26
bercak  dilakukan  di  bawah  sinar  UV  254  nm.  Setelah  diketahui  adanya bercak, maka dilakukan perhitungan Rf untuk masing-masing bercak.
e. Kromatografi Cair
Senyawa  hasil  sintesis  dilarutkan  dengan  pelarut  metanol  :  air 95:5,  kemudian  dilakukan  pemeriksaan  dengan  kolom  LC  Supelco  5µ
C18m  250  x  2  mm,  suhu  kolom  setara  dengan  suhu  ruangan,  pelarut  A adalah air dengan asam asetat 0,3, dan pelarut B adalah asetonitril dengan
asam  asetat  0,3,  kecepatan  alir  fase  gerak  total  1  mLmenit  dengan  elusi isokratik.
Kemurnian  masing-masing  sampel  dihitung  berdasarkan  rasio antara  luas area  puncak  kromatogram  yang  dimaksud  terhadap  jumlah  luas
area dari seluruh puncak kromatogram dikalikan dengan seratus persen.
f. Elusidasi struktur senyawa hasil sintesis
Elusidasi  struktur  dari  senyawa  hasil  sintesis  dilakukan  dengan menggunakan  spektrofotometer  inframerah  IR,  spektrometer  massa  MS,
dan
1
H-NMR.
1 Spektroskopi inframerah
Senyawa hasil sintesis sebanyak ± 0,5-1 mg dicampur dengan ±10 mg KBr hingga homogen. Campuran tersebut kemudian dikempa dan dibuat
menjadi  tablet.  Cahaya  inframerah  keluar  dari  sumber  sinar,  kemudian dilewatkan  pada  cuplikan.  Cahaya  yang  dilewatkan  tersebut  nantinya  akan
dipecah  menjadi  frekuensi-frekuensi  individunya  oleh  monokromator.
27
Intensitas relatif dari frekuensi individu tersebut akan terukur pada detektor hingga diperoleh spektra inframerah untuk senyawa bersangkutan.
2 Mass Spectroscopy MS
Senyawa  hasil  sintesis  dilarutkan  dalam  pelarut  metanol  kemudian diinjeksikan  ke  dalam  alat  spektroskopi  massa  dengan  metode Fluid
Desorption FD. Spektra MS  senyawa  hasil  sintesis  murni  yang  diperoleh diinterpretasikan  dengan  melihat  ion molekul  yang  muncul  sebagai  M
+
, sehingga dapat diketahui bobot molekul BM senyawa hasil sintesis murni.
3 Spektroskopi proton resonansi magnet inti
1
H-NMR
Sampel senyawa  hasil  sintesis dilarutkan  dengan  CDCl
3
dalam tabung, kemudian diperiksa dengan spektrometer
1
H-NMR Delta 2_NMR. Hasil  spektra
1
H-NMR  senyawa  hasil  sintesis  diinterpretasikan dengan melihat posisi atom H sehingga dapat diketahui perkiraan struktur senyawa
hasil sintesis berdasarkan posisi atom H-nya.
F. Analisis Hasil
1. Perhitungan rendemen
Perhitungan rendemen senyawa hasil sintesis dilakukan pada kristal yang murni dan dikeringkan.
rendemen = berat senyawa hasil sintesis
berat senyawa hasil sintesis secara teoritis x 100