pakannya sedangkan ikan-ikan omnivora mampu memanfaatkan karbohidrat optimum sebesar 30-40 dalam pakan Furuichi 1988.
Bungkil kedelai dan tepung ikan adalah bahan yang umum digunakan sebagai sumber protein dalam pakan. Tetapi dengan meningkatnya permintaan
manusia akan protein di beberapa negara berkembang, serta diiringi dengan meningkatnya harga bungkil kedelai dan tepung ikan di tingkat dunia haruslah
dicari bahan dasar lain sebagai sumber protein pakan yang sifat bahan tersebut adalah lokal sehingga harganya tidak terlalu fluktuatif.
2.2. Tepung Daun Lamtoro Leucaena leucocephala
Kale 1987 menyatakan bahwa lamtoro adalah tumbuhan leguminosa tropis, berasal dari Amerika Tengah. Tumbuhan ini disebarkan oleh orang-orang
Mayan dan Zapotec ke seluruh Amerika Tengah. Klasifikasi Leucaena leucocephala
menurut Brewbaker dan Hylin 1965 adalah, salah satu spesies dari genus Leucaena yang termasuk sub Famili Mimosoideae, Famili Leguminoseae,
sub ordo Rosicae, Ordo Resales, Sub Klas Dycotyledonea, Klas Angiospermopsidae, sub Divisio Spermatophyta, Divisio Traceophyta dan sub
Kingdom Embryobionta. Lamtoro Leucaena terdiri atas 53 spesies yang digolongkan ke dalam 10
spesies yang telah dikenal. Walaupun seluruh spesies tersebut mungkin sangat berguna bagi daerah tropis, tetapi hanya Leucaena leucocephala yang telah
dimanfaatkan secara luas NAS 1994. Tanaman lamtoro tumbuh baik di daerah dengan curah hujan tahunan antara 1000 - 3000 mm. Sementara Garcia et al.
1996 menyarankan agar tanaman lamtoro ditanam di daerah yang curah hujannya lebih dari 750 mm per tahun dan ketinggian lebih dari 1500 m dpi.
Selanjutnya dinyatakan pula bahwa tanah yang sesuai dengan tanaman ini adalah tanah yang netral atau tanah basah padang penggembalaan ternak, dimana
lamtoro dan rumput makanan ternak ditanam menjadi satu dengan perbandingan yang tepat. Menurut Bray et al. 1997 tanaman lamtoro dapat ditanam dengan
menggunakan berbagai sistem penanaman misalnya sebagai pagar pencegah erosi, penahan angin atau batas tanah pekarangan. NAS 1994 menyebutkan bahwa
pada umumnya tanaman lamtoro dapat menghasilkan bahan kering dari unsur-
unsur yang dapat dimakan daun dan ranting-ranting kecil sebesar 6-8 ton per hektar per tahun atau sekitar 20 - 80 ton bahan segar per hektar pertahun.
Tabel 2. Perbandingan komposisi asam amino dan makro, mikro serta mineral, antara tepung ikan TI, bungkil kedelai TBK dan tepung daun lamtoro
TDL.
