Setelah gagal baru sadar kalau ada strategi yang lebih baik Sonia.

Initiative Problem Solving Games :  Zeni Bridge Tujuan dari aktivitas ini adalah penetapan tujuan, baik tujuan jangka pendek, menengah dan tujuan jangka panjang dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Dinamika yang terjadi pada aktivitas Zeni Bridge adalah pada tahap awal setelah fasilitator memberikan instruksi, peserta langsung membuat strategi dan langsung mengikat pada papan yang telah disiapkan dan menjalankan tugas tersebut. Beberapa hal unik yang terjadi pada proses berjalan adalah adanya perubahan rencana di tengah jalan dan Nata mengingatkan teman-temannya untuk tidak mreubah rencana di tengah jalan. Namun dari target waktu yang diberikan, aktivitas ini tidak berhasil diselesaikan. Dari de brief yang dilakukan, pembelajaran dari aktivitas ini adalah : 1. Perencanaan seharusnya disusun lebih matang Nata. 2. Konsep dan strategi didapatkan pada saat proses berjalan, tetapi seharusnya harus dipikirkan di awal Sonia. 3. Seharusnya ada time keeper untuk mengingatkan waktu Tika. Worst Case Scenario:  Kick Out The Ball  Keep The Fire On  Save The Water  Moving Ball Pada fase WCS ini, peserta diharapkan mampu mengimplementasikan dari seluruh pembelajaran yang diperoleh. Setelah perwakilan kelompok menerima instruksi, Pras dan Nata kembali ke dalam kelompok dan berdiskusi mengenai aktivitas ini dan mulai memilih 6 peralatan yang telah disediakan. Peralatan yang dipilih dari kelompok 2 adalah : penggaris, benang kasur, sedotan, korek api, koran dan sendok bebek. Urutan pengerjaan tugas ini dimulai dengan Save The Water, Keep The Fire On, Moving Ball dan yang terakhir adalah Kick Out The Ball. Secara umum, tugas ini tidak berhasil diselesaikan dengan baik, kelompok 2 hanya mampu menyalakan 1 lilin pada aktivitas Keep The Fire On dan point total adalah 75. Dari hasil de brief yang dilakukan, ada beberapa kekurangan yang diungkapkan oleh peserta sehingga aktivitas ini tidak berhasil dilakukan, penyebabnya antara lain : 1. Kurang memahami detail dari tugas yang diberikan dan cenderung reaktif sehingga pada pemilihan alat tidak terlalu sesuai Nata. 2. Tidak adanya skala prioritas dan perencanaan yang belum matang karena dari awal sudah berpikir mana yang dikerjakan terlebih dahulu Tika. 3. Pengaturan waktu yang kurang baik Pras

4. Setelah gagal baru sadar kalau ada strategi yang lebih baik Sonia.

Inti pembelajaran dari aktivitas ini adalah : 1. Mengetahui inti dan rangkuman dari tugas lalu menetapkan pemilihan alat dan membuat perencanaan yang matang Tika. 2. Membuat skala prioritas, mana yang dikerjakan terlebih dahulu berdasarkan kebutuhan yang penting dan mendesak Pras. 3. Membuat jadwal yang lebih detail step of work Tika. General Review Dalam General review, setiap peserta mengungkapkan mengenai pengalaman dan pembelajaran mereka selama 2 hari berkegiatan. Inti dari pembelajaran tersebut adalah : 1. Ketika kita memiliki mimpi, dream, believe and make it happen. 2. Perlunya koordinasi dan perencanaan yang detail dan menentukan tahapan- tahapan dari pengerjaan dan pembagian tugas yang jelas. 3. Mencoba untuk mengatur waktu lebih baik agar prioritas yang diinginkan dapat tercapai. 4. Lebih bisa mengatur diri sendiri dan mengatur waktu dan mengatur situasi yang ada. 5. Lebih belajar bertanggung jawab, mengatur diri sendiri dan konsekuen dalam berkomitmen. 6. Dalam mencapai tujuan harus ada niat terlebih dahulu lalu dibarengi dengan usaha lalu dibungkus dengan doa. Personal Action Plan, Evaluasi Pelatihan dan Closing Pada akhir pelatihan, peserta diminta untuk membuat rencana pribadinya Personal Action Plan dan mengisi umpan balik pelatihan dengan tujuan untuk perbaikan pada pelatihan selanjutnya dan masukan bagi fasilitator. Pelatihan ditutup oleh Course Director sebagai tanda bahwa pelatihan telah selesai. Yogyakarta, 6 Maret 2013 Group Facilitator : Lasro Bonaventura Situmorang Co. Facilitator : Dhendy Daru Pamungkas Lampiran 20. Laporan Observasi Dinamika Kelompok III H 1 Sabtu, 2 Maret 2013 Opening and Grouping: Pada saat sesi opening and grouping ini dilakukan di lapangan pada pukul 16.30. Sesi Opening dibuka dan dipimpin oleh Dian Wibowo, S.Psi selaku Course Director. Pada sesi opening ini, CD memperkenalkan seluruh tim yang akan mengikuti kegiatan ini hingga akhir. CD juga kembali mengingatkan secara singkat beberapa hal yang sudah dijelaskan pada saat briefing di hari H- 2, yaitu: mengenai metode yang akan digunakan dalam pelatihan, yakni Experiental Learning, 3 modal dasar yang harus selalu diingat, yakni: positive thingking, out of the box, dan do the best, serta menegaskan pertauran yang akan dipakai ketika pelatihan ini, contohnya: seluruh tim dan peserta tidak boleh merokok kegiatan berjalan dan tidak diperbolehkan menggunakan handphone ketika sedang beraktifitas. Sedangkan sesi grouping sudah dirancang sedemikian rupa oleh peneliti, sehingga ketika sesi ini tugas fasilitator hanya mengangkat kertas yang berisikan nama-nama peserta dalam kelompok yang akan didampinginya. Conditioning Small Group: Di sesi conditioning small group ini, fasilitator kembali menjelaskan beberapa hal, yaitu: 1. Tujuan dari Pelatihan Manajemen Waktu 2. 3 modal dasar positive thinking, out of the box, dan do the best 3. Menjelaskan fungsi fasilitator challenge presenter, safety guard, dan Facilitator 4. Memperkenalkan dan menjelaskan fungsi co-fasilitator observer Namun, ketika sesi Hope and Fear akan dimulai, hujan deras mulai turun. Di sesi ini teman-teman kelompok 3 diminta untuk menuliskan apa yang menjadi harapan dan ketakutan hope and fear mereka di masa depan dan harapan dan ketakutan selama mengikuti pelatihan. Di sesi ini, awalnya teman-teman mensharingkan apa yang menjadi harapan dan ketakutan mereka dalam pelatihan Manajemen Waktu, misalnya:

1. Ananta Hope