana Sudjana (1989 : 99) memaparkan bahwa fungsi dari alat peraga adalah agar bahan pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami siswa. Dengan demikian, dalam pencapaian tersebut peran alat peraga sangatlah penting. Maka diharapkan dengan penggunaan alat peraga akan mendekatkan siswa pada hal – hal yang lebih real, dengan begitu pemahaman konsep siswa tentang materi pembelajaran akan semakin baik.

3. Alat Peraga “Kotak Geser”

Alat Peraga “Kotak Geser” yang digunakan, merupakan perkembangan dari teknik atau media “Kotak Geser” yang ditemukan atau diinovasi oleh Bapak Amirullah (2006) dalam penelitian tindakan kelas di Kelas VIII.6 SMP Negeri 1 binamu Kabupaten Jeneponto. Alat


(43)

langkah-langkah perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar. Alat peraga

“Kotak Geser” berupa kotak- kotak yang diisi dengan faktor- faktor dari suatu bilangan, kotak tersebut akan digeser sampai mencapai hasil yang tepat dan hasil yang tepat itulah yang kemudian disebut faktor- faktor dari bentuk aljabar.

Gambar 2.1

(Alat peraga “kotak geser” yang digunakan dalam penelitian)

4. Alat Peraga “Kotak Geser” dalam Pembelajaran

Beberapa contoh cara penggunaan alat peraga “Kotak Geser” dalam

pembelajaran:

a. Perkalian dengan bentuk + + Contoh : + 2 ( + 3)

6

2 3

Maka persamaannya menjadi 2+ 5 + 6. 5

Hasil penjumlahan Hasil perkalian


(44)

b. Perkalian dengan bentuk + ( − ) Contoh : 3 + 4 −6

= 3 3 3 +

4

3 −6

= 3 +4

3 −6

-8

4 3 -6

Maka persamaan kuadratnya menjadi 3( 2−14

3 −8) = 3 2−14 −24

c. � � � � �� � � − ( − )

Contoh : −3 ( −5) 15

-3 -5

Maka persamaan kuadratnya menjadi 2−8 + 15. −14 33

Hasil penjumlahan Hasil perkalian

-8

Hasil penjumlahan Hasil perkalian


(45)

d. Faktorisasi aljabar bentuk

Contoh : 2−25 -25

-5 1 -1

5 -25 25

Dari tabel diperoleh p = -5 dan q = 5 sehingga diperoleh persamaan : 225

= −5 ( + 5)

Maka faktorisasi aljabar nya adalah −5 ( + 5).

e. Faktorisasi aljabar bentuk + + Contoh : 2+ 6 + 9

9

-1 1 -3 3

-9 9 -3 3

Dari tabel diperoleh p = 3 dan q = 3 sehingga diperoleh persamaan :

2+ 6 + 9 = + ( + )

= + 3 ( + 3)

maka faktorisasi aljabarnya adalah + 3 ( + 3). 0

Hasil penjumlahan Hasil perkalian

Hasil penjumlahan Hasil perkalian

10 6


(46)

f. Faktorisasi aljabar bentuk − + Contoh : 2−4 + 4

4

-1 1 2 -2

-4 4 2 -2

Dari tabel diperoleh p = -2 dan q = -2 sehingga diperoleh persamaan :

24 + 4 = + ( + )

= −2 ( −2)

maka faktorisasi aljabarnya adalah −2 ( −2).

g. Faktorisasi bentuk + + �� � ≠ .

Contoh : 3 2+ 7 + 2

6

-1 -2 2 1

-6 -3 3 6

Dari tabel diperoleh p = 6 dan q = 1 sehingga diperoleh persamaan : 3 2+ 7 + 2 = 3 2+ + + 2

= 3 2 + 6 + + 2 = 3 2+ 6 + ( + 2) = 3 + 2 + 1( + 2) = + 2 (3 + 1)

Hasil penjumlahan 10 -4

Hasil perkalian

Hasil penjumlahan 10 7


(47)

H. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas berasal dari kata efektif yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1) ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); 2) manjur atau mujarab (tt obat); 3) dapat membawa hasil; berhasil guna (tt usaha, tindakan). Dengan demikian, efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan. Menurut Marpaung, Kartika, Wens (1995 : 22) efektivitas guru didefinisikan sebagai suatu ukuran keberhasilan guru mengajarkan suatu mata pelajaran kepada siswa. Efektivitas itu dinyatakan dengan hasil yang dicapai siswa. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan dari usaha guru dalam mengajar suatu mata pelajaran kepada siswa dimana keberhasilan tersebut dinyatakan dengan ketuntasan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Diharapkan 70% dari keseluruhan siswa yang mengikuti remedial dapat mencapai ketuntasan belajar atau ketuntasan KKM. Menurut Kartika Budi (2001 : 48) efektivitas pembelajaran lebih mengacu kepada proses dan hasil. Dengan demikian, efektivitas pembelajaran dapat ditinjau secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif, efektivitas dilihat dengan adanya peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh siswa sedangkan secara kualitatif, efektivitas dilihat dari keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Pada penelitian ini, efektivitas yang dimaksud adalah keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran remedial dan peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa. Dari beberapa uraian


(48)

tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan tingkat keberhasilan penggunaan alat peraga “Kotak Geser” dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar dan 70% siswa yang mengikuti pembelajaran remedial mencapai ketuntasan belajar.

