5. Cara-cara dalam Metode Pembelajaran Eksperensial
Abella dalam Supratiknya, 2011 mengemukakan delapan cara dalam pembelajaran eksperensial, yaitu:
a. Latihan gugus tugas Dalam latihan ini, peserta masuk ke dalam kelompok-kelompok.
Satu kelompok berisi 3 hingga 8 orang kemudian mereka diminta untuk mengerjakan suatu tugas dan setelah selesai, mereka mempresentasikan
hasilnya tersebut. Metode ini menuntut peserta untuk terlibat aktif dalam kelompoknya.
b. Diskusi kasus Dalam diskusi kasus, peserta diminta untuk mendiskusikan
sebuah kasus yang berbentuk tertulis, video maupun audio. Lalu, fasilitator kemudian akan memberikan beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan kasus tersebut. Cara ini bertujuan melatih peserta untuk dapat mengambil inti yang terdapat pada kasus tersebut dan tidak
hanya sekedar menerima dari fasilitator saja. c. Simulasi dan games
“Games adalah aktivitas bermain yang diformalkan dan peserta diharapkan mencapai tujuan tertentu dalam batas-batas yang
ditetapkan lewat serangkaian aturan main. Sedangkan simulasi merepresentasikan situasi kehidupan nyata tertentu tetapi
komponen-komponen dan hubungan antarkomponen ditampilkan sedemikian rupa sehingga bisa dikendalikan oleh peserta
mengikuti kerangka waktu yang ditentukan. Simulasi atau permainan sama-sama bertujuan untuk menciptakan atau
menghadirkan kembali proses, kejadian atau serangkaian situasi yang bersifat kompleks. Hal ini dapat membantu peserta dalam
menghayati
dan memanipulasikan
situasi tanpa
perlu
menanggung resiko yang biasanya timbul, dan selanjutnya mampu menganalisis yang terjadi.”
d. Latihan bermain peran Dalam metode ini, peserta diminta untuk bermain peran
misalnya: drama. Peserta memainkan sebuah situasi dan biasanya setelah itu dilakukan disukusi serta analisis bagaimana interaksi
tersebut dirasakan oleh para peserta. Peserta juga dapat memperoleh feedback tentang tingkah lakunya saat bermain peran. Latihan ini
bertujuan agar peserta dapat menghayati sebuah interaksi dengan cara yang biasa dilakukannya maupun cara yang baru.
e. Diskusi kelompok Metode ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pada
peserta untuk bertukar pendapat antar anggota kelompok maupun dalam kelompok besar. Selain itu, fasilitator biasanya membuat pertanyaan -
pertanyaan untuk kelompok agar dapat di diskusikan kemudian menyatukan berbagai gagasan yang muncul dan kemudian dibuat
kesimpulan. f. Latihan individual
Dalam metode ini, peserta diminta untuk bekerja secara individu kemudian mereka juga diminta untuk menerapkan pengetahuan yang
mereka dapat dari kegiatan tersebut ke dalam situasi kehidupan mereka. Tujuan latihan individual ini adalah menguji pemahaman dari hasil
pembelajaran yang mereka dapat agar bisa diterapkan dalam situasi kehidupannya.
g. Presentasi atau lekturet “Presentasi atau lekturet merupakan suatu bentuk komunikasi atau
penyampaian terstruktur yang disiapkan oleh penyaji kepada khalayak peserta. Metode ini bertujuan untuk menyampaikan
informasi berupa pengetahuan, pandangan atau pendekatan baru yang penting kepada peserta.”
h. Modelling perilaku Dalam metode ini, peserta diminta untuk mencontoh perilaku
misalnya lewat menonton film. Tujuannya yakni mengajarkan kepada peserta tentang cara-cara tertentu yang dilakukan untuk menghadapi
situasi tertentu serta memberikan kesempatan kepada peserta untuk melatih tingkah laku yang baru agar mereka percaya diri dalam
menghadapi sebuah situasi.
D. Dinamika