Glukosa Terlarut Tahap Kedua Pengaruh Hidrolisis predigestion Tepung Daun Lamtoro dengan Ekstrak Enzim
d cd
c b
c b
ab b
ab ab
a a
Ket : huruf yang sama pada diagram batang yang berwarna sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata P 0,05
lihat Lampiran 18 dan 20.
Gambar 6. Nilai rata-rata kadar glukosa terlarut periode inkubasi 2 jam dan 24 jam
Pada periode inkubasi 2 dan 24 jam pengukuran kadar glukosa terlarut memperlihatkan hasil yang semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah cairan
enzim kasar yang digunakan untuk menginkubasi TDL. Seluruh perlakuan pada periode inkubasi 24 jam memperlihatkan nilai glukosa terlarut yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan yang sama pada periode inkubasi 2 jam. Peningkatan nilai glukosa terlarut pada waktu inkubasi berbeda dengan perlakuan
yang sama disajikan pada Gambar 7. Semakin banyak volume ekstrak enzim yang ditambahkan dengan masa inkubasi yang semakin meningkat maka peningkatan nilai
glukosa terlarut akan semakin besar. Nilai persentase peningkatan kadar glukosa terlarut dibandingkan kontrol perlakuan 20; 40; 60; 80 dan 100 ml enzimkg TDL
pada waktu inkubasi 2 jam secara berurutan adalah sebesar 357,86; 363,66; 408,14; 433,93 dan 501,40 . Sedangkan dengan inkubasi 24 jam peningkatan nilai
glukosa terlarut yang terjadi sangatlah tinggi yaitu sebesar 576,13: 927,69; 1.412,76; 1756,42 dan 2127,45.
Gambar 7 Persentase peningkatan glukosa terlarut perlakuan dibandingkan kontrol pada inkubasi 2 jam dan 24 jam.
Respon kadar glukosa terlarut pada periode inkubasi 2 jam dan 24 jam membentuk pola persamaan garis linier Gambar 8 dan 9. Pola respon tersebut
menggambarkan semakin banyak ekstrak enzim rumen yang ditambahkan dan semakin lama periode inkubasi maka kadar glukosa terlarut akan semakin meningkat.
Gambar 8 . Kurva respon kadar glukosa terlarutinkubasi 2
jam dengan jumlah ekstrak enzim rumen berbeda
Gambar 9. Kurva respon kadar glukosa terlarut inkubasi 24 jam
dengan jumlah ekstrak enzim rumen berbeda
4.2.2. Protein Terlarut
Kadar protein terlarut merupakan produk antara pada hidrolisis protein oleh ekstrak enzim protease yang terkandung dalam ekstrak enzim kasar dari cairan rumen
domba. Hasil pengukuran kadar protein terlarut pada inkubasi 2 jam dan 24 jam disajikan pada Gambar 10. Data selengkapnya setiap pelakuan dapat dilihat pada
Lampiran 22 dan 23. Kadar protein terlarut yang dihasilkan pada periode inkubasi 2 dan 24 jam nyata P0,05 dipengaruhi oleh jumlah enzim yang ditambahkan ke
dalam tepung daun lamtoro gung. Kadar protein terlarut meningkat dengan peningkatan jumlah enzim kasar yang diberikan. Pada masa inkubasi 2 jam kadar
protein terlarut semua perlakuan yang mendapat penambahan enzim sama tetapi semuanya lebih tinggi dan berbeda nyata dengan kadar protein terlarut pada
perlakuan tanpa penambahan enzim.
b b
b b
b
c b
bc b
b a
a
Ket : huruf yang sama pada diagram batang yang berwarna sama menunjukkan tidak berbeda nyata P 0,05
lihat Lampiran 24 dan 26.
Gambar 10. Nilai rata-rata kadar protein terlarut setiap perlakuan dengan masa inkubasi 2 jam dan 24 jam
Pada inkubasi 24 jam TDL dengan ekstrak enzim kasar dari cairan rumen domba, nilai kadar protein terlarut menghasilkan nilai yang jauh lebih tinggi dari
perlakuan 2 jam. Nilai kadar protein terlarut diantara perlakuan 20, 40, 60, 80 dan
100 ml enzimkg TDL tidak menunjukkan perbedaan yang nyata P 0,05 tetapi lebih tinggi dan nyata berbeda perlakuan tanpa penambahan enzim.
Persentase peningkatan nilai protein terlarut dibandingkan kontrol pada waktu inkubasi berbeda dengan perlakuan yang sama disajikan pada Gambar 11. Dimana
semakin banyak volume ekstrak enzim yang ditambahkan dengan masa inkubasi yang semakin meningkat maka peningkatan kadar protein terlarut akan semakin besar.
