7
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Jambu Mete
Menurut United States Department of Agriculture 2014 klasifikasi dari tanaman jambu mete, yaitu:
Kerajaan : Plantae
Sub kerajaan : Tracheobionta Super divisi
: Spermatophyta Divisi
: Magnoliophyta Kelas
: Magnoliopsida Sub kelas
: Rosidae Ordo
: Sapindales Suku
: Anacardiaceae Marga
: Anacardium Jenis
: Anacardium occidentale L. Tanaman jambu mete berasal dari Brazil dan masuk ke Indonesia
sekitar 400 tahun yang lalu dibawa oleh orang-orang Portugis ke India dan menyebar ke seluruh daerah tropis di Asia dan Afrika termasuk Indonesia.
Di Indonesia, tanaman jambu mete mula-mula hanya dianggap sebagai tanaman penghijauan. Namun, setelah diketahui berpotensi meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, tanaman jambu mete tersebut mulai dikembangkan ke seluruh daerah di Nusantara yang memiliki kondisi
tanah yang sedikit gersang seperti di daerah Nusa Tenggara.
Pengembangan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi permintaan terhadap kacang mete yang terus meningkat Suprapti, 2003.
Tanaman jambu mete memiliki bagian vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif tanaman jambu mete terdiri dari akar, batang, dan daun
sedangkan bagian generatif terdiri dari bunga, buah, dan biji. Daun jambu mete berbentuk telur, bagian ujung berbentuk bulat namun pada
pangkalnya berbentuk runcing. Jambu mete memiliki jenis daun tunggal dan memiliki letak tersebar di seluruh ranting. Bunga jambu mete
berukuran kecil, harum, dan sangat banyak jumlahnya. Bunga jambu mete termasuk bunga majemuk yang berbentuk malai dan bermunculan pada
setiap ujung ranting. Pada satu malai terdapat bunga jantan dan bunga hemafrodit berkelamin dua. Dari sekian banyak bunga yang dibuahi,
hanya 4-6 yang dapat bertahan hingga matang dan bunga lainnya berguguran pada berbagai tingkat umur Suhadi, 2007.
Buah jambu mete terdiri dari dua bagian, yaitu buah semu yang mirip jambu air dan buah sejati yang berbentuk menyerupai ginjal. Bagian
buah semu sebenarnya merupakan tangkai buah yang membesar dari normalnya seolah-olah daging buah normal. Buah jambu mete termasuk
kelompok buah batu, berbentuk seperti ginjal manusia. Buah berukuran jauh lebih kecil dibandingkan buah semunya, yaitu dengan panjang antara
15-25 mm dan lebar antara 18-20 mm Suhadi, 2007.
Daun jambu mete sendiri memiliki banyak senyawa kimia yang masih belum terindentifikasi secara sempurna. Beberapa senyawa kimia
dalam daun jambu mete terbukti memiliki efek biologis yang dapat membantu memperbaiki kesehatan manusia. Beberapa kandungan
senyawa kimia dalam daun jambu mete adalah tanin-galat, flavonol, asam akardiol, asam elagat, senyawa fenol, kardol, dan metil kardol Yuliarti,
2009. Menurut penelitian dari Nugroho 2013, daun jambu mete
memiliki kandungan fenolik total yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu mete memiliki kandungan
fenolik sebesar 20 mg ekuivalen asam galat per 100 g ekstrak etanolik daun jambu mete. Kandungan senyawa fenolik dalam daun jambu mete ini
diketahui memberikan efek biologis pada kesehatan manusia. Beberapa bagian tanaman jambu mete memiliki khasiat dan
kegunaan. Di daerah Jawa Barat, daun muda tanaman jambu mete dikonsumsi sebagai lalapan Sulistyawati, 2009. Daun dan kulit batang
tanaman jambu mete dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit seperti hipertensi, diabetes mellitus, disentri, beberapa jenis radang, asma,
dan bronkitis Edet, 2013.
B. Senyawa Fenolik