PERSEPSI RESPONDEN STAFF BNI
Lampiran 2. Struktur Organisasi Sentra Kredit Kecil
PEMIMPIN
PEMIMPIN DIVISI USAHA KECIL
KANTOR WILAYAH
DIVISI KREDIT
CABANG RISIKO
KREDIT KECIL BRANCH QUALITY
ASSURANCE
Sumber : BNI Divisi Perencanaan Strategis, 2005
96
UNIT FIELD OFFICE
UNIT PEMBIAYAAN
KREDIT PROGRAM UNIT
PEMASARAN UNIT
APRAISAL UNIT
ADMINISTRASI UNIT
KREDIT KHUSUS FUNGSI
ADMINISTRASI
Jenis pertanyaan Jawab
Ya Tidak 1.
Apakah BNI sudah melakukan pola kerja sesuai dengan ketentuan dalam perbankan ?
80 20 2.
Apakah Anda memilih BNI karena nama dan reputasinya sudah dikenal baik ?
85 15 3.
Apakah hanya BNI yang menyakurkan fasilitas kredit modal kerja kepada UKM ?
85 15 4.
Apakah ada perbedaan bunga pinjaman antara BNI dengan Bunga pada lain ?
84 16 5.
Apakah Anda lebih menyukai sistem Bunga dalam berhubungan dengan dunia perbankan ?
90 10 6.
Apakah Anda mengetahui dengan jelas sistem pembiayaan pada BNI ?
90 10 7.
Jika ada Bank lain melakukan hal yang sama dengan BNI, apakah Anda akan menjadi nasabah bukan BNI ?
88 12 8.
Menururt Anda, apakah prinsip penyaluran kredit modal kerja di BNI sudah sesuai dengan UKM ?
80 20 9.
Menurut Anda, apakah sistem pembiayaan modal kerja di BNI lebih memberi keuntungan pada UKM ?
84 16 10.
Menurut Anda, apakah sistem pembiayaan modal kerja di BNI lebih menjamin kelangsungan UKM ?
90 10 11.
Menurut Anda, apakah persyaratan jaminan yang disyaratkan memberatkan UKM ?
90 10 12. Apakah sistem administrasi sistem bunga lebih mudah ?
90 10 13.
Apakah sistem bank konvensional lebih menguntungkan dalam pengembangan UKM ?
85 15 14.
Apakah sistem konvensional menjamin permodalan UKM Anda lebih baik ?
85 15 15.
Apakah sistem pelayanan BNI sudah memuaskan Anda selaku nasabahdebitur ?
89 11 16.
Apakah debitur UKM kebanyakan menghendaki one day service ?
70 30 17.
Apakah debitur UKM kebanyakan menginginkan keputusan langsung ditempat ?
82 18 18.
Jika dibandingkan dengan bank lain, apakah pelayanan di BNI sudah memuaskan anda ?
85 15 19.
Apakah ada perbedaan bunga pinjaman antara BNI dengan Bunga pada lain ?
84 16 20.
Apakah lokasi kantor cabang BNI jauh dari tempat usaha saudara ?
90 10 21.
Seandainya disekitar wilayah saudara ada bank lain apakah anda tetap mengajukan permohonan kredit modal
kerja ke BNI ? 80 20
22. Apakah sebelumnya anda telah mengetahui mekanisme
persyaratan peminjaman kredit melalui bank ? 88 12
23. Menururt Anda, apakah dalam pengajuan kredit modal
kerja ke BNI prosesnya lama ? 65 35
24. Menurut Anda, apakah dengan maksimal 14 hari kerja
proses permohonan kredit modal kerja terlalu lama ? 84 16
25. Jika permohonan pembiayaan telah disetujui, apakah anda
akan menggunakan jasa perbankan BNI lainnya ? 95 5
26. Respon debitur saat didatangi petugas bank baik atau tidak
? 90 10
27. Bila petugas bank datang ke lokasi debitur, disambut baik
atau tidak ? 91 9
28. Bila nasabah diundang ke BNI, apakah disambut dengan
baik ? 85 15
29. Apakah debitur keberatan bila petugas bank sering datang
ke lokasi usaha anda ? 85 15
30. Apakah menurut anda produk dan layanan di BNI sudah
lengkap ? 90 10
31. Apakah letak jauh-dekat Cabang BNI dari tempat tinggal
Anda merupakan salah satu kedala ? 70 30
32. Apakah penyerahan jaminan kepada BNI merupakan
kendala ? 88 12
33. Apakah lama perprosesan dalam permohonan
pembiayaan modal kerja merupakan kendala ? 90 10
34. Apakah legalitas usaha Anda merupakan kendala dalam
permohonan pembiayaan modal kerja di BNI ? 84 16
35. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam mendapatkan
fasilitas pembiayaan modal kerja dari BNI ? 90 10
36. Apakah pola administrasi UKM Anda merupakan kendala
dalam permohonan pembiayaan di BNI ? 85 15
37. Apakah besar kecilnya pembiayaan modal kerja yang
dikucurkan oleh BNI merupakan hambatan dalam pengembangan usaha Anda ?
