Moving Ball Kick Out the Ball Save the Water Keep the Fire On

Namun, hasilnya tetap jatuh. Peserta tidak lelah untuk mencoba meski telah gagal berkali-kali. Para peserta mampu melakukan hal itu secara bersama-sama. Dan dalam waktu 15 menit para peserta dinyatakan gagal pada aktivitas ini. Ketika sesi untuk sharing, ada poin penting yang mereka sadari itulah sebab dari kegagalan dalam permainan tersebut yaitu kurangnya perencanaan yang matang. Beberapa pembelajaran yang didapat antara lain : Mitha : Perlu adanya harapan atau target jangka pendek. Rosa : Kurang pengalaman. Sudah ada jadwal harian, perlu ada evaluasi di setiap minggunya. Worst Case Scenario WCS:  Kick Out The Ball  Keep The Fire On  Save The Water  Moving Ball Aktivitas WCS bertujuan untuk mengaplikasikan semua aspek yang didapat dan dipelajari di hari sebelumnya dan melakukan improvement dari komitmen-komitmen yang sudah dibuat. Aktivitas ini dimulai oleh Faris dan Komang yang dipilih kelompok untuk mewakili penyampaian materi WCS oleh Dika fasilitator. Kedua anggota tersebut bertugas menyampaikan tujuan permainan tersebut kepada anggota kelompok lainnya. Setelah seluruh kelompok memahami aturan main, kemudian 6 buah alat yang sudah dipilih kelompok adalah : Tongkat, Koran, Korek Api, Peniti, Sedotan, dan Sendok Bebek. Kelompok menyelesaikan setiap tantangan dengan urutan sebagai berikut :

