A. 2. Perkembangan Makna Hidup A. 2. a. Perspektif Psikologis

16 bermakna Debats, 1993. Dengan pendekatan ini, maka hidup bermakna didefinisikan secara operasional sebagai positive life regard yang berarti: ”Individual`s belief that he is fulfilling a life-framework or life goal that provides him with a highly valued understanding of his life” Battista Almond, 1973: 410 Berdasarkan definisi di atas, maka disusunlah Life Regard Index LRI yang mengukur keyakinan seseorang tentang sejauh mana ia memandang dirinya memenuhi suatu kerangka atau tujuan hidup.

II. A. 2. Perkembangan Makna Hidup

Battista dan Almond 1973 dapat menyimpulkan pengertian hidup bermakna sebagai positive life regard, dengan pertanyaan awal ”Bagaimanakah gambaran pengalaman individual yang memandang kehidupannya bermakna?”, dan jawabannya adalah individu memandang kehidupannya bermakna jika ia percaya bahwa ia memiliki pemahaman, perspektif, atau tujuan hidup tertentu dan merasa bahwa tujuan hidupnya itu telah terpenuhi atau setidaknya berada dalam proses pemenuhan. Pertanyaan kedua yang berkenaan dengan hidup yang bermakna, yaitu: “Apa sajakah kondisi-kondisi dimana individu akan mengalami hidupnya sebagai sesuatu yang bermakna?”. Untuk menjawab pertanyaan ini, Battista dan Almond 1973 memberikan 3 perspektif, yaitu psikologis, transaksional dan fenomenologis, yang kemudian ia teliti dengan menggunakan LRI Life Regard Index yang sebelumnya telah ia uji kualitas psikometrisnya. Universitas Sumatera Utara 17

II. A. 2. a. Perspektif Psikologis

Pandangan ini menekankan pada human development dan menawarkan penjelasan tentang gambaran dan evolusi komitmen individu terhadap makna hidup atau proses yang harus dilalui seseorang sampai pemenuhan makna hidupnya tercapai. Battista dan Almond 1973 menekankan bahwa teori-teori psikologi sangat kaya dari kelompok Freudian, sosial, dan eksistensial. Mereka menyebutkan konsep Jung tentang individuation , konsep eksistensial tentang authenticity, juga konsep hierarki kebutuhan Maslow, dan berasumsi bahwa konsep-konsep itu berkaitan dengan perkembangan positive life regard. Mereka tidak membahas lebih lanjut, apakah teori-teori itu bisa menjelaskan perkembangan makna hidup, sebagai contoh untuk dapat lebih memahami perkembangan makna hidup yaitu harga diri. Battista dan Almond 1973 berasumsi bahwa makna hidup dicapai individu setelah ia memiliki tingkat harga diri tertentu. Individu mengembangkan harga diri terlebih dahulu secara sukses sebelum ia mengembangkan positive life regard makna hidup. Harga diri merupakan suatu syarat yang necessary tetapi insufficient untuk menciptakan positive life regard makna hidup. Dengan kata lain, dalam perspektif developmental, harga diri yang positif mendahului positive life regard, dan orang yang memiliki positive life regard akan memiliki harga diri yang positif. Namun, harga diri yang positif tidak cukup kuat untuk memastikan perkembangan positive life regard. Battista dan Almond 1973 dengan menggunakan LRI membuktikan hipotesis ini, yaitu ada korelasi positif yang tinggi antara harga diri dan positive Universitas Sumatera Utara 18 life regard, dan juga ada perbedaan yang signifikan antara subyek yang memiliki positive atau negative life regard dalam tingkatan harga diri. Mereka juga menuliskan perbedaan antara kedua konstruk tersebut, yaitu harga diri muncul pada diri individu sebagai konsekuensi internalisasi pesan-pesan masyarakat dan orang tua terhadap nilai-nilai dari dirinya, dan sebaliknya, positive life regard lebih muncul dari evaluasi atau pertimbangan individu terhadap tujuan-tujuan hidupnya. Oleh karena itu, perkembangan positive life regard dianggap dilalui melalui 2 tahapan. Pertama, adanya perkembangan gambaran diri yang positif yang berlangsung saat kanak-kanak dan remaja, dan kedua, adanya perkembangan sebuah gambaran kehidupan dalam periode remaja akhir. Kedua tahapan ini bisa disimpulkan sebagai berikut: Problem Resolution Stage one Self-concept Self-esteem Stage two Life-concept Positive life regard Battista Almond, 1973: 416

II. A. 2. b. Perspektif Transaksional

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HARGA DIRI PADA NARAPIDANA REMAJA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK BLITAR

4 62 28

Hubungan antara konsep diri ( self concept ) dengan kebermaknaan hidup narapidana di lembaga pemasyarakatan tangerang

1 20 109

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN NARSIS PADA HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN NARSIS PADA REMAJA PENGGUNA PATH.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN Hubungan Antara Harga Diri Dengan Pemalasan Sosial.

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PEMALASASN SOSIAL PADA MAHASISWA Hubungan Antara Harga Diri Dengan Pemalasan Sosial.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK Hubungan Antara Harga Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa.

1 1 16

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA MAHASISWI DI SURAKARTA Hubungan Antara Harga Diri Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswi Di Surakarta.

0 2 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Harga Diri Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswi Di Surakarta.

0 1 10

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA MAHASISWI DI SURAKARTA Hubungan Antara Harga Diri Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswi Di Surakarta.

0 2 21

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN KUALITAS HIDUP NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN KUALITAS HIDUP NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA YOGYAKARTA - DIGILIB UNISAY

0 0 12