I. Kategori Jenis Kesalahan

Kesulitan belajar siswa yang dilihat dari tes hasil belajar siswa didasari dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan.

Menurut (Hadar, dkk, 1987) mengemukakan jenis kesalahan sebagai berikut:

1. Kesalahan Data

Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan yang dapat dihubungkan dengan ketidaksesuaian antara data yang diketahui dengan data yang dikutip pleh siswa. Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan:

a. Menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan soal b. Mengabaikan data penting yang tidak ada hubungannya dengan soal c. Menguraikan syarat-syarat (dalam pembuktian, perhitungan) yang

sebenarnya tidak dibutuhkan dalam masalah

d. Mengartikan Informasi yang tidak sesuai dengan teks yang sebebnarnya.

e. Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak sesuai


(49)

f. Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel lain g. Salah menyalin soal

2. Kesalahan Menginterpretasikan Bahasa

Yang termasuk dalam kategori ini adalah:

a. Mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk persamaan matematika dengan arti yang berbeda

b. Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya berbeda

c. Salah mengartikan grafik

3. Kesalahan Menggunakan logika untuk menarik kesimpulan

Yang termasuk dalam kategori ini adalah kesalahan-kesalahan di dalam menarik kesimpulan dari suatu bentuk informasi yang diberikan atau dari kesimpulan sebelumnya, yaitu:

Dari pernyataan bentuk implikasi pq, siswa menarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Bila q diketahui terjadi, maka p pasti terjadi. b. Bila p diketahui salah, maka q pasti salah.

c. Mengambil kesimpulan yang tidak benar, misalnya memberikan q sebagai akibat dari p tanpa dapat menjelaskan urutan pembuktian yang betul.


(50)

4. Kesalahan Menggunakan Definisi atau teorema

Kesalahan ini merupakan penyimpangan dari prinsip, aturan, teorema atau definisi yang pokok dan khas. Yang termasuk kesalahn ini adalah :

a. Menerapkan suatu teorema pada kondisi yang tidak sesuai.

b. Menerapkan sifat distributif untuk fungsi atau operasi yang bukan distributif

c. Tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip definisi, rumus, atau teorema.

5. Penyelesaian yang tidak diperiksa kembali

Kesalahan ini terjadi jika setiap langkah yang ditempuh oleh siswa benar, akan tetapi hasil akhir yang diberikan bukan penyelesaian dari soal tersebut.

6. Kesalahan teknis

Yang termasuk dalam kategori ini adalah : a. Kesalahan perhitungan

b. Kesalahan dalam memanipulasi simbol-simbol aljabar dasar.

Penelitian ini akan menggunakan jenis kesalahan Hadar sebagai dasar menganalisis hasil jawaban ulangan remedial siswa guna mengetahui kesalahan-kesalahan apa saja yang masih tersisa setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga.


(51)

J. Kerangka Berpikir

Dalam pembelajaran di kelas, cara belajar yang dipergunakan turut menentukan hasil belajar yang diharapkan. Cara yang tepat akan membawa hasil yang baik, sedangkan cara yang tidak sesuai akan menyebabkan belajar itu kurang berhasil. Dengan demikian, hasil evaluasi ulangan harian akan membagi siswa kedalam dua bagian yaitu siswa-siswa yang tuntas belajar dan yang tidak tuntas belajar. Anak-anak yang tidak tuntas belajar (tidak tuntas KKM) merupakan anak-anak yang mengalami kesulitan belajar. Anak-anak tersebut perlu dibimbing agar bisa mendapatkan solusi atas kesulitan yang dialami. Salah satu solusi atas kesulitan yang dapat dilakukan ialah dengan pembelajaran remedial.

Pembelajaran remedial sebaiknya dilakukan dengan metode yang berbeda. Salah satu diantaranya dengan menggunakan media alat peraga. Alat peraga merupakan sarana perantara yang dapat membantu siswa memahami suatu yang abstrak menjadi sesuatu yang konkret. Selain itu, media alat peraga, dapat membuat pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. Dengan demikian diharapkan alat peraga dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar yang dicapainya meningkat.