Besarnya peningkatan kadar protein terlarut dengan pemberian enzim cairan rumen domba sebanyak 20; 40; 60; 80 dan 100 mlkg TDL dengan waktu inkubasi 2 jam
secara berurutan adalah sebanyak 126,72; 92,10; 101,21; 72,18 dan 77,04. Sedangkan pada waktu inkubasi 24 jam peningkatan kadar protein terlarut mencapai
mencapai 3448,49; 3429,52; 3535,02; 3518,94 dan 3538,23.
Gambar 11. Persentase peningkatan protein terlarut perlakuan dibandingkan kontrol pada inkubasi 2 jam dan 24 jam
Respon kadar protein terlarut membentuk pola kuadratik Gambar 12. Kadar protein terlarut pada 2 jam inkubasi akan mencapai maksimum pada pemberian
eksrak rumen sebesar 58,22 ml.
Gambar 12. Kurva respon kadar protein terlarut inkubasi 2 jam
4.2.3. Kandungan Nutrien Tepung Daun Lamtoro 4.2.3.1. Serat Kasar
Hasil pengukuran kadar serat TDL yang dihasilkan pada akhir periode inkubasi 24 jam disajikan Gambar 13. Data selengkapnya setiap pelakuan dapat
dilihat pada Lampiran 28. Kandungan serat kasar nyata dipengaruhi oleh penambahan enzim rumen, dimana kandungan serat kasar mengalami penurunan
dengan peningkatan penambahan jumlah enzim P 0,05. Nilai serat kasar tertinggi yaitu 16,77 dicapai pada perlakuan tanpa penambahan enzim yang berbeda nyata
dengan semua perlakuan dengan penambahan enzim. Nilai serat kasar yang terendah yaitu 7,774 dicapai oleh perlakuan pemberian enzim 100mlkg. Nilai 7,774 ini
berbeda nyata dengan perlakuan lainnya yaitu pemberian enzim 20, 40, 60, dan 80 mlkg TDL yang menghasilkan nilai kadar serat berturut-turut adalah 12,94; 12,06;
10,55 dan 9,85. Perlakuan dengan penambahan enzim 20; 40; 60 dan 80 mlkg TDL
mengalami penurunan kadar serat berturut-turut sebanyak, 22,818 ; 28,098; 37,112 ; 41,238 apabila dibandingkan perlakuan kontrol Gambar 14. Penurunan kadar
serat tertinggi sebesar 53,640 terdapat pada perlakuan penambahan ekstrak enzim sebanyak 100mlkg TDL.
Gambar 13. Kandungan serat kasar setiap perlakuan dengan
masa inkubasi 24 jam
d
Gambar 14. Persentase penurunan serat kasar perlakuan
dibandingkan kontrol pada inkubasi 24 jam
Ket : huruf yang sama pada diagram batang Menunjukkan nilai tidak berbeda nyata P 0,05 liat Lampiran 29.
4.2.4.2. NDF dan ADF
Hasil pengukuran kadar NDF dan ADF tepung daun lamtoro gung yang telah mendapat penambahan eksrak enzim kasar cairan rumen disajikan Gambar 15 dan 16.
Data selengkapnya setiap pelakuan dapat dilihat pada Lampiran 31 dan 32. Nilai NDF tepung daun lamtoro gung nyata P 0,05 dipengaruhi oleh
penambahan ekstrak enzim rumen domba. Terdapat perbedaan yang nyata antara nilai NDF perlakuan tanpa penambahan enzim dengan nilai NDF perlakuan yang
mendapat penambahan enzim 40mlkg TDL. Nilai NDF tertinggi yaitu 46,32 dicapai pada perlakuan tanpa penambahan enzim yang tidak berbeda nyata dengan
nilai NDF perlakuan yang mendapat penambahan enzim 20 dan 40mlkg TDL. Sedangkan nilai NDF terendah yaitu 42,54 dicapai pada perlakuan 100 mlkg TDL
yang tidak berbeda nyata dengan nilai NDF dengan penambahan enzim 80 mlkg TDL 44,31 dan 60 mlkg TDL 44,42. Semakin banyak enzim yang
ditambahkan, nilai NDF mengalami penurunan. Perlakuan dengan penambahan enzim sebanyak 20; 40; 60; 80 dan 100 mlkg dibandingkan dengan kontrol,
menghasilkan penurunan nilai NDF berturut-turut sebanyak 3,66; 6,29; 10,14; 10,36 dan 13,92.