pendirian suatu usaha pompa bensin yang disekitarnya banyak bengkel las atau pembakaran batu bara.
6. Proses Pemberian Kredit Modal Kerja di BNI
Pada dasarnya kredit modal kerja yang diberikan merupakan kepercayaan, maka dari itu setiap kredit modal kerja yang diberikan
tersebut mengandung suatu risiko. Untuk memperkecil tingkat risiko yang timbul, kepada setiap pemohon kredit modal kerja, BNI menetapkan
persyaratan tertentu untuk menjamin keamanan atas kredit modal kerja tersebut. Pemberian kredit tersebut dilakukan melaui beberapa tahapan
berikut Gambar 1 : a. Persiapan
kredit Calon debitur mengajukan permohonan tertulis untuk memperoleh
kredit modal kerja kepada BNI dengan dilengkapi persyaratan- persyaratan yang diperlukan. Atas dasar permohonan tersebut, BNI
mencari informasi tentang calon debitur, baik dengan melakukan peninjauan langsung ke tempat usaha pemohon maupun melalui
sarana on line, yaitu Sistem Informasi Debitur SID untuk memeriksa kebenaran atas data yang disampaikannya dan untuk menentukan
kolektibilitas pinjamannya. b. Analisa
kredit Analisa atas permohonan kredit modal kerja calon debitur, dilakukan
oleh BNI agar diperoleh kepastian bahwa kredit tersebut benar-benar tepat guna dan sasaran, serta aman bagi BNI.
c. Penyampaian aplikasi kredit kepada pemutus kredit Dalam tahap ini telah didapat kesimpulan pokok dari analisa kredit
yang merupakan suatu pendapat dan saran yang disampaikan kepada pemutus kredit di BNI pemimpin cabang, pemimpin wilayah
atau direksi, tergantung dari kredit yang diajukannya dan maksimumnya.
d. Pengambilan keputusan kredit Disetujui atau ditolaknya permohonan atas kredit modal kerja
diputuskan oleh BNI atas dasar hasil aplikasi yang disampaikan dengan didukung oleh analisa atas data yang ada di BNI.
e. Perjanjian kredit
Setelah permohonan kredit modal kerja disetujui, selanjutnya dibuatkan Surat Keputusan Kredit dan dilakukan penandatanganan
perjanjian kredit dan pengikatan jaminan, baik secara resmi dihadapan notaris yang ditunjuk BNI maupun dilakukan di bawah
tangan antara BNI dengan debitur, diikat dengan perjanjian tersendiri. Debitur diharuskan untuk melunasi bea materai dan
propisi kredit. Besarnya propisi kredit modal kerja tersebut berkisar 1 dari pokok kredit modal kerja yang disetujui. Pembukuan yang
dilakukan sebagai berikut : Db. Cashrekening nasabah
Kr. Pendapatan propisi kredit yang diterima dimuka f. Disposisipencairan
kredit Pada tahap ini kredit modal kerja yang telah disetujui dan telah
dilakukan penandatanganan perjanjian kredit beserta agunannya, dikreditkan langsung ke rekening debitur yang ada di BNI debitur
wajib membuka rekening giro atau tabungan di BNI. Setelah itu, debitur dapat langsung menggunakan dana tersebut untuk
menunjang kegiatan perusahaannya. Pembukuan yang dilakukan sebagai berikut :
Db. Kredit yang diberikan dibuka per nominatif nasabah Kr. Rekening
Nasabah Penarikan kredit modal kerja di BNI oleh debitur yang telah
disetujui, dapat dilakukan oleh debitur dengan ketentuan berikut : a Debitur terlebih dahulu harus membuat rencana penggunaan kredit
modal kerjanya. b Penarikan kredit modal kerja hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan uang giral melalui cekbilyet giro dan tidak dapat dilakukan penarikan secara tunai.
c Penarikan kredit modal kerja tidak dapat dilakukan sekaligus untuk seluruh jumlah kredit yang telah disetujui, debitur hanya
diperkenankan menarik dana kredit modal kerjanya sesuai dengan jumlah kebutuhannya,
Ketentuan-ketentuan tersebut dimaksudkan agar penyalahgunaan atas dana kredit modal kerja yang telah disetujui oleh BNI dapat dihindari.
Atas kredit modal kerja yang telah disetujui tersebut, BNI membuka rekening pinjaman per nominatif debitur. Dimana pada saat debitur
melakukan penarikan kredit, pembayaran bunga atau pelunasan kreditnya akan langsung dicatat secara otomatis oleh sistem.
