Penentuan Input JST DISAIN JARINGAN SYARAF TIRUAN

V. DISAIN JARINGAN SYARAF TIRUAN

Disain Jaringan Syaraf Tiruan untuk prediksi kualitas gula kristal putih menggunakan software MATLAB 7.0.1 yang link dengan Microsoft Excel dan dibentuk menjadi sebuah interface yang mudah dipahami yang disebut Sugar Quality Prediction SQP. Sistem ini diharapkan dapat memprediksi kualitas gula kristal putih secara akurat, efektif dan efisien. Sistem ini dirancang dalam bentuk suatu interface yang link dengan program Microsoft Excel sehingga memudahkan pengguna user untuk memproses loading input dan membaca output.

A. Penentuan Input JST

Pembentukan data input terdiri atas data pelatihan dan pengujian. Data input dibuat dalam bentuk file data berekstention .xls Microsoft Excel. Pembentukan data input mengacu pada : 1. Kriteria uji pada SNI 01-3140.3-2001. 2. Hasil penilaian tingkat kepentingan atribut-atribut kualitas produk yang paling mempengaruhi kualitas gula kristal putih menurut pendapat pakar. 3. Hasil penilaian tingkat kepentingan karakteristik proses produksi yang paling dominan mempengaruhi pembentukan atribut kualitas produk menurut pendapat pakar. 4. Angka standarisasi proses produksi gula kristal putih yang berlaku di pabrik-pabrik gula. Kriteria uji yang menentukan kualitas gula kristal putih berdasarkan SNI dapat disajikan pada Tabel 3. Menurut hasil penilaian tingkat kepentingan atribut kualitas gula kristal putih pada Tabel 8 maka diketahui bahwa bobot atribut kualitas adalah : ƒ Warna = 0.231; ƒ Polarisasi = 0.253; ƒ Susut pengeringan = 0.115; ƒ Abu konduktiviti = 0.052; ƒ Besar jenis butir = 0.102; ƒ Kandungan bahan asing tidak larut = 0.081; 56 ƒ kandungan bahan tambahan SO 2 = 0.081; ƒ Kahan cemaran logam timbaltembagaarsen = 0.031; ƒ Gula pereduksi = 0.054. Dari seluruh atribut kualitas di atas maka dipilih lima atribut utama yang memiliki bobot terbesar dan menjadi prioritas pakar. Kelima atribut utama tersebut akan dijadikan acuan dalam pembentukan data input Jaringan Syaraf Tiruan JST dan pemilihan karakteristik proses yang terkait. Lima atribut utama tersebut, yaitu : • Polarisasi; • Warna; • Susut Pengeringan; • Berat Jenis Butir; • Kandungan Bahan Asing Tidak Larut Kotoran dan Kandungan Bahan Tambahan SO 2 . Berdasarkan hasil perhitungan nilai relatif karakteristik proses dalam hubungan keterkaitannya pada seluruh atribut kualitas produk pada Tabel 11 maka diketahui nilai relatif dari : ƒ Stasiun gilingan = 0.103; ƒ Stasiun pemurnian = 0.225; ƒ Stasiun pemurnian = 0.248; ƒ Stasiun penguapan = 0.219; ƒ Stasiun masakan = 0.114; ƒ Stasiun putaran = 0.091. Dari seluruh karakteristik proses di atas maka dipilih lima karakteristik proses utama yang memiliki bobot terbesar dan menjadi prioritas pakar. Lima karakteristik proses yang paling berpengaruh membentuk lima atribut utama kualitas dijadikan acuan dalam pembentukan data input. Lima karakteristik proses utama adalah : • Stasiun Gilingan; • Stasiun Pemurnian; • Stasiun Penguapan; • Stasiun Masakan atau Kristalisasi; • Stasiun Putaran. 57 Setiap stasiun-stasiun tersebut terdiri dari beberapa tahapan proses. Selama ini hampir setiap tahapan proses tersebut harus diamati dan dianalisa oleh pabrik gula dalam mengukur kualitas produknya yang berdasarkan pada standarisasi yang disajikan pada Lampiran 10. Berdasarkan akuisisi pendapat pakar maka ditetapkan 35 proses inti yang sangat mempengaruhi kualitas produk dan akan dijadikan sebagai variabel untuk pembentukan data input JST. Variabel-variabel tersebut disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Data Input untuk JST KARAKTERISTIK PROSES ATRIBUT KUALITAS PRODUK YANG DIPENGARUHI VARIABEL-VARIABEL DALAM DATA INPUT X n Stasiun Gilingan Polarisasi X 1 = HK Nira Perahan Pertama NPP X 2 = HK Nira Mentah X 3 = Brix NPP X 4 = Pol NPP X 5 = Sabut Tebu X 6 = Imbibisi Tebu X 7 = Tekanan Hidrolik Gilingan 1 X 8 = Tekanan Hidrolik Gilingan 2 X 9 = Tekanan Hidrolik Gilingan 3 X 10 = Tekanan Hidrolik Gilingan 4 Stasiun Pemurnian • Warna • Kandungan bahan asing tidak larut • Kandungan bahan tambahan SO 2 X 11 = Nira Mentah Tebu X 12 = Suhu Nira Keluar Juice Heater I X 13 = Suhu Nira Keluar Juice Heater II X 14 = pH Nira Keluar Defekator I X 15 = pH Nira Keluar Defekator II X 16 = pH Nira Mentah Tersulfitir X 17 = pH Nira Kental Tersulfitir X 18 = Dosis Kapur Tohor X 19 = Dosis Belerang Stasiun Penguapan Susut Pengeringan X 20 = Suhu Nira Keluar Juice Heater III X 21 = Brix Nira Kental Penguapan X 22 = Suhu Uap Pemanas X 23 = Vacum Badan Akhir Stasiun Masakan • Berat Jenis Butir • Susut Pengeringan • Polarisasi X 24 = Lama Masakan A X 25 = Lama Masakan C X 26 = Lama Masakan D X 27 = HK Masakan A X 28 = HK Masakan C X 29 = HK Masakan D X 30 = Tekanan Vacum Pan X 31 = Tekanan Exhaust steam Stasiun Putaran • Polarisasi • Susut Pengeringan • Berat Jenis Butir X 32 = HK Gula C X 33 = HK Gula DI X 34 = HK Gula DII X 35 = HK Gula A 58 Data pelatihan berjumlah 45 hari pengamatan yang disajikan pada Lampiran 12 dan data pengujian berjumlah 30 hari pengamatan yang disajikan pada Lampiran 13. Data input proses pelatihan dan pengujian tersebut diperoleh dari batasan standarisasi proses produksi berdasarkan akuisisi pendapat pakar seperti yang disajikan pada Lampiran 11.

B. Penentuan Output JST