pemerintahan daerah yaitu BPMD. Begitu juga dengan para kepala dusun masing- masing  dusun  yang  ada  di  tiap  desa  rencana  pemekaran.  Mereka  juga  telah
mendapatkan  sosialisasi  UU  Nomor  6  tahun  2014  tentang  Desa  sebagai  acuan kebijakan  pemekaran  desa.  Dan  dalam  sosialisasi  tersebut  telah  dipaparkan  yang
menjadi standar dan sasaran kebijakan. Sedangkan  hasil  penelitian  terkait  pengetahuan  masyarakat  tentang  UU
Nomor  6  tahun  2014  tentang  Desa  yang  menjadi  kebijakan  dari  pemekaran  desa mayoritas  responden  menjawab  tidak  tahu.  Dan  ini  sebenarnya  sangat
memprihatinkan sekali kondisi seperti ini, bagaimana pun masyarakat juga harus mengetahui  UU  Nomor  6  tahun  2014  tentang  desa  karena  undang-undang  inilah
yang  menjadi  standar  dan  sasaran  kebijakan  pemekaran  desa  walaupun  mereka bukan pelaku dari pemekaran desa.
Sama  halnya  dengan  masyarakat  Desa  Torganda,  hasil  dari  penelitian  data kuesioner  terkait  pengetahuan  masyarakat  terhadap  UU  Nomor  6  tahun  2014
tentang  Desa  mayoritas  responden  menjawab  tidak  mengetahui  akan  keberadaan undang-undang  ini.  Seperti  yang  kita  ketahui  bahwa  di  undang-undang  ini  lah
standar dan sasaran kebijakan pemekaran desa.
5.1.2  Sumber Daya
Sumberdaya  merupakan  faktor  utama  dalam  melaksanakan  dan merealisasikan jalannya suatu kebijakan, tanpa sumber daya kebijakan tidak akan
berjalan dengan baik. Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan  konsisten,  tetapi  apabila  implementor  kekurangan  sumber  daya  untuk
melaksanakan  kebijakan  maka  tidak  akan  berjalan  dengan  efektif.  Sumber  daya
Universitas Sumatera Utara
yang  dapat  mendukung  pelaksanaan  kebijakan  dapat  berwujud,  seperti  sumber daya  manusia,  sumber  daya  fasilitas  dan  sumber  daya  finansial.  Van  Meter  dan
Van Horn menyebutkan bahwa sumber daya yang dimaksud mencakup dana atau perangsang  incentive  lain  yang  mendorong  dan  memperlancar  implementasi
yang efektif. Hasil penelitian ini untuk sumber daya yang meliputi sumber daya manusia,
sumber  daya  finansial,  maupun  sumber  daya  lainnya  sudah  sangat  mendukung keadaanya.  Hal  ini  dapat  terlihat  dari  unsur  keterlibatannya  perencanaan
pemekaran  desa  dari  tingkat  desa  sampai  pada  tingkat  pemerintahan  pusat  pula, meskipun  dalam  hal  ini  masih  hanya  sampai  pada  tingkat  Pemerintahan  Dearah
Kabupaten  Labuhanbatu,  tetapi  hal  ini  sudah  sangat  menunjukkan  bahwa banyaknya  sumber  daya  manusia  yang  terlibat  dalam  perencanaan  pemekaran
desa  ini.  Dan  untuk  tim  pemekaran  sendiripihak  pemerintahan  daerah  akan membentuknya  menjadi  dua  tim,  yaitu  tim  unsur  pemerintahan  dan  unsrur
akademis.  Tetapi  untuk  saat  ini  belum  ada  orang  yang  menjadi  bagian  dari  tim tersebut.
