b. Karakteristik kebijakan Undang-Undang ability of state to structure
implementation. c.
Variabel lingkungan nonstatutory variables uffecting implementation Kerangka berpikir yang mereka tawarkan juga mengarah pada dua
persoalan yag mendasar yaitu, kebijakan dan lingkungan kebijakan. Hanya saja pemikiran Sabatier dan Mazmanian ini terkesan menganggap bahwa suatu
implementasi sakan efektif apabila pelaksanaannya mematuhi peraturan yang ada.
1.6.3 Variabel-Variabel yang Digunakan dalam Penelitian
Dalam mengkaji suatu studi implementasi kebijakan dapat dilakukan dengan berbagai model pendekatan implementasi kebijakan itu sendiri. Sehingga
dapat dilihat pelaksanaan suatu kebijakan dengan variabel-variabel dalam model- model implementasi kebijakan. Model implementasi kebijakan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model implementasi kebijakan yang dianggap masih relevan dengan kondisi penelitian tentang pemekaran desa di Kabupaten
Labuhanbatu Selatan. Dalam hal ini peneliti menggunakan model implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn, karena peneliti menganggap bahwa
penelitian ini berbentuk top-down sama seperti dengan model implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn. Selain itu dalam perencanaan pemekaran
desa di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ini peneliti ingin menghubungkan antara isu kebijakna pemekaran desa dengan pelaksanaannya yang berdasarkan suatu
konsep. Seperti yang ditawarkan oleh Van Meter dan Van Horn pada model implementasinya
yaitu menawarkan suatu pendekatan yang
mencoba menghubungkan antara isu kebijakan dengan implementasi dan suatu model
Universitas Sumatera Utara
konseptual yang menghubungkan kebijakan dengan kinerja kebijakan. Standar dan sasaran kebijakan
Untuk mengukur kinerja implementasi kebijakan tentunya menegaskan standar dan sasaran tertentu yang harus dicapai oleh para pelaksana kebijakan.
Dengan adanya ketegasan standar dan sasaran kebijakan, maka implementor akan lebih mudah menentukan atau membuat stategi, bahkan mengarahkan bawahan
dan mengoptimalkan fasilitas yang dibutuhkan. Adapun yang dimaksud dengan standar dan sasaran kebijakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tujuan atau kepentingan yang terdapat dalam kebijakan
2. Manfaat yang dihasilkan
3. Pelaku kebijakan
4. Sumber daya yang dibutuhkan
a. Sumber daya
Sumber daya yang memadai baik sumber daya manusia maupun finansial sangat penting dalam menjalankan kebijakan program.
a. Kemampuan implementor, dengan melihat jenjang pendidikan,
pemahaman terhadap tujuan dan sasaran serta aplikasi detail program, kemampuan menyampaikan program dan mengarahkan.
b. Ketersediaan finansial, dengan melihat kebutuhan dana, prediksi
kekuatan dana dan besaran biaya. b.
Komunikasi antar Organisasi Komunikasi diperlukan supaya terciptanya konsistensi atau keseragaman
dari ukuran dasar dan tujuan sehingga implementor mengetahui secara tepat ukuran maupun tujuan kebijakan ini. Komunikasi antar organisasi juga menunjuk
Universitas Sumatera Utara
adanya tuntutan saling dukung antar institusi yang berkaitan dengan programkebijakan. Komunikasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah:
1. Kerjasama para implementor
2. Metode sosialisasi kebijakanprogram yang digunakan
3. Intensitas komunikasi
c. Karakteristik Organisasi Pelaksana
Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat dalam pengimplementasian kebijakan. Hal
ini penting karena kinerja implementasi kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh ciri yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya. Hal ini berkaitan
dengan konteks kebijakan yang akan dilaksanakan pada beberapa kebijakan dituntut pelaksana kebijakan yang ketat dan displin. Pada konteks lain diperlukan
agen pelaksana yang demokratis dan persuasif. Selaian itu, cakupan atau luas wilayah menjadi pertimbangan penting dalam menentukan agen pelaksana
kebijakan. Karakteristik organisasi pelaksana yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Standard Operating Procedures SOP. SOP dikembangkan sebagai
respon internal terhadap keterbatasan waktu dan sumber daya dari pelaksana dan keinginan untuk keseragaman dalam bekerjanya organisasi-
organisasi yang kompleks dan tersebar luas. 2.
Fragmentasi. Fragmentasi berasal terutama dari tekanan-tekanan di luar unit-unit birokrasi, seperti komite-komite legislatif, kelompok-kelompok
kepentingan, pejabat-pejabat eksekutif, konstitusi Negara dan sifat kebijakan yang mempengaruhi organisasi birokrasi publik.
Universitas Sumatera Utara
d. Disposisi
Sikap para implementor sangat dibutuhkan dalam menjalankan sebuah kebijakanprogram. Ada pun yang dimaksud dengan sikap implementor yang
ditujukan dalam penelitian ini adalah: a.
Gambaran komitmen dan kejujuran yang dapat dilihat dari konsistensi antara pelaksanaan kegiatan dengan guideline yang telah ditetapkan.
b. Sikap demokratris yang dapat dilihat dari proses kerjasama antar
implementor. e.
Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Politik Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi
kebijakan adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan publik. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang tidak kondusif
dapat menjadi sumber masalah dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karena itu, upaya implementasi kebijakan mensyaratkan kondisi lingkungan
eksternal yang kondusif.
1.6.4 Hasil-hasil Penelitian Tentang Pemekaran Desa