Skala pre-post test juga digunakan sebagai alat ukur evaluasi. Pada tahap ini, pemberian skala pre-post test kemampuan manajemen
waktu berada pada level II Learning. Level ini dapat melihat pengetahuan atau keterampilan individu setelah mengikuti proses
pembelajaran atau pelatihan. Peneliti melakukan perbandingan skala pre-test dan post-test untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki
subjek setelah mengikuti proses pelatihan manajemen waktu. Penelitian ini hanya menggunakan dua level yaitu level I dan
level II. Hal ini dilakukan karena pada penelitian kuasi eksperimen ini diasumsikan telah memenuhi kriteria. Untuk level III Behavior dan
level IV Result digunakan untuk pelatihan di bidang psikologi industri karena level III dan level IV menilai hasil pelatihan secara objektif dan
evaluasi jangka panjang.
3. Manfaat Pelatihan
Soemarman 2010 mengungkapkan bahwa pelatihan memiliki beberapa manfaat yakni untuk mendukung kinerja seseorang dalam
menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan sehari-hari. Selain itu, pelatihan juga memiliki manfaat sebagai kesempatan dan peluang jangka pendek
untuk membekali diri agar peserta memiliki kemampuan serta kompetensi untuk dapat melakukan tugas atau pekerjaannya saat ini.
Acton dan Golden 2003 juga mengungkapkan manfaat dari pelatihan, yaitu membantu individu memperbaiki diri dalam hal
performansi agar menjadi lebih baik dalam menyelesaikan segala pekerjaan, pengembangan pengetahuan dan perilaku sehingga mendukung
individu dalam mencapai tujuannya.
4. Metode Pembelajaran Eksperensial
Experiential Learning
Metode pembelajaran eksperensial dianggap efektif digunakan dalam pelatihan. Lewin dalam Kolb 1984 menyebutkan bahwa metode
experiential learning ini merupakan pusat dari proses belajar dalam diri individu dan metode ini melibatkan pengalaman individu. Berikut ini
merupakan skema dari metode pembelajaran eksperensial experiential learning:
Gambar 2.2. Skema Metode
Experiential Learning
Reflective Observation
Abstract Conceptualism
Active Experimentation
Concrete Experience
a. Concrete Experience Tahap ini merupakan tahap pertama dalam pembelajaran
eksperensial. Tahap ini merupakan dasar atau basis dalam proses pembelajaran karena pada tahap ini, individu menekankan
pengalaman yang dialaminya sebagai pembelajaran. b. Reflective Observation
Tahap ini merupakan tahap yang kedua saat individu melihat kembali serta merefleksikan pengalamannya.
c. Abstract Conceptualism Abstract Conceptualism adalah tahapan yang ketiga dalam
pembelajaran eksperensial. Pada tahap ini, individu mulai belajar dari pengalaman tersebut. Selain itu, individu mulai menganalisis
konsep-konsep yang ada serta mengambil poin penting dari pengalaman yang dialaminya.
d. Active Experimentation Tahap ini merupakan tahap yang terakhir dalam pembelajaran
eksperensial. Individu mulai mengaplikasikan poin penting yang didapatkannya selama proses pembelajaran serta merealisasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Cara-cara dalam Metode Pembelajaran Eksperensial