Pembelajaran remedial pada materi pemfaktoran suku aljabar akan dilakukan dengan menggunakan media alat peraga “Kotak Geser”. Alat peraga “Kotak Geser” merupakan alat peraga yang digunakan untuk menjabarkan langkah-langkah yang dilakukan dalam perkalian dan faktorisasi


(52)

bentuk aljabar kepada siswa. Alat Peraga “Kotak Geser tersebut dapat berada pada taraf berpikir siswa, sehingga diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dan dapat mencapai nilai KKM. Sehingga pembelajaran remedial dengan mengunakan alat peraga “Kotak Geser” dapat dikatakan efektif. Selain itu, dalam penelitian ini juga akan melihat kesalahan-kesalahan apa saja yang masih tersisa setelah pembelajaran dengan menggunakan alat

peraga “Kotak Geser”. K. Hipotesis

Dugaan sementara yang dapat ditentukan ialah bahwa pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa sehingga pembelajaran remedial dengan mengunakan alat peraga “Kotak Geser” dapat efektif.


(53)

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka

– angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik (Juliansyah Noor, 2011 : 38). Pada penelitian ini, penelitian kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil belajar siswa dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran remedial menggunakan alat peraga “Kotak Geser”.

Selain menggunakan penelitian kuantitatif, peneliti juga menggunakan penelitian kualitatif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (1975 : 5 dalam Lexy J. Moleong 2007 : 4) adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripstif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pada penelitian ini penelitian kualitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan kegiatan siswa selama pembelajaran remedial serta untuk mendeskripsikan kesalahan-kesalahan apa saja yang masih tersisa setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga.


(54)

B. Subjek dan Objek Penelitian

Banyak kelas VIII pada SMPN 2 Jetis Bantul Yogyakarta ini adalah 4 kelas, yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D. Dimana siswa- siswa dalam setiap kelas tersebut bersifat heterogen (kemampuan siswa dalam menerima pelajaran bervariasi). Sedangkan yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa-siswa yang tidak tuntas KKM di kelas VIII B SMPN 2 Jetis Bantul Yogyakarta.

Objek penelitian ini adalah penggunaan alat peraga dalam pembelajaran remedial sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada nilai ulangan remedial siswa. Penelitian ini melihat adanya peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga. Apakah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga dapat membantu siswa mencapai nilai KKM.

C. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan alat peraga “Kotak

Geser” dalam pembelajaran remedial pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang dicapai siswa.


(55)

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Jetis Bantul Yogyakarta pada tahun ajaran 2012/2013 semester ganjil. Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung mulai bulan Juli 2012 sampai bulan September 2012.

E. Rancangan Pembelajaran

Dalam penelitian akan dilihat efektivitas dalam pembelajaran remedial dengan menggunakan media pembelajaran yaitu alat peraga “Kotak Geser”, yakni dengan melihat hasil ulangan harian dan hasil ulangan remedial siswa, apakah dengan pembelajaran remedial menggunakan alat peraga “Kotak

Geser” dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, dalam penelitian ini juga akan melihat kesalahan-kesalahan apa sajakah yang masih tersisa

setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” berdasarkan analisis dari kesalahan yang dilakukan siswa dalam

mengerjakan soal ulangan remedial.

Untuk menjawab rumusan masalah, akan digunakan dua macam instrumen. Instrumen tersebut digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan selama penelitian. Instrumen pembelajaran meliputi alat peraga

“Kotak Geser”, Lembar Observasi, dan RPP. Instrumen penelitian meliputi hasil ulangan harian siswa dan hasil ulangan remedi siswa.


(56)

F. Bentuk Data

1. Data proses pembelajaran

Data proses pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar adalah berupa lembar–lembar observasi yang diisi oleh pengamat saat penelitian berlangsung, yang kemudian akan dianalisis setiap pertemuannya untuk dilihat bagaimana proses kegiatan pembelajaran tersebut.

2. Data hasil belajar siswa

Data hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah kumpulan jawaban siswa yang diperoleh dari hasil ulangan siswa, yaitu hasil ulangan harian siswa dan hasil ulangan remedi siswa. Ulangan siswa berbentuk uraian dengan jumlah soal 10.

3. Data kesalahan siswa

Data kesalahan siswa yang masih tersisa setelah pembelajaran remedial dalam penelitian ini adalah berupa jawaban-jawaban siswa pada ulangan remedial yang dianalisis setiap siswanya untuk dilihat apa saja kesalahan yang dilakukan siswa.