88 12 38.
Apakah jangkauan pasar BNI merupakan hambatan dalam penyaluran pembiayaan kepada UKM ?
60 30 39.
Apakah tempat tinggal di desa atau di kota mempengaruhi jumlah pembiayaan modal kerja yang
diterima dari BNI ? 85 15
40. Apakah sistem BNI saat ini menunjang program
peningkatan kinerja UKM Anda secara keseluruhan ? 95 5
41. Apakah pola administrasi yang diterapkan oleh BNI
menghambat dalam permohonan pembiayaan modal kerja untuk UKM Anda ?
90 10 42.
Apakah permodalan merupakan kendala utama dalam pengembangan UKM Anda ?
95 5 43.
Apakah penilaian negatif terhadap sejumlah UKM merupakan kerugian bagi Anda dalam mendapatkan
pembiayaan modal kerja dari BNI ? 85 15
STRATEGI PEMBERIAN FASILITAS KREDIT MODAL KERJA KEPADA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL
MENENGAH BERORIENTASI EKSPOR KASUS DI BNI JAKARTA
YUDHA IMAN SULISTYA
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam laporan akhir saya yang berjudul :
“Strategi Pemberian Fasilitas Kredit Modal Kerja Kepada Pengusaha Industri Kecil Menengah Berorientasi Ekspor Kasus di BNI Jakarta”
merupakan gagasan atau hasil penelitian laporan akhir saya sendiri, dengan pembimbingan Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan
rujukannya. Laporan akhir ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain.
Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, Januari 2007
Yudha Iman Sulistya F052044065
ABSTRACT
YUDHA IMAN SULISTYA. Strategy on distributing of working capital loan to small medium enterprises on export oriented case in BNI Jakarta. Advised by H. Musa
Hubeis as chairman and Fransisca R. Zakaria as a member.
In the middle of 1997 Indonesia’s economic was destroyed by a long economy crisis which had influenced the US foreign currency USD against Rupiah
IDR. On the other side, Small and Medium Enterprises SME still survives and grows absorbing more than 35 million labors active in agriculture sectors. Up to this
time, almost 60 of domestic earnings bruto comes from SME commerce and agriculture. SME is expected to expand, from what initially in the form of a small
industry unit into a middle industry unit and hereinafter become a big industry unit. Along with the growth of entrepreneurs of SME, the number of absorbed labors also
increased equal to 20 per year consisting of small industries 15,9 and middle industries 4,1.
The objective of this research is to analize the characteristic and behavior of SME having effect on financial pattern, study constraints in giving working capital
loan, determining fiancial pattern according to characteristics of SME, and also compile strategy for BNI in improving market compartment and facing competition in
banking industry. Data analysis was done with methods of descriptive qualitative and analysis of strenghts, weaknesses, opportunities and threats SWOT.
According to the responses stated in the questionnaire by the clients of BNI, 84.5 expressed that working capital loan was proper to SME’s, 82,5 expressed
easy access to bank and there was relationship between bank and SME’s important. Meanwhile 77,5 expressed constraints in distribution and application of
working capital loan from BNI.