Sumber  daya  lainnya  yang  termasuk  dalam  kebutuhan  pemekaran  desa adanya  jumlah  penduduk  yang  memadai,  luas  wilayah  yang  memadai  pula,
memiliki potensi desa, serta sarana dan prasarana lainnya  yang mendukung. Dan inilah  yang  menjadi  persyaratan  pemekaran  desa  tertuang  dalam  pasal  8  ayat  3
UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. Hasil  penelitian  di  Desa  Asam  Jawa  yang  meliputi  sumber  daya,  dalam
jawaban mayoritas responden menjawab memadai. Ini terlihat dari adanya sarana dan prasarana  yang ada  di  Desa Asam  Jawa tersebut,  yaitu meliputi  kantor desa,
Universitas Sumatera Utara
balai desa, gedung sekolah dari tingkat SD sampai SMA, masjid raya, puskesmas, SPBU. Jika dilihat dari ketersediaan sarana dan prasarana di desa ini sudah sangat
mumpuni  sekali, dan untuk kondisi  sarana dan prasarana ini hasil dari kuesioner masyoritas  masyarakat  menjawab  dalam  keadaan  baik.  Selain  itu  untuk  potensi
desa  ini  cukup  baik  pula,  adanya  perkebunan  karet  dan  kelapa  sawit  milik masyarakat.  Hanya  ada  sebagian  kecil  dari  perkebunan  swasta  yang  ada  disitu.
Diantara  perkebunan  swasta  itu  adalah  PT.  WISU,  dan  PT.  Hervinta.  Untuk sumber  daya  ekonomi  lainnya  cukup  mendukung,  dengan  banyaknya  usaha  dari
masyarakat Desa Asam Jawa berupa gerai-gerai grosir sembako, pakaian, apotik, bengkel  kereta,  bengkel  mobil,  bengkel  las  dan  lain-lain  sebgainya.  Untuk
infrastrukktur  di  Desa  Asam  Jawa  ini  sebagian  besar  jalan  yang  ada  di  desa  ini sudah dilakukan pengaspalan, dan pengerasan jalan pula. Sedangkan untuk tingkat
kualitas sumber daya manusia itu sendiri sudah dalam kategori baik, hal ini dapat dibuktikan  dalam  kuesioner  mayoritas  responden  menjawab  baik.  Hal  ini  bisa
dilihat  dengan  banyaknya  penduduk  Desa  Asam  Jawa  yang  mayoritas berpendidikan tingkat SMA.
Berbeda  dengan  hasil  penelitian  di  desa  lainnya  yaitu  Desa  Torganda sumber daya yang ada di Desa ini dalam jawaban kuesioner mayoritas responden
menjawab  cukup  memadai.  Hal  ini  dikarenakan  adanya  sebagaian  dari  unsur sarana dan prarana yang ada di Desa Torganda yang tidak ada seperti tidak adanya
puskesmas  di  Desa  Torganda  ini,  dan  masih  belum  ada  penerangan  listrik  untuk desa  ini.  Masyarakat  Desa  Torganda  hanya  menggunakan  penerangan  lampu
seadanya,  dan  sebagian  mereka  ada  yang  menggunakan  mesin  jenset  sebagai penerangan  di  malam  hari.  Kondisi  ini  begitu  sangat  memprihatinkan,
Universitas Sumatera Utara
dikarenakan  pada  waktu  tanah  yang  ada  di  desa  ini  merupakan  tanah  reformasi yang sebelumnya merupakan hutan garapan. Dan faktor lain dari ketiadaan listrik
di Desa ini dikarenakan sebagian dari desa tersebut merupakan perkebunan swasta milik  DL  Sitorus  yaitu  PT.  Sibisa  Mangatur,  dan  pada  saat  itu  belum  ada
kebijakan  dari  pemerintah  sendiri  untuk  menyalurkan  listrik  ke  daerah  desa tersebut.Selain itu infrastruktru di Desa Torganda ini cukup baik, jalan di desa ini
hanya  baru  dilakukan  pengaspalan  jalan  saja.  Sedangkan  untuk  potensi  Desa Torganda ini cukup baik pula, dengan adanya perkebunan karet dan kelapan sawit
milik masyarakat setempat. Walaupun begitu ada sarana wisata di Desa Torganda ini,  yaitu  berupa  tempat  wisata  pelatihan  gajah-gajah.  Dan  selain  itu  untuk
kualitas  sumber  daya  manusia  di  Desa  Torganda  ini  cukup  baik,  hal  ini  dapat dilihat  pada  hasil  kuesioner  mayoritas  responden  menjawab  tingkat  pendidikan
rata-rata SMP dan kurang memiliki keahlian dalam bidang administrasi desa.
5.1.3  Komunikasi Antar Organisasi