Hasil-hasil Penelitian Tentang Pemekaran Desa

d. Disposisi Sikap para implementor sangat dibutuhkan dalam menjalankan sebuah kebijakanprogram. Ada pun yang dimaksud dengan sikap implementor yang ditujukan dalam penelitian ini adalah: a. Gambaran komitmen dan kejujuran yang dapat dilihat dari konsistensi antara pelaksanaan kegiatan dengan guideline yang telah ditetapkan. b. Sikap demokratris yang dapat dilihat dari proses kerjasama antar implementor. e. Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Politik Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi kebijakan adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan publik. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi sumber masalah dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karena itu, upaya implementasi kebijakan mensyaratkan kondisi lingkungan eksternal yang kondusif.

1.6.4 Hasil-hasil Penelitian Tentang Pemekaran Desa

Sebagai bahan pertimbangan atas isu yang ada dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu pelaksanaan pemekaran desa yang ada dibeberapa kota di Indonesia dan dilakukan oleh beberapa peneliti yang pernah peneliti baca diantaranya ditemukan dalam penelitian Imam Sap i’i 2013 yang berjudul dampak pemekaran desa terhadap pembangunan infrastruktur desa pecahan, studi kasus pemekaran Desa Bagorejo Kecamatan Gumuk Mas Kabupaten Jember. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dalam pemekaran desa mayoritas selalu memberi dampak yang positif bagi masyarakat desa. Dampak positif yaitu dapat mengurangi berbagai masalah yang ada di desa, salah satunya adalah dibidang pembangunan desa dengan berbagai infrastruktur desa, meningkatkankan pelayanan publik dan lain sebagainnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya proses pembangunan infrastruktur di desa pecahan yaitu Desa Karangrejo seperti pengerasan jalan yang selalu dilakukan setiap tahunnya sebagai usaha perawatan jalan. Pengaspalan jalan yang dilakukan pada tahun 2005, 2007, 2008 dan 2012. Plengsengan yang dilakukan pada tahun 2009. Jembatan yang dibangun untuk diperbaiki pada tahun 2011. Paving yang dibangun pada tahun 2011. Posyandu yang dibangun pada tahun 2003, polindes pada tahun 2009 dan 2010. Pasar pada tahun 2012. Tugu pembatas pada tahun 2007, gedung kantor desa pada tahun 2008, dan renovasi balai dusun pada tahun 2012. Penyambungan aliran listrik pada tahun 2011. Pembangunan masjid pada tahun 2005 dan mushola pada tahun 2009. Pembangunan semua jenis infrastruktur tersebut adalah sebagai usaha peningkatan kualitas infrastruktur. Sementara dampak negatif yang terjadi adalah kesenjangan sosial di masyarakat. Kondisi ini dikarenakan sebab akibat secara beruntun. Dengan pembangunan jalan yang tidak merata. Perbedaan aktifitas komunikasi tersebut mengakibatkan perolehan perekonomian yang juga tidak merata. Penelitian yang dilakukan oleh M. Zaini Harfi 2013 yang berjudul pelaksanaan pemekaran desa dan pengaruhnya terhadap pelayanan publik di Desa Kuang Baru Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur. Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa pemekaran desa di Desa Kuang Baru ini sudah memenuhi tujuan Universitas Sumatera Utara utama pemekaran desa yakni untuk peningkatan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Dan pemekaran desa di Desa Kuang Baru ini dilaksanakan dan memenuhi syarat dan prosedurtata cara pemekaran desa yang ditentukan dalam peraturan perundang-undang yang berlaku. Selain itu kebijakan pemekaran desa harus diikuti dengan kebeijakan lain yang menunjang kebijakan tersebut. Kemudian dalam penelitian Tri Banjir Adi Wijoyo 2013 yang berjudul pemekaran desa ditinjau dari aspek otonomi daerah di Kecamatan Angkona Kabupaten Luwi Timur. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemekaran desa ditinjau dari aspek otonomi daerah meliputi 3 indikator yaitu : 1. Proses penjaringan aspirasi, merupakan tahap awal dalam pemekaran desa yang kemudian masyarakat mengagendakan duduk bersama atau musyawarah untuk membahas tentang pemekaran. 2. Proses pemebntukan panitia pemekaran, tahap kedua setelah munculnya isu pemekaran desa. Kemudian panitia dimaksud membuat proposal usulan pembentukan desa kepada Bupati. 3. Proses penyusunan Ranperda, tahap ketiga setelah proposal pemekaran desa dikirim panitia ke pemerintahan kabupaten yaitu bupati. Kemudian bupati membentuk tim guna menverifikasi kelayakan pemekaran desa, setelah diverifikasi dan ternyata dilihat layak untuk membentuk desa maka berdasarkan hasil verifikasi tim verifikasi membuat Rancangan Peraturan daerah tentang pembentukan desa yang kemudian diserahkan ke bupati kemudian diserahkan ke DPRD kabupaten untuk dibahas. Universitas Sumatera Utara Selain itu dalam penelitian Tri Banjir Adi Wijoyo 2013, ada faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemekaran. Dimana ada faktor pendukung yaitu masyarakat dan kondisi geografis serta dukungan pemerintah dan masyarakat yang antusias sehingga dapat memperlancar pengusulan pemekaran desa. Dan ada pun faktor penghambat yaitu faktor kepentingan politik dimana adanya unsur yang ingin berorientasi pada kekuasaan sehingga terjadi tarik ulur kepentingan serta proses pembahasan DPRD yang begitu lama yang dapat membuat terjadinya pesimisti dikalangan masyarakat serta penentuan batas wilayah yang menjadi tarik ulur kepentingan dengan masyarakat desa tetangga. Dan hal yang terpenting dari dampak pemekaran desa dalam penelitian ini adalah, secara positif desa yang dikembangkan akan menjadi berkembang lebih cepat karena fasilitas yang dibenahi sehingga secara otomatis akan membangun infrastruktur yang lainnya seperti adanya tambahan sekolah dan fasilitas umum lainnya dan lowongan pekerjaan terbuka.Tetapi desa yang mengalami pemekaran adalah desa bisa dibilang tertinggal, dan biasanya masyarakatnya juga tertinggal dibidang pendidikan dan keterampilannya.Jadi yang pertama harus dipersiapkan adalahmental masyarakatnya untuk membangun desa mereka sendiri sehingga tidak muncul kesenjangan sosial yang mencolok. Dari beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap pemekaran desa yang dilakukan selalu mempunyai dampak positif dan danpak negatif. Dampak positifnya seperti meningkatkan pembangunan desa juga infrastruktur lainnya, meningkatkan kesejahteraan rakyat, meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan lain sebagainya. Tetapi disamping itu juga memiliki dampak negatif, seperti terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat yang dikarenakan kondisi Universitas Sumatera Utara sebab akibat yang terjadi secara beruntun dengan pembangunan jalan yang tidak merata. Selain itu kebijakan pemekaran desa juga harus di ikuti kebijakan lain yang menunjang kebijakan tersebut yaitu pembangunan infrastruktur dan prasarana serta bantuanlain sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah atas desa pemekaran. Dan harusadanya keinginan yang kuat dari pemerintah untuk mewujudkan pelayanan secaraprima.

1.6.5 Desa