1. Moving Ball

2. Kick Out the Ball

3. Save the Water

4. Keep the Fire On

Secara keseluruhan, kelompok tidak dapat melakukan tugas disetiap tantangan dengan baik. Menurut anggota kelompok, ketidakberhasilan mereka dikarenakan oleh beberapa hal seperti : - Terburu-buru mengambil keputusan dan berakibat pada kurang tepatnya pemilihan alat Gede, Faris - Kurang teliti dalam mempersiapkan Gede - Salah persepsi masalah jarak zona Komang setelah dikonfrontasikan, itu disebabkan karena dalam transfer briefing kepada anggota kelompok, tidak semua membaca intruksi dan memahami yang dimaksudkan dalam permainan. Gede Melalui proses sharing aktifitas, beberapa pembelajaran yang mereka dapatkan adalah : Gede : Perlu lebih fokus dan teliti Mukti : Menyempurnakan rencana agar tidak gagal lagi. Perlu memilih peluang. Komang : Perlu sekali adanya prioritas. Faris : Perlu menyesuaikan diri dengan keadaan. General Review: Aktivitas ini, fasilitator meminta para peserta untuk mengungkapkan apa yang mereka peroleh selama mengikuti pelatihan tersebut. Beberapa hal yang mereka pelajari adalah : Mukti : Belajar menghargai waktu dengan cara mengerjakan apa yang menjadi prioritas. Selama ini masih suka bermain game. Dan setelah ini ingin mengurangi porsi main. Akan merencanakan sesuatu lebih matang dan menyusun tujuan, memilih peluang dalam merencanakan perlu prioritas. Dari semua kegiatan, saya ingin lebih menghargai waktu, mengutamakan prioritas dan membuat catataan untuk semua perencanaan. Komang : Selama ini kalau kuliah atau janjian dengan orang lain suka telat, berdampak ke belakang, apabila tidak disiplin sampai tua juga akan berantakan. Maka ingin bisa mengalahkan diri sendiri. Ketika kita membuat suatu rencana, kita membuatnya secara step by step. Mau lebih disiplin dalam mengatur waktu dan bangun pagi secara konsisten. Rosa : Belajar untuk menyiapkan segala sesuatunya lebih detail lagi. Gede : Mau mengatur waktu lebih bijaksana. Memperbaiki diri dengan membuat skala prioritasnya Yanti : Ingin membuat self contract. Akan lebih memperbaiki jadwal. Faris : Ingin melakukan penambahan jadwal untuk berjuang lebih keras. Yogyakarta, 22 Januari 2013 Group Facilitator : Antonius Septian Nugroho Asisten Facilitator : Elisabeth Intan Dyah Personal Action Plan Evaluasi Pelatihan: Setelah seluruh aktivitas selesai dalam kelompok kecil, seluruh peserta berkumpul dalam kelompok besar. CD melakukan review secara keseluruhan dengan meminta perwakilan dari tiap kelompok untuk sharing akan beberapa hal yang didapat selama pelatihan. Berdasarkan pengalaman yang sudah dialami oleh peserta selama pelatihan, peserta diminta untuk membuat rencana aksi yang nyata secara pribadi Personal Action Plan. Selanjutnya pelatihan ditutup oleh CD. Closing Lampiran 19. Laporan Observasi Dinamika Kelompok II H 1 Sabtu, 2 Maret 2013 Opening and Grouping: Pembukaan pelatihan dilakukan pada pukul 16.30 oleh Dian Wibowo selaku Course Director CD. Pembukaan ini merupakan suatu pembekalan awal dengan mengingatkan kembali mengenai tiga komitmen awal pelatihan, yaitu Positive Thinking, Out of Routine dan Do the Best. Setelah itu dijelaskan mengenai aturan selama pelatihan dan pembagian kelompok kecil. Conditioning Small Group: Setelah masuk ke dalam kelompok kecil, pada sesi Conditioning peserta diberi penjelasan mengenai : 1. Tujuan pelatihan. 2. Metode pelatihan luar ruang dengan menggunakan metode Experiential Learning. 3. Sejarah singkat Outward Bound Outdoor Training. 4. Tiga tantangan terbesar dalam berkegiatan dari alam, diri masing-masing peserta dan tantangan yang diberikan oleh fasilitator. 5. Tiga peran fasilitator Challenge Presenter, Fasilitator, Safety Guard. 6. Tiga komitmen dalam berkegiatan Positive Thinking, Out of Routine Do the Best. Setelah sesi Conditioning, peserta diberi tugas untuk menuliskan tentang harapan mimpi dan ketakutan mereka pada 2 lembar kertas yang nantinya akan dibacakan pada sesi Daily Review. Setelah itu peserta diajak untuk sharing mengenai tujuan dan kecemasan mereka dalam mengikuti pelatihan ini, Pras bercerita bahwa selama ini sudah ada managemen waktu namun masih belum disiplin dalam pelaksanakannya. Dengan mengikuti pelatihan ini, ia berharap agar bisa mengatur waktu lebih baik. Dan semua peserta sutuju bahwa tujuan dari pelatihan ini agar bisa mengatur waktu lebih baik. Walaupun Tika dan Nata baru saja mengikuti weekend moral pada hari yang sama, namun mereka tetap berniat untuk mengikuti pelatihan ini. Mengenai kecemasan, hanya Mocca yang memiliki kecemasan dalam mengikuti pelatihan, ini disebabkan karena Ia sakit dan takut kalau sakitnya bertambah parah dan tidak bisa mengikuti pelatihan hingga selesai. Ice Breaking Small Group: Karena suasana dalam peserta sudah mencair dan sudah saling mengenal satu sama lain maka fasilitator memutuskan untuk meniadakan aktivitas Ice Breaking. Cooking Pada sesi ini, peserta diajak untuk merencanakan aktivitas berdasarkan urutan prioritas, mengendalikan waktu berdasarkan tugas dan tanggung jawab serta adanya pembuatan jadwal dan mengatur area kerja dari sudut pandang kerapian. Pada aktivitas ini peserta diberi tugas untuk memasak makan malam, makan dan mandi berdasarkan prioritas. Setelah diberikan briefing pada perwakilan kelompok masing-masing, kelompok mulai berdiskusi dan membuat daftar alat-alat masak apa saja yang dibutuhkan dan bahan-bahan makanan yang diperlukan. Dari semua daftar peralatan dan bahan makanan, hampir semuanya dapat dipenuhi. Dinamika yang terjadi adalah setiap orang bekerja dengan tugas masing-masing, namun tanpa pembagian tugas yang jelas, tidak adanya time table dan pengerjaan cenderung mengalir begitu saja. Dari waktu yang ditetapkan, peserta tidak dapat menyelesaikan tugas tersebut dengan baik. Dari aktivitas memasak ini, terjadi keterlambatan waktu sehingga pada saat waktu yang ditentukan sudah habis, beberapa peserta belum selesai makan dan peralatan belum dicuci dan dirapikan. Dari tugas mandi, hanya 2 orang yang mandi sedangkan 4 peserta belum sempat mandi. Dari hasil de brief yang dilakukan, beberapa kekurangan yang diungkapkan peserta sehingga aktivitas ini tidak berhasil dilakukan, antara lain : 1. Kurang adanya komunikasi, tidak ada pembagian tugas dan rencana berubah ditengah jalan sehingga terjadi kebingungan Sonia. 2. Tidak adanya koordinator atau leader Mocca.

3. Tidak adanya time keeper Tika. 4. Terlalu banyak yang berbicara Pras.