According to the analysis of chi square with db = 14, and expected result frequency fh, working capital loan was proper to UKM with highly significant effect
with chi square = 26,72, and easy access to bank influenced the distribution of working capital loan to UKM with highly significant effect with chi square = 25,48.
There were constraint in distribution of working capital loan which was also highly significant with chi square = 28,55.
The results of total and internal strategic factor score and strategic factor score of external with total score of IFAS = 2,55 and EFAS = 2,30 by matrix of IE
indicates that BNI resides in condition of growth or of stability. The result of SWOT analysis, showed that there were alternative strategies to improve BNI
performances, including : opening more SKC in and outside Java, cooperation with local government and upgrading services.
ii
ABSTRAK
YUDHA IMAN SULISTYA. Strategi Pemberian Fasilitas Kredit Modal Kerja Kepada Pengusaha Industri Kecil Menengah Berorientasi Ekspor Kasus di BNI Jakarta.
Dibimbing oleh H. Musa Hubeis sebagai Ketua dan Fransisca R. Zakaria sebagai Anggota.
Pada pertengahan tahun 1997 perekonomian Indonesia diluluhlantakkan dengan terjadinya krisis ekonomi berkepanjangan yang memiliki skala makro yang
ditandai dengan melonjaknya kurs tukar Dollar Amerika Serikat USD terhadap Rupiah IDR. Dilain pihak, Industri Kecil dan Menengah IKM tetap bertahan
bahkan cenderung untuk tumbuh dan berkembang, yaitu menyerap lebih dari 35 juta tenaga kerja yang separuhnya bergerak di bidang pertanian. Sampai dengan
saat ini hampir 60 pendapatan domestik bruto berasal dari IKM pertanian dan perdagangan. Jumlah tenaga kerja yang terserap juga mengalami peningkatan,
yaitu 20 per tahun terdiri dari industri kecil 15,9 per tahun dan industri menengah 4,1.
Kajian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik dan perilaku UKM yang berpengaruh terhadap penentuan pola pembiayaan yang paling sesuai dengan
karakteristik UKM, mengkaji kendala-kendala dalam pemberian pembiayaan modal kerja kepada UKM, serta menyusun strategi bagi BNI dalam meningkatkan pangsa
pasar dan menghadapi persaingan di industri perbankan. Analisis dilakukan dengan metode diskriptif kualitatif dan analisis strengths, weaknesses, opportunities dan
threats SWOT.
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner pada para nasabah UKM di BNI, dapat dikatakan bahwa 84,5 pengusaha UKM lebih sesuai dan cocok dengan pola
pemberian fasilitas kredit modal kerja untuk membiayai usahanya. Responden menyatakan adanya kemudahan akses dalam mengajukan pembiayaan ke BNI dan
pelayanan yang diberikan memegang peranan penting hubungan antara UKM dengan lembaga perbankan sebesar 82,5 dan yang menyatakan terdapat kendala
sebesar 77,5.
Berdasarkan hasil analisis Khi kuadrat dengan db = 14 dan frekuensi hasil fh berbeda tiap kelas, didapatkan bahwa pemberian persetujuan kredit modal kerja
sesuai dengan karakteristik UKM adalah sangat nyata pada Khi kuadrat hitung = 26,72. Debitur UKM setuju bahwa penyaluran kredit modal kerja berpengaruh
dengan kemudahan akses ke BNI sangat nyata pada Khi kuadrat hitung = 25,48. Hal lainnya, debitur UKM setuju bahwa dalam penyaluran kredit modal kerja
terdapat hambatan sangat nyata pada pada Khi kuadrat hitung = 28,55.
Dari analisis total skor faktor strategik internal dan total skor faktor strategik eksternal dengan nilai total skor IFAS = 2,55 dan EFAS = 2,30 didapatkan matriks
IE yang menunjukkan bahwa posisi BNI berada pada kondisi growth atau stability. Dari analisis SWOT didapatkan alternatif strategi, yaitu strategi SO dengan
membuka SKC di Jawa dan Luar Jawa untuk meningkatkan pangsa pasar dan menjalin kerjasama dengan pemda setempat; strategi WO dengan meningkatkan
mutu pelayanan, ATM dan teknologi, meningkatkan upaya promosi produk dan layanan BNI, mempersingkat waktu proses tanpa menyampingkan aspek prudence
and complience; strategi ST dengan coorporate image BNI sebagai institusional positioning, meningkatkan keterampilan melalui pelatihan, mempermudah prosedur
dan proses pembiayaan; strategi WT dengan menjalin kemitraan dengan BPR dan BPD pesaing, meningkatkan program pemasaran produk pinjaman.
