terlebih dahulu untuk melihat validitas dan reliabilitas dari alat ukut tersebut.
e. Peneliti menyusun aitem-aitem dan beberapa pertanyaan terbuka yang akan digunakan sebagai alat ukur reaksi peserta pelatihan
terhadap pelatihan tersebut. f. Peneliti membuka pendaftaran bagi mahasiswa yang nantinya akan
menjadi subjek penelitian sebagai kelompok eksperimen. Peneliti membuat sejumlah poster yang berisi ajakan untuk mengikuti
pelatihan manajemen waktu. Peneliti berkoordinasi dengan dosen pembimbing akademik angkatan 2012 dalam hal persuasi untuk
keikutsertaan pelatihan.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Pengukuran Pada Kelompok Eksperimen Pre-Test: Peneliti membagikan alat ukur berupa skala kemampuan
manajemen waktu bagi peserta pada kelompok ini sebelum dilakukan pelatihan manajemen waktu. Penyebaran skala dilakukan
pada tanggal 26-28 Februari 2013 yang dilakukan di kelas. Pemberian Perlakuan: Pemberian perlakuan yakni pelatihan
manajemen waktu yang dilakukan oleh beberapa orang trainer yang dilaksanakan pada tanggal 2-3 Maret 2013 di Wisma GHCC
Duta Wacana, Kaliurang.
Evaluasi: Kirkpatrick 2009 mengemukakan bahwa pemberian evaluasi reaksi kepada peserta pelatihan dan post-test merupakan
cara yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas pelatihan. Evaluasi reaksi langsung diberikan setelah pelatihan selesai.
Sedangkan post-test diberikan kepada peserta dengan jangka waktu satu bulan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi bias atau faking
good. Peneliti juga melanjutkan proses evaluasi selanjutnya yaitu follow-up. Follow-up juga dilakukan dengan jangka waktu satu
bulan setelah pelatihan dilakukan. Post-test dan follow-up ada kelompok kelompok eksperimen diberikan pada tanggal 3 April
2013. Hal ini bertujuan untuk melihat keefektifan dari pelatihan. Diharapkan bahwa dengan jangka waktu satu bulan, peserta dapat
menerapkan pengetahuan maupun keterampilan yang didapatkan saat pelatihan dan dapat melaporkan kemajuan atau progress
setelah mendapatkan pelatihan Phillips, 1997. Johnson 2008 juga mengungkapkan hal yang sama bahwa post-test dan follow-up
sebaiknya dilakukan satu bulan setelah pelatihan diadakan. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pada peserta agar
mempelajari hal-hal yang didapatkan dari pelatihan dalam hal kemampuan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.
b. Pengukuran Pada Kelompok Kontrol Pre-Test: Peneliti membagikan alat ukur berupa skala kemampuan
manajemen waktu bagi peserta pada kelompok ini. Pengambilan data pre-test kelompok kontrol dilakukan pada tanggal 26-28
Februari 2013 yang dilakukan di kelas. Post-Test: Peneliti membagikan skala kemampuan manajemen
waktu dengan jarak waktu satu bulan setelah pelatihan manajemen waktu dilakukan bagi kelompok eksperimen, yaitu pada tanggal 26
April 2013.
G. Alat Ukur