G. Instrumen Penelitian

Dalam pembelajaran ini digunakan dua instrumen, yakni:

1. Instrumen pembelajaran a. Alat Peraga

Sebelum alat peraga tersebut digunakan dalam penelitian, alat peraga haruslah dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen


(57)

pembimbing dan guru (uji pakar). Setelah alat peraga dirasa sudah baik, maka alat peraga tersebut digunakan oleh peneliti untuk penelitian. Pada penelitian ini akan digunakan 7 buah alat peraga yang terdiri dari 1 buah alat peraga utama dan 6 buah alat peraga pembantu. Alat peraga utama terbuat dari kertas white board yang dilapisi triplek dan dibatasi oleh lakban hitam dengan ukuran lebih besar yang digunakan oleh peneliti untuk mengajar di depan kelas selama pembelajaran remedial berlangsung sedangkan 6 alat peraga pembantu terbuat dari kertas white board yang dilapisi karton dengan ukuran lebih kecil yang akan digunakan oleh siswa pada diskusi kelompok. Dalam hal ini alat peraga digunakan untuk menjabarkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar.

Gambar 3.1

(Alat peraga “Kotak Geser” utama) Gambar 3.2


(58)

b. Lembar Observasi

Pada penelitian ini akan dibuat lembar observasi dimana lembar observasi akan diisi oleh pengamat saat peneliti melakukan pembelajaran remedial. Lembar observasi yang digunakan merupakan rangkaian rancangan pembelajaran yang disusun peneliti pada RPP dengan ditambahi respon dari siswa dibeberapa kegiatan. Berikut ini merupakan kisi-kisi secara spesifikasi dari lembar observasi:

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada lampiran A3 halaman 100 dan lampiran A4 halaman 102.

c. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

RPP disusun berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dicapai dalam pembelajaran yang dilakukan. 1 RPP

Kegiatan Terlaksana Keterangan

Kegiatan Pembuka

Guru membuka pembelajaran Kegiatan Inti

Guru memberikan penjelasan tentang suatu materi dengan menggunakan alat

peraga “Kotak Geser”

Perhatian siswa terhadap penjelasan guru Rasa antusias siswa dalam menganggapi pembelajaran remedial yang dilaksanakan guru

Siswa bertanya sesuatu yang belum dimengerti

Diskusi kelompok

Keaktifan dan kerja sama siswa dalam diskusi kelompok

Presentasi kelompok Pembahasan latihan soal Kegiatan Penutup


(59)

disusun untuk 1 pertemuan, karena akan ada 2 pertemuan maka akan disusun 2 RPP. RPP digunakan untuk panduan kegiatan pembelajaran dikelas agar apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai. Menurut KTSP 2006 materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar merupakan materi pada kelas VIII semester gasal dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut:

Standar Kompetensi :

1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

Kompetensi Dasar :

1.1 Melakukan Operasi Aljabar

1.2 Menguraikan Bentuk Aljabar ke dalam Faktor-faktornya Berikut ini akan diberikan kisi-kisi materi pembelajaran secara spesifik berdasarkan indikator.

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Materi dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kompetensi Dasar Indikator

1.1 Melakukan operasi aljabar  Menyelesaikan operasi perkalian

pada bentuk aljabar 1.2 Menguraikan bentuk aljabar ke

dalam faktor-faktornya

 Memfaktorkan bentuk

2 2

 Memfaktorkan bentuk

2+ 2 + 2

 Memfaktorkan bentuk

2+ + , = 1

 Memfaktorkan bentuk

2+ + , 1

RPP yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada lampiran A1 halaman 88 dan lampiran A2 halaman 93.


(60)

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berupa hasil ulangan harian siswa dan hasil ulangan remedi siswa dimana hasil ulangan digunakan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar dan efektifitas pembelajaran remedial menggunakan alat peraga “Kotak Geser”. Tes individual ini berupa soal uraian. Sebelum digunakan pada penelitian, soal ulangan harian telah diuji cobakan terlebih dahulu sedangkan pada ulangan remedial telah diuji pakar sehingga siap untuk digunakan dalam penelitian.

Ulangan harian dan remedial terdiri dari 10 soal uraian. Soal ulangan harian tersusun berdasarkan soal-soal yang sudah diuji cobakan sedangkan ulangan remedial tersusun berdasarkan ulangan harian yang hanya diganti bilangannya saja. Adapun kesesuaian indikator dengan tes hasil belajar akan ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Kesesuaian Indikator dengan Ulangan Harian dan Remedial