STRATEGI PEMBERIAN FASILITAS KREDIT MODAL KERJA KEPADA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL
MENENGAH BERORIENTASI EKSPOR KASUS DI BNI JAKARTA
YUDHA IMAN SULISTYA
Laporan Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
Judul Laporan Akhir : Strategi Pemberian Fasilitas Kredit Modal Kerja Kepada Pengusaha Industri Kecil Menengah Berorientasi Ekspor, Kasus Di BNI Jakarta.
Nama Mahasiswa : Yudha Iman Sulistya
Nomor Pokok : F052044065
Program Studi : Industri Kecil Menengah
Menyetujui, Februari 2007 Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA Prof.Dr.Ir. Fransiska R. Zakaria, Msc
Ketua Anggota
Mengetahui, Ketua Program Studi
Dekan Sekolah Pascasarjana Industri
Kecil Menengah
Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA Prof.Dr.Ir. H. Khairil A. Notodiputro, MS Tanggal ujian : 22 Januari 2007
Tanggal lulus :
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam laporan akhir saya yang berjudul :
“Strategi Pemberian Fasilitas Kredit Modal Kerja Kepada Pengusaha Industri Kecil Menengah Berorientasi Ekspor Kasus di BNI Jakarta”
merupakan gagasan atau hasil penelitian laporan akhir saya sendiri, dengan pembimbingan Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan
rujukannya. Laporan akhir ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain.
Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, Januari 2007
Yudha Iman Sulistya F052044065
RINGKASAN
Pada pertengahan tahun 1997 perekonomian Indonesia diluluhlantakkan dengan terjadinya krisis ekonomi berkepanjangan yang memiliki skala makro yang
ditandai dengan melonjaknya kurs tukar Dollar Amerika Serikat USD terhadap Rupiah IDR. Dilain pihak, Industri Kecil dan Menengah IKM tetap bertahan
bahkan cenderung untuk tumbuh dan berkembang, yaitu menyerap lebih dari 35 juta tenaga kerja yang separuhnya bergerak di bidang pertanian. Sampai dengan
saat ini hampir 60 pendapatan domestik bruto berasal dari IKM pertanian dan perdagangan. Jumlah tenaga kerja yang terserap juga mengalami peningkatan,
yaitu 20 per tahun terdiri dari industri kecil 15,9 per tahun dan industri menengah 4,1.
Kajian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik dan perilaku UKM yang berpengaruh terhadap penentuan pola pembiayaan yang paling sesuai dengan
karakteristik UKM, mengkaji kendala-kendala dalam pemberian pembiayaan modal kerja kepada UKM, serta menyusun strategi alternatif bagi BNI dalam meningkatkan
pangsa pasar pinjaman dan menghadapi persaingan di industri perbankan. Analisis dilakukan dengan metode diskriptif kualitatif dan analisis strengths, weaknesses,
opportunities dan threats SWOT. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner pada para nasabah UKM di BNI
sebanyak 100 responden, dapat dikatakan bahwa 84,5 pengusaha UKM lebih sesuai dan cocok dengan pola pemberian fasilitas kredit modal kerja untuk
membiayai usahanya. Responden menyatakan adanya kemudahan akses dalam mengajukan pembiayaan ke BNI dan pelayanan yang diberikan memegang peranan
penting hubungan antara UKM dengan lembaga perbankan sebesar 82,5 dan yang menyatakan terdapat kendala sebesar 77,5.
