Tujuan Penelitian Streptococcus agalactiae irradiated vaccine candidate for subclinical mastitis prevention in ruminants
                                                                                keterkaitan, oleh karena itu ada peluang untuk  pembuatan suatu produk pencegahan mastitis yang cukup besar Dian dkk. 2010.
5.Sistem Imun
Manusia  dan  hewan  multiseluler  memiliki  suatu  sistem  imun  yang  melindungi dirinya  terhadap  unsur-unsur  patogen  yang  masuk  ke  dalam  tubuh.  Respon  imun
tubuh terhadap unsur-unsur patogen sangat bergantung pada kemampuan sistem imun untuk  mengenal  molekul-molekul  asing  atau  antigen  yang  terdapat  pada  permukaan
unsur  patogen,  dan  kemampuan  dalam  melakukan  reaksi  yang  tepat  untuk menyingkirkan  antigen.  Kemampuan  ini  dimiliki  oleh  komponen-komponen  sistem
imun  yang  terdapat  dalam  jaringan  limforetikuler  yang  letaknya  tersebar  di  seluruh tubuh,  misalnya  di  dalam  sumsum  tulang,  kelenjar  limfe,  thymus,  sistem  saluran
nafas,  saluran  cerna,  peredaran  darah    dan  organ-organ  lain.  Bila  antigen  masuk  ke dalam tubuh, maka dapat terjadi dua macam reaksi imun yang berlainan, yaitu imun
humoral  dan  imun  seluler  Baratawijaya  dan  Rengganis  2009.  Dalam  reaksi  imun humoral
terjadi sintesa dan masuknya  antibodi  berupa  Imunoglobulin Ig ke dalam aliran darah dan cairan tubuh lainnya antibodi humoral. Antibodi ini akan mengikat
dan  menetralisir  antigen,  misalnya  toksin  kuman  atau  dapat    membungkus  kuman untuk persiapan fagositosis. Bila kita menyuntikkan antigen misalnya vaksin ke tubuh
hewan  percobaan,  maka  setelah  beberapa  hari  sampai  seminggu  dapat  ditemukan antibodi di dalam darah. Sel utama dalam hal ini adalah Sel-B yang diproduksi oleh
sumsum  tulang.  Reaksi  imun  seluler  ditengahi  oleh  sel-sel  limfosit  dan  tidak tergantung pada antibodi. Seri reaksi yang terlibat dalam jenis imunitas ini dikaitkan
dengan reaksi-reaksi sel sasaran efektor yang terlibat, terutama yang berkaitan dengan penolakan  tumor.  Pada  masing-masing  keadaan  ini,  antigen  berada  intraseluler  atau
karena tempatnya tidak dapat dicapai, sehingga reaksi antigen-antibodi tampak secara relatif  tidak  efisien.  Sel  utama  yang  berperan  dalam  hal  ini  adalah  Sel-T  yang
dihasilkan oleh Thymus. Pada masa-masa akhir kebuntingan hewan, antibodi dari darah dapat dikeluarkan
dan  masuk  ke  dalam  kelenjar  mamae  berupa  kolostrum  susu.  Imunoglobulin  yang
paling banyak dalam kolostrum dari semua hewan piara adalah  Ig G,  yang meliputi 65-95  dari  semua  imunoglobulin  yang  ada.  Sementara  laktasi  berkembang,
kolostrum  berubah  menjadi  susu,  perbedaan  terjadi  diantara  jenis  hewan.  Pada primata  dan  manusia,  Ig  A  merupakan  bagian  terbanyak  baik  dalam  kolostrum
maupun  susu.  Pada  ruminansia,  Ig  G1  merupakan  imunoglobulin  terbanyak  baik dalam kolostrum maupun dalam susu Tizard 1988.
                