20
II. A. 2. c. Perspektif Fenomenologis
Fenomenologis membahas pengalaman manusia dan kesadarannya. Battista dan Almond 1973 juga menggunakan model fenomenologi untuk
menjelaskan proses dimana seseorang mengevaluasi dirinya, terutama dalam kerangka seberapa cepat ia meraih tujuan-tujuannya. Mereka menyatakan bahwa
tingkat seseorang mengalami positive life regard pada saat kapanpun merupakan fungsi dari posisinya saat ini, dengan memperhatikan tujuan hidup yang utama.
Intinya, semakin dekat seseorang mempersepsikan dirinya kepada tujuan hidupnya, maka semakin besar kecenderungannya mengalami makna hidup.
Selanjutnya, penilaian
seseorang terhadap progres yang ia lakukan untuk mencapai tujuan hidupnya juga memiliki pengaruh langsung terhadap tingkat
positive life regard yang ia alami. Faktor lain yang berpengaruh dalam perkembangan positive life regard adalah relativitas temporal, yaitu individu perlu
membandingkan posisi tujuannya saat ini dan menilai progresnya berdasarkan posisi tujuan itu sebelumnya. Jika individu mempersepsikan dirinya membuat
kemajuan yang berarti dalam mencapai tujuan hidupnya, kemungkinan semakin besar ia akan mengalami makna hidup yang positif Battista dan Almond, 1973.
II. A. 3. Penyusunan Life Regard Index LRI
Battista dan Almond 1973 mengembangkan LRI untuk mengukur sejauh mana keyakinan seseorang bahwa ia memenuhi kerangka atau tujuan hidup
tertentu. Instrument ini terdiri dari 28 item yang berupa 5-point scale dan dibagi
Universitas Sumatera Utara
21 ke dalam 2 subskala secara merata, yaitu framework dan fulfillment. Definisi
kedua subskala ini dituliskan sebagai berikut: “The Framework Scale FR measures the ability of an individual to see
his life within some perspective of contlext and to have derived a set of life goals, purpose in life, or life-view from them. The Fulfillment Scale FU
measures the degree to which an individual sees himself as having fulfilled or as being in the process of fulfilling his framework or life-goals.”
Battista dan Almond,1973: 411
Individu yang memandang hidupnya secara positif, dengan kata lain memiliki positive life regard atau merasa hidupnya bermakna, mengembangkan
dua aspek yang membantunya mencapai rasa kebermaknaan. Pertama, ia memiliki kerangka acuan yang membantunya untuk melihat hidupnya dalam suatu
perspektif atau tujuan hidup tertentu framework, dan kedua, ia memandang bahwa tujuan hidupnya telah terpenuhi atau setidaknya berada dalam proses
pemenuhan fulfillment. Setiap subskala framework dan fulfillment terdiri dari 14 item.
Penyajiannya dibuat dalam format sangat tidak setuju sampai sangat setuju, dan disusun secara berturut-turut dalam 4 kelompok: 7 item framework positif, 7 item
framework negative, 7 item fulfillment positif, dan 7 item fulfillment negatif. Kedua subskala ini kemudian dijumlahkan menjadi skor LRI Life Regard Index.
Battista dan Almond 1973 menjelaskan bahwa subskala FR dan FU sangat berkorelasi dengan skor total LRI.
Universitas Sumatera Utara
22
II. B. Harga Diri II. B. 1. Pengertian Harga Diri
Menurut Frey Carlock 1987, harga diri merupakan penilaian negatif, positif dan netral yang merupakan bagian dari konsep diri. Hal ini sejalan dengan
pengertian dari Rosenberg dalam Taylor, dkk, 2000, Deaux, dkk 1993, dan Santrock 1998, yang mengatakan bahwa harga diri adalah penilaian yang dibuat
oleh individu mengenai dirinya sendiri baik secara positif maupun negatif. Harga diri juga merupakan sebagai penilaian yang diberikan orang lain untuk
seseorang, dimana penilaian tersebut akan membuat dirinya lebih berharga Harter dalam Papalia, 1990.
Menurut Santrock 1998, individu yang memiliki harga diri positif akan menerima dan menghargai dirinya sendiri apa adanya. Dalam harga diri tercakup
evaluasi dan penghargaan terhadap diri sendiri dan menghasilkan sikap positif atau negatif terhadap dirinya sendiri. Sikap positif terhadap diri sendiri adalah
sikap terhadap kondisi diri, menghargai kelebihan dan potensi diri, serta menerima kekurangan yang ada, sedangkan yang dimaksud dengan sikap negatif
adalah sikap tidak suka atau tidak puas dengan kondisi diri dan tidak menghargai kelebihan diri dengan melihat diri sebagai sesuatu yang selalu kurang.
Berdasarkan defenisi-defenisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa harga diri adalah penilaian individu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
dirinya sendiri baik secara positif maupun negatif, yang menunjukkan sejauh mana individu menyukai dirinya sebagai individu yang mampu dan berharga.
Universitas Sumatera Utara
23
II. B. 2. Aspek-Aspek Harga Diri