1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Objek penelitian ini adalah struktur, makna, dan fungsi mantra-mantra Hindu Jawa, sedangkan data penelitian ini adalah mantra-mantra Hindu Jawa.Data
diperoleh dari sumber tertulis maupun lisan.Sumber tertulis didapatkan dari dokumentasi mantra-mantra Hindu Jawa dalam buku Mantram Kedalaman
Perguruan Raja Yoga Bulu Merak “Wedha Prakarti” Indonesia oleh Ida Pedanda Djaja Koesoema. Sedangkan sumber lisan akan didapatkan dari putra Ida Pedanda
Djajakoesoema, Agung Harjuno. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak. Metode simak adalah
metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan menyimak langsung penggunaan bahasa. Teknik yang digunakan dalam tahap pengumpulan
data, adalah teknik nonpartisipan atau teknik simak bebas libat cakap dengan mengamati dan mencatat wacana mantra yang terdapat dalam buku dokumentasi
mantra-mantra Hindu Jawa oleh Ida Pedanda Djaja Koesoema.Data yan sudah terkumpul diteliti berdasarkan struktur, maksud dan fungsi.
1.7.2 Metode dan Tahap Analisis Data
Penelitian ini akan menganalisis mantra Hindu Jawa dengan tiga metode. Untuk menganalisis struktur, akan digunakan metode agih. Metode agih adalah
metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti Sudaryanto, 1993:15. Pada metode agih akan digunakan
teknik dasar bagi unsur langsung, yaitu teknik analisis data dengan cara membagi suatu satuan lingual datanya menjadi beberapa unsur. Unsur tersebut dipandang
sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud Sudaryanto, 1993: 31. Kemudian analisis akan dilanjut dengan teknik baca
markah, yaitu teknik yang menganalisis pemarkahan untuk menunjukkan kejatian satuan lingual atau identitas konstituen tertentu; dan kemampuan membaca
peranan pemarkah itu marker berarti kemampuan menentukan kejatian yang dimaksud.
Berikut merupakan contoh penerapan metode agih dengan teknik dasar bagi unsur langsung.
1
a Hong
b Sang Hyang Surya
c Kuasaning Sang Hyang Widhi
d Haparing cahya dhumateng sadaya gesang
e Sang Hyang Bagaskara
f Kuasaning Sang Hyang Widhi
g Haparing tumuwuh dhumateng sadaya gesang
Mantra di atas dibagi menjadi lima baris yang ditandai dengan alfabet a, b, c, d, e, f, dan g. Dalam contoh tersebut, juga dapat ditemukan pemarkah pada awal mantra yang berupa
kata Hong. Kata ini ditemukan pada setiap awal mantra. Kemudian kata Sang Hyang, yang selalu mengawali nama Tuhan maupun manifestasinya. Penggunaan paragraf juga
digunakan pada setiap pemujian bentuk manifestasi Tuhan.
Untuk menganalisis makna akan digunakan metode padan, yaitu metode analisis data yang alat penentunya berada di luar, terlepas dan tidak menjadi
bagian dari bahasa langue yang bersangkutan atau diteliti Sudaryanto, 1993:13. Tujuan analisis data dengan metode padan adalah untuk menentukan