Pembayaran bunga dapat dilakukan dengan jurnal pembukuan berikut : Db. CashRekening afiliasi atas nama debitur
Kr. Rekening pendapatan bunga kredit atas nama debitur
Rekening afiliasi adalah merupakan rekening debitur di BNI, baik dalam bentuk rekening giro maupun tabungan yang di set secara
otomatis untuk melakukan kewajiban bunga setiap bulannya. Besarnya bunga kredit modal kerja tersebut dihitung dari saldo debet rekening
pinjaman debitur, yaitu jumlah nilai kredit modal kerja yang telah ditarik oleh debitur dikurangi nilai angsurannya. Jumlah hari dalam satu bulan
ditetapkan sebanyak 30 tiga puluh hari. Formulasi untuk menghitung nilai bunga kredit modal kerja dalam satu bulan dihitung sebagai berikut :
= Suku Bunga x Saldo Kredit x Hari Bunga
Bunga 30
Terhadap kredit modal kerja yang diberikan, BNI tidak menetapkan besarnya nilai angsuran yang harus dibayar oleh debitur,
demikian pula dalam menetapkan skala angsuran kredit modal kerja tersebut. Akan tetapi pada saat kredit tersebut jatuh tempo, debitur harus
melunasi seluruh sisa pinjamannya. Sedangkan terhadap kredit modal kerja permanen, apabila debitur
telah menggunakan 60 jangka waktu kreditnya, maka saldo pinjamannya sudah harus berkurang menjadi 40 dari seluruh nilai
kreditnya. Namun demikian, apabila debitur masih membutuhkan tambahan kredit modal kerja atau mengalami kesulitan untuk melunasi
kredit yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, maka debitur yang bersangkutan dapat mengajukan
permohonan perpanjangan kredit. Waktu yang dibutuhkan untuk satu proses atas permohonan kredit
modal kerja pada BNI sejak calon debitur mengajukan permohonan
sampai ditetapkan keputusan kredit tersebut adalah 2 dua minggu, hal ini dilakukan apabila personil yang berwenang memproses permohonan
kredit itu sesuai dengan banyaknya permohonan dan seluruh persyaratan yang diperlukan telah dilengkapi oleh pemohon. Namun apabila ada
permohonan atas kredit modal kerja yang belum lengkap persyaratannya, BNI akan tetap memproses permohonan tersebut sambil meminta agar
calon debitur melengkapi persyaratannya. Dalam hal ini BNI menyadari bahwa untuk melengkapi persyaratan tersebut dibutuhkan waktu,
terutama kepada calon debitur yang baru pertama kali memanfaatkan fasilitas kredit bank. Oleh sebab itu, BNI berupaya untuk memberikan
bimbingan kepada calon debitur untuk melengkapinya. Permohonan kredit modal kerja akan disetujui oleh BNI, apabila
memenuhi kriteria berikut : i.
BNI yakin bahwa kredit modal kerja yang diberikannya benar-benar aman dan tidak akan berpotensi untuk terjadinya kredit macet
dikemudian hari. ii. Kredit modal kerja yang diberikan dapat menguntungkan kedua
belah pihak dan dapat bermanfaat bagi penerima kredit untuk mengembangkan usahanya.
iii. BNI hanya akan memberikan kredit modal kerja sebesar kemampuan untuk melunasi kreditnya repayment capacity calon debitur yang
bersangkutan.
7. Pengawasan terhadap Pemberian Kredit Modal Kerja
Setelah realisasi kredit modal kerja dilaksanakan, tidak berarti bahwa debitur dapat sebebasnya menggunakan dana kredit modal kerja
tersebut. Meskipun pemilikan dana telah berpindah tangan sejak perjanjian kredit ditandatangani, apabila terjadi penyimpangan
penggunaan dana kredit tersebut BNI masih mempunyai kekuatan hukum untuk menghentikan disposisi kredit modal kerjanya. Selama kredit modal
kerja berjalan, BNI akan terus melakukan fungsi pengawasan terhadap kredit yang diberikannya.
Dengan pengawasan monitoring, dapat mengetahui setiap saat apa saja yang terjadi di lapangan. Apabila terdapat hambatan-hambatan
dalam suatu kegiatan, bank dapat dengan segera mengambil langkah- langkah pengamanannya adjustments agar hambatan tersebut dapat
segera diatasi Djamin, 1984. Pengawasan terhadap kredit modal kerja dilakukan bank untuk
mengamankan dana yang disalurkan, sebab dana tersebut umumnya merupakan dana pihak ketiga yang disimpan di BNI. Dalam hal ini
pengawasan dilakukan agar dana kredit tersebut benar-benar digunakan sesuai dengan rencana yang diajukan oleh debitur, sehingga akan
mendatangkan keuntungan, baik bagi bank maupun bagi debitur sendiri. Di dalam melakukan pengawasan terhadap kredit modal kerja
yang sedang berjalan, perlu dipahami bahwa maksud dan tujuan pengawasan bukan berarti mencari kesalahan debitur, tetapi mencari
kebenaran terhadap hasil pelaksanaan usahanya sesuai dengan kepercayaan yang diberikan oleh bank. Pengawasan tersebut dilakukan
tidak secara kolektif namun dilakukan secara individual per debitur, baik secara aktif maupun pasif.
Pengawasan aktif dilakukan melalui pengawasan terhadap kredit modal kerja yang sedang berjalan dengan cara melakukan pemeriksaan