Indikator Nomor soal

Menyelesaikan operasi perkalian pada

bentuk aljabar 1a, 1b, 1c

Memfaktorkan bentuk 2 2 2a

Memfaktorkan bentuk 2+ 2 + 2 2b

Memfaktorkan bentuk

2+ + , = 1 2c, 3a

Memfaktorkan bentuk

2+ + , 1 2d, 2e, 3b

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Ulangan Harian dan Remedial

Kompetensi Dasar Melakukan operasi aljabar

Kisi-kisi Soal

 Melakukan operasi

perkalian pada bilangan bulat

1. Tentukan hasil perkalian dari bentuk aljabar berikut, kemudian sederhanakan.

a. −2 ( + 2)

b. −5 + 7

c. 2 −1 3 −2

Kompetensi Dasar Menguraikan bentuk aljabar kedalam faktor-faktornya

Kisi-kisi Soal


(61)

Kompetensi Dasar Melakukan operasi aljabar

Kisi-kisi Soal

bentuk aljabar. a. 2 2−32 2

b. 2+ 6 + 9

c. 2−10 + 21 2

d. 3 2+ 13 + 4 e. 6 2−5 −6

 Melakukan faktorisasi

bentuk aljabar serta menentukan hasil jika nilai x diketahui.

3. Faktorkanlah bentuk – bentuk aljabar berikut, kemudian hitunglah hasilnya bila diketahui = 2.

a. 2+ 11 + 18

b.

2 2+ −1

Soal ulangan harian yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada lampiran A6 halaman 107 sedangkan soal ulangan remedial yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada lampiran A8 halaman 110.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti akan mengajarkan materi perkalian faktorisasi bentuk aljabar dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” pada pembelajaran remedial. Secara lebih rinci penelitian dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap I Persiapan Penelitian

Dalam tahap ini yang harus dilakukan adalah : a. Pembuatan proposal penelitian.

b. Pengurusan perijinan ke sekolah yang akan dilakukan untuk penelitian. c. Pembuatan instrumen dan alat peraga “Kotak Geser” untuk digunakan


(62)

d. Melakukan uji pakar untuk alat peraga “Kotak Geser” yang akan digunakan saat pembelajaran remedial. Dari hasil uji tersebut akan direvisi sampai siap dan baik saat digunakan dalam penelitian.

e. Melakukan uji coba soal yaitu soal ulangan harian yang akan digunakan setelah pembelajaran materi faktorisasi bentuk aljabar dan soal ulangan remedi yang akan digunakan setelah proses pembelajaran remedial menggunakan alat peraga “Kotak Geser”. Dari hasil uji coba hasil test akan dihitung validitas dan realibilitas soal test tersebut.

f. Melakukan uji pakar untuk soal ulangan remedial. Dari hasil uji tersebut akan direvisi sampai siap dan baik saat digunakan dalam penelitian.

g. Melakukan observasi di kelas yang akan digunakan dalam penelitian.

2. Tahap II Pelaksanaan Penelitian

a. Menganalisis soal ulangan harian untuk mengetahui mana sajakah siswa yang tuntas dan yang tidak tuntas. Dimana soal ulangan harian dibuat oleh peneliti dan sudah diuji validitasnya.

b. Siswa – siswa yang tidak tuntas diberikan pembelajaran remedial dengan bantuan alat peraga “Kotak Geser”. Pertama-tama siswa berkelompok dan memperhatikan penjelasan dari guru bagaimana cara penggunaan alat peraga tersebut dalam menyelesaikan perkalian bentuk aljabar. Lalu dalam kelompok, siswa menindak lanjuti pemahaman yang diberikan guru dengan berdiskusi dengan kelompoknya dan mengerjakan beberapa soal yang diberikan.


(63)

c. Pembelajaran hari berikutnya, siswa berkelompok dan memperhatikan penjelasan dari guru bagaimana cara penggunaan alat peraga tersebut dalam memfaktorkan bentuk-bentuk aljabar. Lalu dalam kelompok, siswa menindak lanjuti pemahaman yang diberikan guru dengan berdiskusi dengan kelompoknya dan mengerjakan beberapa soal yang diberikan.

d. Melakukan ulangan remedi, dimana soal remedi adalah soal yang dibuat oleh peneliti yang sudah diuji pakar.

3. Tahap III Analisis Data

a. Menganalisis hasil ulangan remedi siswa, apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa dan menghitung berapa presentase siswa yang tuntas dari seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran remedial, untuk mengetahui efektifitas penggunaan alat peraga “Kotak Geser” dalam pembelajaran remedial.

b. Menganalisis hasil ulangan remedial, kesalahan-kesalahan apa sajakah yang masih tersisa setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan

alat peraga “Kotak Geser”. I. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini akan menggunakan 2 validitas yaitu validitas pakar dan validitas item. Validitas pakar digunakan untuk menguji alat peraga

“Kotak Geser” dan soal ulangan remedial. Sedangkan validitas item


(64)

