Pengawasan terhadap Pemberian Kredit Modal Kerja

tersebut. Meskipun pemilikan dana telah berpindah tangan sejak perjanjian kredit ditandatangani, apabila terjadi penyimpangan penggunaan dana kredit tersebut BNI masih mempunyai kekuatan hukum untuk menghentikan disposisi kredit modal kerjanya. Selama kredit modal kerja berjalan, BNI akan terus melakukan fungsi pengawasan terhadap kredit yang diberikannya. Dengan pengawasan monitoring, dapat mengetahui setiap saat apa saja yang terjadi di lapangan. Apabila terdapat hambatan-hambatan dalam suatu kegiatan, bank dapat dengan segera mengambil langkah- langkah pengamanannya adjustments agar hambatan tersebut dapat segera diatasi Djamin, 1984. Pengawasan terhadap kredit modal kerja dilakukan bank untuk mengamankan dana yang disalurkan, sebab dana tersebut umumnya merupakan dana pihak ketiga yang disimpan di BNI. Dalam hal ini pengawasan dilakukan agar dana kredit tersebut benar-benar digunakan sesuai dengan rencana yang diajukan oleh debitur, sehingga akan mendatangkan keuntungan, baik bagi bank maupun bagi debitur sendiri. Di dalam melakukan pengawasan terhadap kredit modal kerja yang sedang berjalan, perlu dipahami bahwa maksud dan tujuan pengawasan bukan berarti mencari kesalahan debitur, tetapi mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan usahanya sesuai dengan kepercayaan yang diberikan oleh bank. Pengawasan tersebut dilakukan tidak secara kolektif namun dilakukan secara individual per debitur, baik secara aktif maupun pasif. Pengawasan aktif dilakukan melalui pengawasan terhadap kredit modal kerja yang sedang berjalan dengan cara melakukan pemeriksaan langsung ke tempat usaha debitur on the spot, dengan tujuan disamping untuk menilai realisasi kredit modal kerja, juga melakukan pembinaan terhadap debitur. Pemantauan langsung terhadap aktivitas usaha debitur ini dilakukan dengan memeriksa persediaan inventory barang-barang yang dibiayai dengan kredit untuk dapat diketahui kesesuaiannya antara nilai persediaan dengan saldo kredit modal kerja yang telah direalisasi, memeriksa keadaan proyek atau usaha debitur serta memeriksa kondisi barang-barang yang dijadikan jaminan inti maupun jaminan tambahan. Pengawasan aktif dilakukan oleh BNI secara berkala untuk memeriksa kebenaran laporan keuangan neraca dan laporan labarugi perusahaan yang disampaikan oleh debitur, serta untuk memeriksa kesesuaian aktivitas rekening pinjaman debitur selama kredit modal kerja berjalan. Pengawasan pasif dilakukan melalui penelitian atas laporan- laporan tertulis yang diterima dari debitur, baik mengenai perkembangan usaha, hasil usaha maupun keuangan. Pengawasan pasif dapat dilakukan pula dengan mengadakan evaluasi terhadap aktivitas rekening debitur. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, dalam melakukan fungsi pengawasan harus didukung oleh faktor-faktor sebagai berikut : i. Personil pengawasan hendaknya memiliki pengetahuan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan usaha debitur, baik mengenai management, accounting, financing maupun marketing. ii. Pengawasan harus menjadi sarana pengarahan dan pengendalian usaha debitur, serta pembinaan untuk meningkatkan usaha tersebut. Dengan dilakukannya pengawasan aktif dan pasif terhadap usaha debitur, BNI akan segera mengetahui sampai sejauhmana kredit modal kerja tersebut digunakan oleh debitur sesuai dengan rencana kreditnya. Apabila terjadi ketidaksesuaian antara hasil pemeriksaan ditempat usaha debitur dengan saldo rekening pinjamannya dapat segera diambil langkah-langkah pengamanan. Dengan demikian, risiko yang mungkin timbul atas kredit modal kerja tersebut dapat diperkecil dan bila memungkinkan diusahakan untuk menghilangkan risiko tersebut. Pada umumnya, pengawasan kredit yang dilakukan oleh bank terhadap debiturnya bertujuan untuk : a. Menjaga agar penarikan kredit sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. b. Mencegah dan mengurangi kesalahan penggunaan dana kredit. c. Mengusahakan agar proyek yang dibiayai dilaksanakan sesuai dengan rencana, sehingga dapat mendatangkan hasil yang cukup untuk melunasi pinjamannya. d. Mempermudah persiapan mengajukan penagihan kredit ke Panitia Utang Piutang Negara, apabila tidak ditemukan jalan lain.

8. Strategi Pemasaran Kredit Modal Kerja BNI

Dalam memasarkan produk kredit usaha kecil, selain dengan menggunakan skema channelling, penyaluran kredit sangat terbantu oleh dukungan dari Sentra Kredit Kecil SKC BNI yang telah beroperasi penuh pada tahun 2005. Dengan adanya 45 sentra kredit di 12 wilayah operasional BNI, maka dukungan penting dapat diperoleh sejak penawaran aplikasi kredit, serta mempercepat proses evaluasi kredit mulai pada saat aplikasi kredit diajukan untuk mendapatkan persetujuan sampai dengan saat penyaluran kredit tersebut. Dengan memperbaharui SKC dan memberikan pelatihan kepada staff di SKC, BNI telah meningkatkan kualitas personalia, proses bisnis, logistik dan infrastruktur. Faktor lain yang dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan efektifitas penyaluran kredit pada tahun 2005 adalah dengan adanya relokasi dan pengelompokkan kembali beberapa SKC BNI, 2005. Hal ini telah menghasilkan outlet-outlet yang berdiri sendiri untuk melayani daerah-daerah yang potensial namun kurang diperhatikan sebelumnya. Pembaharuan dan reorganisasi SKC juga membantu dalam proses pemantauan kredit-kredit UKM. Disini kredit dipantau secara ketat melalui suatu sistem peringatan awal yang memungkinkan BNI dapat mendeteksi masalah yang muncul sebelum kemungkinan timbulnya kesulitan dalam pelunasan kredit. Kualitas kredit juga telah diperkuat melalui prinsip “four eyes”, dimana persetujuan kredit dlakukan setidaknya oleh 2 pejabat kredit, dimana masing-masing mewakili unit bisnis dan unit pengendalian risiko. Prinsip ini pertama kali diterapkan dalam proses administrasi kredit pada tahun 2004 dan disempurnakan lagi pada tahun 2005. Pada setiap wilayah operasional sampai kepada sentra kredit, unit penilaian risiko sepenuhnya independen dari unit bisnis. Hal ini dilakukan agar mekanisme dual control dapat dilakukan dalam penyaluran kredit Selain itu, BNI juga tengah mengembangkan sistem penilaian risiko kredit untuk UKM yang akan mempercepat proses penilaian kredit lebih lanjut melalui otomasi. Sistem ini akan memberikan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi dalam menentukan kemungkinan