keuntungan. Seiring dengan peningkatan produksinya tersebut, orientasi pengusaha tidak hanya untuk memenuhi pasar domestik,
juga merambah pasar ekspor. Dengan demikian, kegairahan pengusaha untuk melakukan ekspor menjadi meningkat, yang
nantinya akan akan mendatangkan devisa bagi negara. g. Sebagai alat hubungan ekonomi internasional.
Negara-negara kaya atau yang kuat perekonomiannya, demi persahabatan antara negara banyak memberikan bantuan kepada
negara-negara yang sedang berkembang atau sedang membangun. Bantuan-bantuan tersebut tercermin dalam bentuk bantuan kredit
dengan syarat ringan, yaitu bunga yang relatif murah dan jangka waktu penyelesaiannya yang panjang. Hal ini tercermin melalui
bantuan antar negara yang disebut “G to G” Government to Government. Hubungan antarnegara pemberi dan penerima kredit
akan bertambah erat, terutama yang menyangkut hubungan perekonomian dan perdagangan.
5. Pelaksanaan Pemberian Kredit Modal Kerja
Pada dasarnya setiap pemberian fasilitas kredit akan menimbulkan risiko baik yang terjadi sebagai akibat penyalah gunaan
kredit yang diberikan kepada debitur maupun risiko yang ditimbulkan karena kurang telitinya bank dalam melakukan analisa terhadap
permohonan kredit ataupun sebagai akibat tidak efektifnya fungsi pengawasan yang dilakukan oleh bank terhadap jalannya kredit yang
telah diberikan kepada debitur.
Hal ini sering terjadi benturan antara bank yang harus memberikan pelayanan terbaik bagi calon nasabahnya, yaitu dengan
proses permohonan kredit dilakukan dengan cepat dan unsur kehati- hatian dalam proses pencairannya. Terkadang calon debitur enggan
untuk mengajukan permohonan kreditnya di bank “X” dengan alasan prosesnya lama dan bertele-tele. Namun di sisi bank “X” tersebut harus
menjalankan aturan dan kebijakan yang ditetapkan baik oleh internal maupun ekternal yang dalam hal ini adalah peraturan dari Bank
Indonesia selaku bank sentral. Untuk menghindari terjadinya risiko terhadap kredit yang
diberikannya, dalam menentukan nilai kredit, bank akan melakukan analisa terhadap calon debitur. Dalam analisa tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan formulasi 4 P’s, yaitu : a. Personality
Bank perlu mengetahui dengan sebaik-baiknya tentang diri pribadi calon debitur, terutama yang menyangkut pendidikan, pergaulan dan
kebiasaannya. Dengan diketahuinya kepribadian calon debitur, maka bank akan dapat memutuskan sejauhmana calon debitur itu layak
untuk diberikan fasilitas kredit. b. Purpose
Bank perlu menganalisa tentang keperluan kredit yang diajukan oleh calon debitur, agar dapat diketahui apakah keperluan kredit tersebut
dapat dibiayai oleh bank yang bersangkutan sesuai dengan sektor pembiayaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
c. Prospect Melalui perkembangan usaha calon debitur selama beberapa waktu
yang lalu, bank akan dapat mengetahui perkiraan perkembangan usaha calon debitur di masa mendatang, apakah usahanya akan
semakin meningkat atau malah sebaliknya, terutama setelah kredit diberikan.
d. Payment Analisa yang penting khususnya terhadap permohonan kredit modal
kerja adalah seberapa besar kemampuan calon debitur didalam membayar kembali kredit yang diberikan kepadanya. Kemampuan
membayar ini dapat diketahui oleh bank dari analisa prospek, serta kemampuan di dalam perdagangan dan mengatasi persaingan.
Selain formulasi 4 P’s tersebut, hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyelesaian kredit nasabah, terlebih dahulu harus
terpenuhinya 6 C’s analisys Rivai dan Permata, 2006, yaitu : a. Character
Character adalah keadaan wataksifat dari nasabah, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari
penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana itikadkemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya willingness
to pay sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. b. Capital
Capital adalah jumlah danamodal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah. Semakin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu
semakin tinggi kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin dalam memberikan
kredit. Kemampuan modal sendiri akan merupakan benteng yang kuat, agar tidak mudah mendapat goncangan dari luar, misalkan jika
terjadi kenaikan suku bunga, komposisi modal sendiri inipun perlu ditingkatkan.
c. Capacity Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon debitur dalam
menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai
sejauhmana calon debitur mampu mengembalikan atau melunasi kewajibannya ability to pay secara tepat waktu dari usaha yang
diperolehnya. d. Collateral
Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya. Agunan tersebut harus
dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauhmana risiko kewajiban finansial nasabah kepada bank. Penilaian terhadap agunan ini
meliputi jenis, lokasi, bukti pemilikan dan status hukumnya. e. Condition of Economy
Condition of Economy adalah situasi dan kondisi politik, sosial ekonomi, budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada
suatu saat yang kemungkinannya mempengaruhi kelancaran perusahaan dan calon debitur.
f. Constraint Constraint adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan
suatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, misalkan
pendirian suatu usaha pompa bensin yang disekitarnya banyak bengkel las atau pembakaran batu bara.
6. Proses Pemberian Kredit Modal Kerja di BNI