1. Analisis Soal Ulangan Harian Siswa

Soal ulangan harian yang akan digunakan untuk penelitian akan diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Dengan diuji cobakan, diharapkan memperoleh instrumen yang baik yang akan digunakan untuk penelitian.

a. Uji Validitas

Validitas test perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan mengukur hal yang seharusnya diukur (Sumarna Surapranata, 2006 : 50). Salah satu cara untuk menentukan validitas alat ukur adalah dengan menggunakan korelasi product momen dengan simpangan yang dikemukakan oleh Pearson seperti berikut:

= −( )( )

[ 2−( )2][ 2−( )2]

rxy = koefisien korelasi antara varabel x dan variabel y x = skor yang diperoleh siswa dalam setiap soal y = skor total yang diperoleh siswa

Setelah diperoleh hasil perhitungan tersebut, maka akan dilakukan penafsiran dengan 2 cara yaitu:

i. Membandingkan r tabel product moment dengan r hitung. Suatu soal dikatakan tidak valid jika nilai r hitung lebih kecil dari r tabel. Akan tetapi jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel, maka soal tersebut dikatakan valid.


(65)

ii. Memaknai koefisien korelasi product moment. Koefisien korelasi umumnya dibagi kedalam lima bagian seperti tampak pada tabel berikut ini.

Tabel 3.5 Koefisien Korelasi Product Moment

Angka Korelasi Makna

0.800 – 1.000 Sangat tinggi

0.600 – 0.800 Tinggi

0.400 – 0.600 Cukup

0.200 – 0.400 Rendah

0.000 – 0.200 Sangat Rendah

(Suharsimi Arikunto, 1990:71)

b. Uji Reliabilitas

Realibilitas berkaitan dengan sejauh mana tes yang diberikan ajeg dari waktu ke waktu. Artinya, realibilitas berkaitan dengan keajegan suatu tes. Suatu tes dikatakan ajeg apabila dari waktu ke waktu menghasilkan skor yang sama atau relatif sama (Sumarna Surapranata, 2006 : 49). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Rumus Alpha Rumus Alpha tersebut adalah:

11 = −1 × 1−

��2

�2

di mana:

11 : koefisien reliabilitas tes

n : banyak butir item (butir soal) yang dikeluarkan dalam tes 1 : bilangan konstan

��2 : jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item

�2 : varian total


(66)

��2 dapat diperoleh dengan menggunakan rumus seperti tertera

dibawah ini:

��2 = �

2( �)2

2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Data berupa jawaban siswa yang diperoleh melalui ulangan harian dan ulangan remedial yang diperiksa dan kemudian diberikan skor. Tes belajar siswa terdiri dari uraian sebanyak 10 soal. Berikut pedoman skor dalam penilaian ulangan siswa:

Tabel 3.6 Pedoman Skor dalam Ulangan Siswa Item

No Keterangan Skor

Skor Maksimal

1a, 1b Siswa langsung menuliskan hasil jawaban dan salah

 Siswa menuliskan cara pengerjaan salah dan

hasilnya salah

 Siswa menuliskan cara pengerjaan dengan benar,

akan tetapi hasilnya salah

 Siswa menuliskan cara pengerjaan benar dan

hasilnya benar 0 1 2 3 3 1c,2a,2b, 2c,2d,2e

 Siswa langsung menuliskan hasil

 Siswa menuliskan cara pengerjaan salah dan

hasilnya salah

 Siswa menuliskan cara pengerjaan yang salah, dan hasilnya benar.

 Siswa menuliskan cara pengerjaan dengan benar,

akan tetapi hasilnya salah

 Siswa menuliskan cara pengerjaan benar dan

hasilnya benar 0 1 2 3 4 4

4a, 4b  Siswa tidak menuliskan apapun pada lembar jawab

 Siswa langsung menuliskan hasil, tetapi hasilnya salah

 Siswa langsung menuliskan hasil dan hasilnya

benar

 Siswa menuliskan cara pengerjaan dengan benar,

akan tetapi hasilnya salah

 Siswa menuliskan cara pengerjaan yang benar dan hasilnya benar.

 Siswa menuliskan cara pengerjaan benar dan

hasilnya benar serta menjawab pertanyaan kedua.

0 1 2 3 4 5 5


(67)

Nilai yang diperoleh siswa berdasarkan perhitungan total skor yang diperoleh dibagi 0,4. Dengan begitu nilai maksimal yang dapat dicapai siswa ialah 100 sedangkan minimalnya ialah 0.

Nilai = � � ℎ �

0,4

Setelah mendapatkan nilai dari tiap-tiap siswa, maka nilai tersebut dianalisis berdasarkan KKM yang digunakan oleh sekolah SMPN 2 Jetis yaitu 70. Data hasil ulangan harian akan digunakan untuk menentukan manakah siswa-siswa yang tuntas KKM dan yang tidak tuntas KKM sehingga mengetahui siswa-siswa yang akan mengikuti pembelajaran remedial.

