28
2. Analisis pendahuluan
Analisis pendahuluan senyawa hasil sintesis didasarkan pada data organoleptis, data kelarutan, dan kromatogram kromatografi lapis tipis hasil
pengujian.
3. Pemeriksaan kemurnian dari senyawa hasil sintesis
Untuk pemeriksaan kemurnian senyawa hasil sintesis, data yang digunakan berupa hasil uji titik lebur dan uji kromatografi cair.
4. Elusidasi struktur
Elusidasi struktur dari senyawa hasil sintesis didasarkan pada data spektra inframerah, spektra massa, dan spektra
1
H-NMR.
29
A. Sintesis 2-4 ’-
Sintesis sen 1,3-dion dilakukan de
1,3-dion dan 4-hidroksi dengan metode solid
yang memiliki dua hidroksi-3-metoksibenz
hidrogen alfa. Kedua kondensasi aldol sil
metoksibenzilidena si
Gambar 4. Sikohe
Sikloheksana hidrogen alfa yang be
tinggi karena adanya karbonil kekurangan
sehingga enol akan mud
29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4 ’-hidroksi-3’-metoksibenzilidena sikloheksan
senyawa 2-4’-hidroksi-3’-metoksibenzilidena n dengan menggunakan starting material berupa
oksi-3-metoksibenzaldehida dengan katalis asam solid phase reaction. Sikloheksana-1,3-dion merupa
dua gugus keton dengan enam hidrogen alfa, benzaldehida merupakan suatu aldehida yang
dua starting material ini dimungkinkan bereaksi silang sehingga menghasilkan senyawa 2-
sikloheksana-1,3-dion.
oheksana-1,3-dion dengan enam hidrogen alfa dan karbonil
ksana-1,3-dion memiliki enam hidrogen alfa gam berada diantara 2 gugus keton memiliki re
ya induksi elektron oleh oksigen yang menye an elektron dan mengakibatkan atom Hα aka
n mudah terbentuk.
29
ksana-1,3-dion
na sikloheksana- rupa sikloheksana-
sam klorida HCl erupakan senyawa
lfa, sedangkan 4- ng tidak memiliki
ksi melalui reaksi 2-4’-hidroksi-3’-
a dan dua gugus
gambar 4 dimana reaktivitas paling
yebabkan atom C akan mudah lepas
Proses sintesis
senyawa 2-4’-hidroksi-3’-metoksibenzilidena
sikloheksana-1,3-dion diawali dengan peningkatan elektrofilisitas dari 4-hidroksi- 3-metoksibenzaldehida oleh katalis asam klorida. Kemudian ditambahkan
sikloheksana-1,3-dion yang akan membentuk intermediate enol. Pembentukan intermediate enol diawali dengan adanya protonasi atom O pada gugus karbonil
dari sikloheksana-1,3-dion oleh katalis HCl sehingga terbentuk atom C karbonil yang bermuatan positif. Terbentuknya muatan positif pada atom C karbonil
mengakibatkan atom Hα akan mudah lepas sehingga menghasilkan intermediate enol. Intermediate enol akan meningkatkan nukleofilisitas Cα dari sikloheksana-
1,3-dion sehingga lebih reaktif dan lebih mudah menyerang atom C karbonil pada senyawa 4-hidroksi-3-metoksibenzaldehida yang bermuatan parsial positif.
Muatan positif yang terbentuk pada C karbonil senyawa 4-hidroksi-3- metoksibenzaldehida merupakan akibat pengaruh induksi atom oksigen yang
bersifat elektronegatif dan resonansi pada gugus karbonil. Adanya atom O pada gugus karbonil yang bersifat elektronegatif menyebabkan elektron pada atom C
karbonil lebih tertarik pada atom oksigen sehingga menyebabkan muatan parsial positif pada atom C karbonil. Terbentuknya muatan parsial positif memungkinan
enol dari sikloheksana-1,3-dion dapat menyerang C karbonil dari senyawa 4- hidroksi-3-metoksibenzaldehida sehingga dihasilkan senyawa 2-4’-hidroksi-3’-
metoksibenzilidena sikloheksana-1,3-dion. Proses
sintesis senyawa
2-4’-hidroksi-3’-metoksibenzilidena sikloheksana-1,3-dion dilakukan dengan metode solid phase reaction dimana 4-
hidroksi-3-metoksibenzaldehida dan HCl sebagai katalis digerus terlebih dahulu
hingga homogen kemudian ditambahkan dengan sikloheksana-1,3-dion. Starting material yang digunakan digerus didalam mortir dengan tujuan untuk meratakan
persebaran dan memperkecil ukuran partikel. Adanya penggerusan menyebabkan ukuran partikel dari starting material menjadi lebih kecil dan luas bidang kontak
antar partikel semakin besar sehingga reaksi dapat berlangsung secara efisien. Pada proses penggerusan, akan terjadi perubahan warna campuran dari yang
semula berwarna putih menjadi berwarna kekuningan yang menandakan adanya reaksi yang terjadi. Perubahan warna tersebut disebabkan oleh perpanjangan
gugus kromofor yang terjadi dalam proses sintesis. Adanya energi yang diberikan melalui proses penggerusan mengakibatkan terjadinya reaksi pada campuran
tersebut. Proses penggerusan berlangsung selama 5 menit. Setelah itu campuran
ditambahkan natrium bikarbonat 10 untuk menghilangkan sisa dari katalis asam HCl yang digunakan. Endapan yang terbentuk kemudian disaring dan
direkristalisasi dengan menggunakan etanol 96. Proses rekristalisasi dilakukan dengan bantuan pemanasan untuk meningkatkan kelarutan dari senyawa hasil
sintesis dalam etanol 96. Dalam penelitian ini dilakukan dua kali proses rekristalisasi untuk menghasilkan senyawa dengan kemurnian yang tinggi.
Endapan yang terbentuk dari proses rekristalisasi kemudian disaring dan dikeringkan di dalam desikator selama dua hari. Pengeringan selama dua hari
dimaksudkan agar pengeringan berlangsung secara optimal dan didapatkan serbuk kering senyawa hasil sintesis.