Analisa Control Chart Bagan Kendali

48

b.2. Learning Vector Quantization LVQ

Algoritma pembelajaran LVQ terdiri dari dua tahap, yaitu : 1 Metoda pelajaran data unsupervised digunakan untuk menempatkan beberapa cluster center tanpa menggunakan informasi kelas. 2 Informasi kelas digunakan untuk fine-tune cluster center untuk memperkecil banyaknya kasus kesalahan klassifikasi.

6. Analisa Control Chart Bagan Kendali

Analisa ini digunakan untuk mengetahui dan memantau konsistensi proses produksi tidak terjadi penyimpangan telah stabil dan sesuai dengan yang diharapkan. Rumusan umum bagan kendali adalah : [ ] [ ] Baku Simpangan rata - Rata Bawah Kendali Batas Nilai Baku Simpangan rata - Rata Atas Kendali Batas Nilai − = + = Tahapan dalam pengolahan data menggunakan bagan kendali adalah : a. Mengidentifikasi jenis data yang dikumpulkan. Berdasarkan sifat variabel dan atribut dari parameter kualitas yang diukur maka terdapat dua macam bagan pengendalian proses, yaitu : 1 Bagan pengendalian variabel digunakan untuk produk dengan karakteristik tertentu sifat fisik, sifat kimia, dan sebagainya; dan 2 Bagan pengendalian atribut digunakan untuk mengendalikan sifat-sifat atribut seperti cacat-normal, baik-buruk, tolak-terima dan lain-lain. Pada penelitian ini data yang dikumpulkan berupa data variabel sehingga bagan kendali yang digunakan adalah bagan pengendalian variabel. Ada beberapa jenis bagan kendali variabel. Jika ukuran sampel atau n antara 2 dan 9, maka digunakan bagan kendali - R. Jika n 10 maka digunakan bagan kendali - S. Sedangkan jika n = 1 maka digunakan bagan kendali Individual – Moving Range I-MR atau disebut juga bagan X-MR Vardeman and Jobe, 1999. Pada penelitian ini digunakan bagan kendali I-MR, karena data pengamatan atau sampel berukuran 1 n = 1. Bagan kendali I-MR digunakan manakala pertimbangan mencegah subgrup yang lebih besar atau tidak ada basis yang rasional untuk membuat subgrup. Bagan ini dibuat berdasarkan pada pergeseran rentang moving x x 49 range antara sampel yang berurutan. Rumus batasan bagan I-MR disajikan pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Rumusan batasan bagan I-MR BAGAN INDIVIDUAL BAGAN MOVING RANGE Batas kendali Atas UCL Batas kendali Atas UCL MR Batas kendali Bawah LCL Batas kendali Bawah LCL MR D 4 and d 2 diambil dari tabel konstanta standar dari subgrup dengan ukuran sampel = 2, yaitu : D 4 3.267 d 2 1.128 Bagan I-MR terdiri dari 2 bagan yang digunakan bersamaan, yaitu bagan Individual dan bagan Moving Range. Bagan I-MR memonitor variasi proses yang terjadi. Fokus analisa tiap-tiap bagan disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Analisa dari Bagan Individual dan Moving Range BAGAN FOKUS DATA TUJUAN Individual Rata-rata proses Nilai data individual yang diplot pada suatu periode Mengidentifikasi perubahan dalam rata- rata proses Moving Range Variasi proses dari penyebab umum Selisih absolut antar nilai individual yang berdekatan atau bersebelahan. Mengidentifikasi perubahan di dalam rata-rata proses pada variasi proses Bagan individu X dapat digunakan untuk melihat semua variasi alami dan khusus. Analisa difokuskan pada pemisahan variasi khusus yang hadir pada data proses. Untuk mengukur variasi alami maka dilakukan oleh bagan moving range. Menurut Montgomery 1990, menyatakan suatu proses tak terkendali apabila dipenuhi salah satu atau beberapa kriteria sebagai berikut : 50 ¾ Satu atau beberapa titik di luar batas pengendali ¾ Suatu kecenderungan dengan paling sedikit tujuh atau delapan titik dengan macam kecenderungan naik atau turun, kecenderungan di atas atau di bawah garis tengah, di atas atau di bawah median ¾ Dua atau tiga titik berurutan di luar batas peringatan 2-sigma, tetapi masih di dalam batas pengendali ¾ Tidak ada pola yang tidak biasa atau tak acak dalam data b. Pengolahan data dengan bagan kendali yang sesuai dan menentukan rentang nilai batas kendali. c. Pengeplotan data ke dalam bagan kendali. d. Analisa.

IV. KUALITAS GULA KRISTAL PUTIH

A. Atribut Kualitas Produk

Identifikasi terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen menghasilkan beberapa atribut kualitas gula kristal putih. Penentuan atribut kualitas gula mengacu pada SNI Gula Kristal Putih GKP 01-3140.3-2001 dan pendapat pakar yang diwakili pakar dari praktisi dan akademisi. Adapun spesifikasi harapan konsumen terhadap atribut-atribut kualitas gula kristal putih adalah : 1 Warna 1.1 Warna larutan Semakin gelap warna larutan maka kualitas gula semakin kurang baik. 1.2 Warna kristal Secara kualitatif, warna kristal dapat dilihat secara langsung sehingga diketahui tingkat keputihan gula. Pengukuran kuantitatif dinyatakan dalam remisi. Semakin tinggi nilai remisi maka semakin putih warna gulanya. 2 Polarisasi Polarisasi menunjukkan kadar sukrosa dalam gula, semakin tinggi polarisasi semakin tinggi kadar gulanya. 3 Susut pengeringan Susut pengeringan atau kadar air adalah jumlah air yang terdapat dalam gula. Gula yang mengandung kadar air tinggi cepat mengalami penurunan kualitas atau kerusakan dalam penyimpanan, berubah warna, mencair dan penampilannya kurang bagus. 4 Abu konduktiviti Pengukuran kadar abu konduktiviti berdasarkan atas daya hantar listrik larutan gula. Semakin murni larutan gula maka daya hantar listriknya semakin tinggi. 5 Besar jenis butir Besar jenis butir adalah ukuran rata-rata butir kristal gula dinyatakan dalam mm. Tingkat keseragaman kristal gula yang tinggi mengindikasikan bahwa kualitas kristal gula semakin baik.