Selanjutnya akan dilakukan perhitungan analisis sebagai berikut: Presentase siswa yang mencapai KKM:

= � � ��

� � �� � � ℎ � 100% 3. Analisis Proses Kegiatan Pembelajaran Remedial Siswa

Selama proses pembelajaran remedial berlangsung, kegiatan belajar mengajar akan dicatat melalui lembar observasi yang diisi oleh pengamat. Dalam setiap pertemuan hasil lembar observasi tersebut akan dianalisis oleh peneliti. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui proses pembelajaran, keterlibatan dan respon siswa selama kegiatan pembelajaran


(68)

4. Analisis Data Ulangan Remedial Siswa

Nilai yang diperoleh siswa berdasarkan perhitungan total skor yang diperoleh dibagi 0,4. Dengan begitu nilai maksimal yang dapat dicapai siswa ialah 100 sedangkan minimalnya ialah 0.

Nilai = � � ℎ �

0,4

Setelah mendapatkan nilai dari tiap-tiap siswa, maka nilai tersebut dianalisis berdasarkan KKM yang digunakan oleh sekolah SMPN 2 Jetis yaitu 70.

Selanjutnya akan dilakukan perhitungan analisis sebagai berikut: Presentase siswa yang mencapai KKM:

= � � ��

� � �� � � 100%

Kemudian setelah dikonversi ke dalam bentuk presentase, akan dilihat kriteria efektivitas hasil belajar secara kuantitatif dan kualitatif.

Tabel 3.7 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar secara Kuantitatif

% yang berhasil Efektivitas

≤ 40 Sangat rendah

41 – 55 Rendah

56 – 65 Cukup

66 – 79 Tinggi

80 – 100 Sangat tinggi

(Kartika Budi, 2001:54)

Tabel 3.8 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar secara Kualitatif Jumlah yang Memperoleh Nilai

Efektivitas

≥ 8 ≥ 7 ≥ 6 ≥ 5

≥ 75% Sangat tinggi

< 75% ≥ 75% Tinggi

< 75% ≥ 65% Cukup

< 65% ≥ 65% Rendah

< 65% Sangat rendah


(1)

209


(2)

210

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

Lampiran D 3 Foto-Foto Hasil Penelitian

(Peneliti menjelaskan tentang perkalian bentuk aljabar, guru ikut dalam pembelajaran remedial)

(Siswa terbagi menjadi beberapa kelompok kecil) (Dalam kelompok, siswa berdiskusi mengerjakan latihan-latihan soal)

(Peneliti membantu siswa menggunakan alat peraga (Siswa menuliskan jawaban hasil diskusi) dalam menyelesaikan soal latihan)


(4)

(Peneliti membantu siswa dalam faktorisasi bentuk (Salah satu siswa presentasi tentang aljabar menggunakan alat peraga) faktorisasi bentuk aljabar)

(Peneliti membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam faktorisasi bentuk aljabar)

(Siswa mengerjakan soal ulangan remedial)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

vii

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN REMEDIAL DENGAN

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA “KOTAK GESER” PADA MATERI PERKALIAN DAN FAKTORISASI BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII

SMPN 2 JETIS BANTUL

Angelia Padmarini Dharmamurti Universitas Sanata Dharma

2012

Perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar bukanlah materi yang mudah untuk dipelajari, di SMPN 2 Jetis setidaknya ada sekitar 50-60% siswa yang tidak tuntas setiap tahunnya. Dengan demikian, peneliti mengadakan penelitian tentang pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar. Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini

adalah alat peraga “Kotak Geser”, ini dikarenakan alat peraga “Kotak Geser” dapat berada dalam taraf berpikir siswa. Dapat dikatakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” ditinjau dari hasil belajar siswa serta kesalahan-kesalahan apa saja yang masih tersisa setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMPN 2 Jetis, dengan jumlah siswa 32 siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Instrumen yang digunakan berupa 1) Alat peraga 2) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran 3) Ulangan Harian siswa 4) Lembar observasi 5) Ulangan remedial siswa. Data yang digunakan peneliti adalah data proses pembelajaran, data hasil belajar siswa, dan data kesalahan-kesalahan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil yang dicapai setelah pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga tidak melebihi target dari peneliti yaitu 58,1% ketuntasan, namun hasil ini sudah lebih meningkat dibandingkan hasil ulangan harian yang hanya mencapai 6,1% ketuntasan. Walaupun begitu, hasil ulangan remedial yang diperoleh tetap dikatakan tidak efektif karena tidak mencapai target yang ditentukan oleh peneliti yaitu 70% siswa mencapai nilai KKM. Sehingga pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga “Kotak Geser” pada materi perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar yang dilakukan pada siswa kelas VIII SMPN 2 Jetis Bantul masuk dalam kriteria cukup efektif. Sedangkan kesalahan-kesalahan yang masih tersisa yang masih dialami siswa ialah dalam pengoperasian bentuk aljabar, pengoperasian bilangan bulat, dan langkah atau cara yang harus dilakukan dalam perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar terutama bentuk 2+ +

�� � ≠1.