Profil asam amino esensial TI g16g N
TBK g16g N
TDL g16g N
Arginin 4,60
6,94 1,02 - 5,25
Histidin 2,00
2,64 0,40 - 1,44
Isoleusin 3,00
5,01 1,24 - 6,65
Leusin 5,50
7,54 1,60 - 6,65
Lisin 6,20
6,28 1,28 - 6,07
Metionin 1,60
1,38 0,23 - 1,19
Penilalanin 3,20
5,03 1,07 - 3,92
Treonin 3,10
4,92 0,87 - 5,07
Triptopan 2,30
1,18 0,24 - 0,38
Valin 3,20
4,72 1,01 - 6,29
Makro mikro mineral Kalsium
4,00 0,28
0,37 - 2,52 fosfor
2,60 0,68
0,07 - 1,47 Sodium
0,87 0,08
0,00 - 0,04 Potassium
0,70 1,92
0,80 - 1,99 Magnesium
0,25 0,27
0,42 - 0,56 Klorin
- 0,04
Mangan mgkg 2,00
32,20 7,00 - 10,6
Iron mgkg 246
186,50 181,00- 407,00
Tembaga mgkg 111
53,50 21,00 - 29,90
Cupper mgkg 11,0
19,90 42,10 - 60,00
Selenium mgkg -
0,04 -
lodin mgkg -
0,05 -
Bahan anti nutrien Asam pitat
Mimosin Sumber ; Hertrampf dan Pascual 2000
TDL merupakan sumber daya hayati lokal yang potensial untuk digunakan sebagai salah satu sumber protein nabati dalam pakan ikan karena
mengandung protein sekitar 34,38 Agbede dan Alevator 2004; 25 - 30 NAS 1994; 24,2 Sutardi 1981; 24 Scott et al. 1982, yang merupakan
nilai tertinggi dibandingkan sumber protein nabati lainnya. Komponen asam amino essensial TDL, bungkil kedelai dan tepung ikan dapat dilihat pada Tabel 2.
Dimana kisaran nilai yang ada memperlihatkan kemiripan ketersediaan asam
amino essensial dibandingkan bungkil kedelai, walaupun masih jauh dari kandungan asam amino tepung ikan. Tepung daun lamtoro juga merupakan
sumber vitamin A dengan kandungan β-karoten yang relatif tinggi serta
kandungan xantofil yang merupakan sumber pigmentasi pada kulit dan kuning telur Hertrampf dan Pascual 2000.
Pemanfaatan bahan baku pakan ikan nila dari daun tumbuhan khususnya daun lamtoro dibatasi dengan tingginya kandungan neutral detergent fiber NDF
sebesar 39,5 dan acid detergent fiber ADF sebesar 35,10 Garcia et al. 1996. Serat kasar merupakan komponen karbohidrat yang kaya akan lignin dan selulase
yang sukar dicerna. Selulase merupakan kerangka sel tanaman yang terdiri dari rantai D-Glukosa dengan derajat polimerasi sebesar lebih kurang 14.000 Schlegel
1994. Degradasi polisakarida yang terdapat pada dinding sel tanaman yang merupakan bagian terbesar komponen serat kasar yang kadarnya bervariasi
bergantung kepada jaringan tanaman, jenis tanaman dan umur tanaman Amin 1997. Pada manusia fungsi utama selulase adalah untuk menyediakan bahan bulky
tidak dapat dicerna yang dapat meningkatkan efisiensi kerja saluran pencernaan yang fungsinya dapat disamakan dengan fungsi serat dalam pakan ternak
Djojosoebagio dan Pilliang, 1996. Pemanfaatan TDL di dalam pakan dibatasi pula oleh adanya mimosin
yang merupakan asam amino heterosiklik a-amino-3N-3-hidroxy-4- piridonasam propionat. Berbagai usaha yang dilakukan untuk menurunkan daya
racun mimosin dalam daun lamtoro adalah dengan pemanasan, penambahan garam sulfat, penambahan senyawa analog mimosin, pencucian, mendapatkan varietas baru
yang rendah kandungan mimosinnya. Murthy et al. 1994 melaporkan bahwa pengeringan dengan matahari sampai menjadi bahan kering lebih dari 90.
