Steatosis Perlemakan hati Nekrosis

B. Kerusakan Hati

Kerusakan hati yang dapat timbul dari berbagai jenis senyawa toksik adalah sebagai berikut.

1. Steatosis Perlemakan hati

Perlemakan hati atau steatosis merupakan suatu kondisi dimana terjadi peningkatan kandungan lipid di dalam hati. Peningkatan kandungan lipid ini dapat mencapai 5. Perlemakan hati dapat terjadi dari beberapa peristiwa yaitu kelebihan asam lemak bebas di dalam hati, adanya gangguan siklus trigliserida, peningkatan pola sintesis atau esterifikasi dari asam lemak, penurunan oksidasi asam lemak, penurunan sintesis apoprotein dan penurunan sintesis atau sekresi dari VLDL Gregus dan Klaaseen, 2001. Mekanisme yang paling umum mendasari adanya perlemakan hati adalah rusaknya pelepasan trigliserid hati ke dalam plasma. Karena trigliserid hati hanya disekresi bila dalam keadaan tergabung dengan lipoprotein Lu, 1995. Perlemakan hati biasanya merupakan suatu respon pemejanan dari beberapa hepatotoksin. Beberapa senyawa hepatotoksin yang menyebabkan steatosis adalah karbon tetraklorida, etanol, fialuridini, dan asam valproat Gregus dan Klaaseen, 2001. Beberapa senyawa lain yang dapat menimbulkan lesi akut adalah etionin, fosfor, dan tetrasiklin dengan menyebabkan banyak butiran lemak kecil, sedangkan lesi kronik dapat disebabkan oleh etanol dan metotreksat dengan menyebabkan butiran lemak besar menggantikan inti. Lu, 1995.

2. Nekrosis

Nekrosis ditandai dengan pembengkakan sel, kebocoran, disintegrasi nukleus, dan adanya sel-sel inflamasi. Sel-sel yang telah mati dapat bertahan selama berhari-hari ketika sejumlah besar sel sel mati. Ketika terjadi nekrosis pada hepatosit, terkait adanya kebocoran membran, nekrosis dapat dideteksi dengan pengujian biokimia plasma atau serum untuk enzim yang dihasilkan di sitosol. Informasi utamanya adalah aktivitas tingkat enzim alanin aminotransferase ALT yang mendominasi enzim di hepatosit, selain itu juga dapat dideteksi dengan laktat dehidrogenase LDH, yang ditemukan dalam banyak jaringan Gregus dan Klaaseen, 2001.

3. Sirosis

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif jangka pendek infusa biji atung (Parinarium glaberimum Hassk) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 68

Efek hepatoprotektif jangka panjang infusa biji atung (Parinarum glaberimum Hassk.) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 65

Efek hepatoprotektif jangka waktu enam jam ekstrak etanol daun macaranga tanarius L. terhadap ALT-AST pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 111

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan jangka panjang.

0 1 109

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan jangka pendek.

0 1 111

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius L. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 106

Efek hepatoprotektif infusa daun Macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi parasetamol - USD Repository

0 0 86

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius L. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 104

Efek hepatoprotektif infusa daun macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 106

Efek hepatoprotektif infusa daun swietenia mahagoni (l.) jacq. pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 113