Kata kunci: efektivitas, pembelajaran remedial, alat peraga, “Kotak Geser”, perkalian dan faktorisasi bentuk aljabar, data kesalahan siswa.


(6)

viii

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF REMEDIAL LEARNING USING THE PROPS “KOTAK GESER” IN MULTIPLICATION AND FACTORING OF

ALGEBRAIC FOR STUDENTS OF GRADE VIII SMPN 2 JETIS BANTUL

Angelia Padmarini Dharmamurti Universitas Sanata Dharma

2012

Multiplication and factoring of algebraic is not a material that is easy to learn, in SMPN 2 Jetis at least about 50-60% of students who do not complete each year. Accordingly, researchers to conduct research is about remedial learning using props in multiplication and factoring of algebraic. Props are used in this research are props “Kotak Geser”, this is because the props "Kotak Geser" may be in early stages of thinking students. It can be said, this research aims to determine the effectiveness of remedial learning using the props “Kotak Geser” terms of student learning outcomes in multiplication and factoring of algebraic and also to see remaining types of errors after learning using the props “Kotak Geser” in multiplication and factoring of algebraic.

The subjects of this research were students of class VIII SMPN 2 Jetis, with total of the student are 34 students. This research uses both quantitative and qualitative research.This research was conducted as many as three meetings. The instruments are used be in the form of: 1) Props 2) Desain Implemetation of Learning 3) The results of students' daily 4) Observation sheet 5) The results of Remedial Students. The data used in research are data process of learning, student learning outcomes data, and data errors students.

The result of research showed that result achieved after remedial learning using the props do not exceed the target of researchers that 58.1% completeness, however this result was further improved compared to the daily tests which only reached 6.1% mastery. Although the remedials test result are still said to be ineffective, because it does not achieve the targets set by the researchers that 70% of students achieving grade KKM. So that, remedial learning using the props

“Kotak Geser” in multiplication and factoring of algebraic for students of grade

VIII SMPN 2 Jetis Bantul included in the criteria for effective enough. While the students remaining errors is still experienced by students are algebraic operation, integer operation, the step or way how to do multiplication and factoring of algebraic especially 2+ + ��ℎ ≠ 1.

Keywords: the effectiveness, remedial learning, props, “Kotak Geser”, multiplication and factoring of algebraic, data errors students.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Efektivitas penggunaan media alat peraga "Kotak Geser" ditinjau dari hasil belajar dan keaktifan siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan pada materi operasi perkalian dan pemfaktoran bentuk aljabar.

0 0 209

Diagnosis kesulitan belajar matematika siswa dan solusinya dengan pembelajaran remedial pada materi faktorisasi bentuk aljabar studi kasus seorang siswa kelas IX SMP Pantekosta Magelang.

0 2 189

Diagnosis kesulitan belajar siswa dan pembelajaran remedial dalam materi operasi pada pecahan bentuk aljabar di kelas VIII SMPN2 Jetis Bantul.

0 4 144

Efektivitas penggunaan media alat peraga Kotak Geser ditinjau dari hasil belajar dan keaktifan siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan pada materi operasi perkalian dan pemfaktoran bentuk aljabar

0 14 207

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POCKET BOOK REALISTIK DENGAN MATERI OPERASI DAN FAKTORISASI BENTUK ALJABAR.

2 7 89

Latihan Materi Aljabar (1) Selesaikan persamaan

0 0 6

Pengaruh Pembelajaran Remedial Berbantua Indonesia

0 0 10

Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Perkalian Aljabar Dengan Menggunakan Alat Peraga Blokar (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas VII SMPN 3 Satap Balocci) Lisna Nurani ABSTRAK - Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Perkalian Aljabar Dengan Menggunakan

1 0 8

Diagnosis kesulitan belajar siswa dan pembelajaran remedial dalam materi operasi pada pecahan bentuk aljabar di kelas VIII SMPN2 Jetis Bantul - USD Repository

0 0 142

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN REMEDIAL DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA “KOTAK GESER” PADA MATERI PERKALIAN DAN FAKTORISASI BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII SMPN 2 JETIS BANTUL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pro

0 0 231