kemudian dilanjutkan pengovenan pada suhu 100 °C selama 12 jam, dilanjutkan perendaman dalam air selama 12 jam serta inkubasi dalam larutan 5 NaOH,
menghasilkan penurunan mimosin terbaik dan kehilangan protein yang terkecil. Setelah dicobakan ke ayam broiler dapat memberikan pertambahan bobot badan dan
konversi pakan yang tidak berbeda dengan kontrol. Pada ikan O. mossambicus,
Wee dan Wang 1987 menyatakan bahwa dengan kadar protein 50 penggunaan TDL yang direndam dalam air sebanyak 20 dalam pakan
dapat memberikan pertumbuhan harian sebesar 2,2, sedangkan pada kadar yang sama TDL yang tidak direndam memberikan pertumbuhan harian sebesar
1,1. Penaflorida et al. 1992 menyatakan bahwa perendaman daun lamtoro selama 30 - 48 jam dapat menurunkan mimosin hingga 90. Sedangkan penelitian
Widyastuti 2001 menunjukkan bahwa ayam broiler yang ransum dasarnya dicampur TDL 10 dengan perlakuan pemanasan keringoven pada suhu 70°C
selama 12 jam memberikan respon pertumbuhan yang terbaik. Dinyatakan pula bahwa metode ini dinilai paling ekonomis dan mudah diterapkan dibanding
pemanasan lembab atau penambahan komponen zat besi. Selain mimosin bahan nutrien lain yang terkandung dalam TDL adalah
mio-inositol heksakisfosfat C
6
H
18
O
24
P
6
yang umum disebut asam fitat mempunyai rumus kimia dan struktur cincin yang mirip dengan glukosa yang
berikatan dengan fosfor untuk membentuk struktur asam fitat. Struktur asam fitat dapat dilihat pada Gambar 1 Asam fitat mempunyai struktur yang stabil
dan mengandung kira-kira 23 fosfor tanaman dalam bentuk fosfor organik Ravindran et al. 2000.
Gambar 1. Struktur molekul asam fitat Ravindran et al. 2000
Sifat antinutrien asam fitat didasarkan pada kemampuannya untuk bergabung dengan mineral bervalensi dua, seperti Ca, Zn, Mg dan Fe dan
membentuk fitat mineral yang tidak larut Wodinski dan Ullah 1996. Sifat anti nutrien yang lain adalah kemampuan asam fitat untuk berikatan dengan
protein, vitamin dan polisakarida. Kelompok fosfor yang terikat fitat dapat membentuk ikatan elektrostatik dengan asam-asam amino atau dengan asam
amino bebas dari residu lisin dan arginin yang terdapat pada molekul protein Cheryan 1980. Kompleks fitat-mineral-protein dalam bentuk kation
multivalent membuat jembatan antara kelompok fosfat pada molekul fitat dan
kelompok terminal karboksil pada protein atau kelompok karboksil bebas dari residu aspartat dan glutamat dalam molekul protein Cheryan 1980. Fitat
dapat mengikat protein dan mineral di dalam digesta, sangat potensial untuk menghambat aktifitas enzim-enzim pencernaan seperti protease dan tripsin
Conrad et al. 1996. Penelitian lain menyatakan bahwa interaksi antara asam fitat dan protein akan menurunkan bioavailability protein pada legum Davies
1982. Fosfor terikat fitat tidak dapat dimanfaatkan ternak dan terbuang dalam feses sehingga akan meningkatkan kandungan fosfor dalam tanah dan air.
Mekanisme kerja asam fitat mengikat mineral dapat dilihat pada Gambar 2.
. Gambar 2. Mekanisme asam fitat mengikat mineral Cheryan 1980
Penelitian untuk mereduksi fitat dalam bahan baku pakan dilakukan dengan menambahkan enzim fitase yang merupakan enzim yang mampu
mengkatalisasi reaksi hidrolisis asam fitat dan menghasilkan orthofosfat anorganik dan senyawa inositol yang lebih rendah. Enzim fitase ini terdapat
pada jaringan hewan, tanaman dan mikroba Baruah et al. 2004. Mekanisme fitase untuk memotong ikatan tersebut dapat dilihat pada Gambar
3. Wodinski dan Ullah 1996 mengemukakan bahwa terdapat 2 jenis enzim fitase yaitu 3-fitase dari fungi seperti jenis komersial yang dijual sekarang
yang berasal dari fungi Aspergilus niger dan fitase yang berasal dari tumbuhan. Jenis mikroba yang menghasilkan fitase didapatkan dalam rumen
yaitu
adalah
Selenomona ruminantium Yanke et al. 1998 dan yang terbaru
adalah Mitsuokella jalaludinii
Lan et al. 2002.
Gambar 3. Mekanisme hidrolisis fosfat oleh enzim fitase Applegate et al. 2004.
2.3. Cairan Rumen sebagai Sumber Enzim