infusa sesuai standart pembuatan sediaan herbal relatif mudah sehingga dalam aplikasi di masyarakat dapat diterapkan.
1. Perumusan masalah
a. Apakah pemberian infusa daun M. tanarius mempunyai efek hepatoprotektif dengan menurunkan kadar ALT-AST serum pada tikus
jantan terinduksi karbon tetraklorida? b. Berapakah dosis efektif infusa daun M. tanarius yang memberikan
pengaruh penurunan kadar ALT-AST serum pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida?
2. Keaslian penelitian
Penelitian yang menggunakan M. tanarius sebelumnya adalah Matsunami, dkk 2006, 2009 dan Phommart, Pakawade, Nitirat, Somsak, dan
Somyote 2005. Matsunami dkk, 2006, 2009 melaporkan adanya macarangiosida A, macarangiosida B, macarangiosida C, dan malofenol B pada
tanaman M. tanarius yang mempunyai aktivitas antioksidan. Phommart dkk 2005 melaporkan kandungan tanaman M. tanarius berupa tanariflavanon B,
tanariflavanon C, tanariflavanon D, nymphaeol A, nymphaeol B, nymphaeol C, blumenol A dan blumenol B. Penelitian lain yang menggunakan M. tanarius
adalah penelitian Puteri dan Kawabata 2010, yang melaporkan bahwa terdapat 5 senyawa baru yang dapat diisolasi dan diidentifikasi dari ekstrak EtOAc daun M.
tanarius, yaitu mallotinic acid, corilagin, chebulagic acid, macatannin A dan macatannin B. Senyawa-senyawa tersebut diidentifikasi dapat menghambat enzim
α-glucosidase α-glucosidase inhibitor, AGIs.
Selain itu Mahendra dan Hendra 2011 serta Nugraha dan Hendra 2011 telah melakukan penelitian tentang efek hepatoprotektif infusa daun M.
tanarius pada tikus jantan terinduksi parasatamol. Selain kedua penelitian itu juga telah ada penelitian mengenai efek inflamasi dan efek hepatoprotektif ekstrak
metanol-air daun M. tanarius pada tikus jantan terinduksi parasetamol Kurniawati, Andrianto, dan Hendra 2011. Berdasarkan penelitian tentang M.
tanarius yang telah dilakukan, maka penelitian mengenai pengaruh infusa daun M. tanarius pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida belum pernah
dilakukan.
3. Manfaat penelitian