Berdasarkan hasil analisis Khi kuadrat dengan db = 14 dan frekuensi hasil fh, didapatkan bahwa setuju kredit modal kerja sesuai dengan karakteristik UKM
adalah nyata pada Khi kuadrat hitung = 26,72. Dalam hal ini, debitur UKM setuju dengan penyaluran kredit modal kerja yang berpengaruh dengan kemudahan akses
ke BNI adalah nyata pada Khi kuadrat hitung = 25,48; debitur UKM setuju bahwa dalam penyaluran kredit modal kerja terdapat hambatan dan nyata pada pada Khi
kuadrat hitung = 28,55.
Dalam memasarkan produk kredit usaha kecil, selain dengan menggunakan skema channelling, penyaluran kredit sangat terbantu oleh dukungan dari Sentra
Kredit Kecil SKC BNI yang telah beroperasi penuh pada tahun 2005, dengan jumlah 45 sentra kredit di 12 wilayah operasional BNI untuk mempercepat proses
evaluasi kredit mulai pada saat aplikasi kredit diajukan untuk mendapatkan persetujuan sampai saat penyaluran kredit kepada debitur.
Hambatan-hambatan yang terjadi didalam pelaksanaan pemberian kredit modal kerja terutama ditemui dan berada pada diri debitur, baik perorangan
maupun perusahaan, antara lain diantaranya masalah legalitas perusahaan UKM, sistem administrasi yang sangat sederhana di perusahaan UKM, adanya penilaian
yang negatif terhadap pengusaha UKM, dan resiko kredit macet yang akan timbul dikemudian hari serta besarnya jaminan yang ditetapkan oleh bank yang
memberatkan pengusaha UKM. Selain itu banyaknya tawaran tunai cepat instant cash dari bank lain dengan persyaratan rang ringan, bahkan tidak memerlukan
jaminan apapun. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah
dengan cara membuat suatu skim kredit khusus UKM dengan persyaratan yang mudah, proses cepat dan jaminan yang diserahkan sesuai kemampuan UKM,
namun maksimal kredit yang deberikan tidak melebihi kemampuan UKM tersebut. Dari analisis total skor faktor strategik internal dan total skor faktor strategik
eksternal dengan nilai total skor IFAS = 2,55 dan EFAS = 2,30 didapatkan matriks IE yang menunjukkan bahwa posisi BNI berada pada kondisi growth atau stability.
Dari analisis SWOT didapatkan alternatif strategi, yaitu strategi SO dengan membuka SKC di Jawa dan Luar Jawa untuk meningkatkan pangsa pasar,
menjalin kerjasama dengan pemda setempat; strategi WO dengan meningkatkan mutu pelayanan, ATM dan teknologi, meningkatkan upaya promosi produk dan
layanan BNI, mempersingkat waktu proses tanpa menyampingkan aspek prudence and complience; strategi ST dengan coorporate image BNI sebagai institusional
positioning, meningkatkan keterampilan melalui pelatihan, mempermudah prosedur dan proses pembiayaan; strategi WT dengan menjalin kemitraan dengan BPR dan
BPD pesaing, meningkatkan program pemasaran produk.
iv
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 05 November 1971 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari ayah H. Soenarto alm dan ibu Hj. Etty Kusmiaty.
Pendidikan Sarjana ditempuh di Jurusan Ekonomi Manajemen Universitas Pancasila Jakarta, lulus pada tahun 1995. Pada tahun 2005 diterima di Program Studi Industri
Kecil Menengah, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Berbekal ijazah S1 Manajemen, penulis diterima bekerja di PT. Bank Negara
Indonesia Persero Tbk. pada tahun 1995 dengan pangkat Assisten Administrasi, ditempatkan di Kantor Cabang Jakarta Kota. Tahun 2001 penulis dipindahkan ke
Divisi Pengendalian Keuangan sebagai Analis Sistem Akuntansi dan Perpajakan pada Kelompok Sistem Akuntansi dan Perpajakan.
Menikah pada tanggal 26 September 1998 dengan Vidia Quintawaty dan pada tahun 1999, tepatnya tanggal 15 Agustus 1999 dikaruniai seorang putri yang
bernama Revinda Syahniza Renata.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ii
RINGKASAN iii
RIWAYAT HIDUP ix
PRAKATA x
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi