Tekstur PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK TEMU KUNCI DAN GARAM

Mi kontrol mengalami penurunan nilai o Hue selama penyimpanan, yaitu sebesar 83.17 pada jam ke-0 menjadi sebesar 81.94 pada jam ke-60 Gambar 10. Mi dengan NaCl 4 cenderung tidak mengalami perubahan nilai o Hue selama penyimpanan, yaitu sebesar 82.69 pada jam ke-0 menjadi sebesar 83.06 pada jam ke-60. Mi dengan penambahan ekstrak temu kunci 1 mengalami penurunan nilai o Hue yang paling tajam selama penyimpanan, yaitu sebesar 87.39 pada jam ke-0 menjadi sebesar 78.62 pada jam ke-60. Mi dengan penambahan ekstrak temu kunci 1 dan NaCl 4 mengalami penurunan nilai o Hue selama penyimpanan, yaitu sebesar 84.20 pada jam ke-0 menjadi sebesar 79.72 pada jam ke-60. Meskipun terdapat perubahan nilai o Hue, namun nilai o Hue masing- masing sampel masih berada dalam satu kisaran warna, yaitu warna kuning.

4. Tekstur

Tekstur juga merupakan salah satu indikator mi basah matang. Tekstur mi yang diharapkan adalah tekstur mi yang halus, lembut dan tidak lengket. Pada penelitian ini, pengujian tekstur mi basah dilakukan dengan menggunakan alat Texture Analyzer. Parameter yang diuji adalah kekerasan hardness dan kelengketan adhesiveness. Hasil pengukuran kekerasan dapat dilihat pada Gambar 11. 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 12 24 36 48 60 jam kek er a s a n g f kontrol NaCl 4 ekstrak 1 ekstrak 1 + NaCl 4 Gambar 11. Pengaruh penambahan ekstrak temu kunci dan NaCl terhadap perubahan kekerasan mi selama penyimpanan Berdasarkan hasil pengukuran nilai kekerasan pada keempat sampel, terlihat bahwa penambahan garam dapur NaCl baik pada mi dengan ekstrak temu kunci maupun tanpa penambahan ekstrak temu kunci menunjukkan nilai kekerasan awal mi yang tidak terlalu berbeda jauh. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji statistik dengan menggunakan uji Duncan Lampiran 15, yang tidak berbeda nyata antara mi kontrol dengan mi NaCl 4 dan juga mi ekstrak temu kunci 1 dengan mi kombinasi ekstrak temu kunci 1 dan NaCl 4 p0.05. Penambahan ekstrak temu kunci pada mi dengan ekstrak temu kunci 1 maupun mi dengan kombinasi ekstrak temu kunci 1 dan NaCl 4 memiliki nilai kekerasan mi yang berbeda nyata dengan mi kontrol p0.05. Akan tetapi, kekerasan mi ekstrak temu kunci 1 ternyata tidak berbeda nyata dengan mi NaCl 4 p0.05. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan NaCl 4 memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap kekerasan mi ekstrak temu kunci 1 . Hasil pengukuran kekerasan dengan menggunakan texture analyzer selama penyimpanan menunjukkan nilai kekerasan mi basah matang yang cenderung naik sampai jam ke-36 dan kemudian semakin menurun sampai jam ke-60 Gambar 11. Mi NaCl 4 mengalami penurunan nilai kekerasan dari sebesar 2795.1 gf pada jam ke-0 menjadi sebesar 1902.5 gf pada jam ke-60. Mi dengan ekstrak temu kunci 1 mengalami penurunan nilai kekerasan dari sebesar 2851.5 gf pada jam ke- 0 menjadi sebesar 2481.1 pada jam ke-60. Mi kombinasi ekstrak temu kunci 1 dan NaCl 4 mengalami penurunan nilai kekerasan dari sebesar 3020.5 gf pada jam ke-0 menjadi sebesar 2082.1 pada jam ke-60. Sedangkan mi kontrol cenderung tidak mengalami penurunan nilai kekerasan, yaitu dari sebesar 2621.8 gf pada jam ke-0 menjadi sebesar 2689.9 pada jam ke-60. Data perubahan tekstur kekerasan dan kelengketan mi selama penyimpanan dapat dilihat pada lampiran 11-14. Kenaikan nilai kekerasan mi kemungkinan disebabkan oleh air yang menguap selama penyimpanan. Sedangkan penurunan kekerasan mi disebabkan oleh adanya pertumbuhan mikroorganisme yang telah mendekomposisi nutrisi, terutama protein yang terdapat di dalam mi basah matang tersebut sehingga berpengaruh terhadap kekerasan mi basah matang. Menurut Fardiaz 1989, semua bakteri yang tumbuh pada makanan bersifat heterotropik, yaitu membutuhkan zat organik untuk pertumbuhannya. Dalam metabolismenya, bakteri heterotropik menggunakan protein, karbohidrat, lemak, dan komponen makanan lainnya sebagai sumber karbon dan energi untuk pertumbuhannya. Pembentukan tekstur mi dipengaruhi oleh protein yang ada dalam mi, yaitu gluten, sehingga apabila ada mikroba yang memecah protein maka kualitas tekstur mi akan menurun. Kelengketan adhesiveness menunjukkan kecenderungan suatu bahan untuk menempel pada bahan lain. Nilai kelengketan ini bernilai negatif karena berada di bawah absis. Penambahan ekstrak temu kunci mempengaruhi nilai kelengkatan awal mi basah matang. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Duncan Lampiran 16 menunjukkan bahwa kelengketan awal mi dengan penambahan ekstrak temu kunci berbeda nyata dengan mi kontrol p0.05, dimana mi dengan ekstrak temu kunci memiliki nilai kelengketan yang lebih tinggi. Hal ini kemungkinan disebabkan karena ekstrak temu kunci yang ditambahkan berupa ekstrak cair yang kental dan lengket. Akan tetapi penambahan NaCl ternyata tidak berpengaruh terhadap nilai kelengketan mi. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji statistik yang tidak berbeda nyata p0.05 antara penambahan NaCl 4 baik pada mi dengan penambahan ekstrak temu kunci maupun mi tanpa penambahan ekstrak temu kunci. Hasil analisis kelengketan terhadap mi basah matang selama penyimpanan menunjukkan mi basah matang semakin lengket hingga jam ke-36, namun kelengketannya semakin menurun pada jam selanjutnya Gambar 12. -1200 -1000 -800 -600 -400 -200 12 24 36 48 60 jam ke le n g k et an g s kontrol NaCl 4 ekstrak 1 ekstrak 1 + NaCl 4 Gambar 12. Pengaruh penambahan ekstrak temu kunci dan NaCl terhadap perubahan kelengketan mi selama penyimpanan Adanya peningkatan nilai kelengketan mi basah ini kemungkinan disebabkan oleh adanya aktivitas mikroorganisme seperti pembentukan lendir oleh bakteri yang menyebabkan mi menjadi berlendir dan lebih lengket. Menurut Fardiaz 1989, bakteri pembentuk kapsul yang tumbuh pada makanan dapat menyebabkan makanan berlendir.

5. Total Mikroba

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan NaCl dan Garam Dapur terhadap Perubahan Dimensi Gips Tipe III pada Pembuatan Model Kerja Gigitiruan

1 57 70

Pengaruh Penambahan Larutan Garam Dapur dan NaCl 2% terhadap Setting Time dan Kekuatan Kompresi Gips Tipe III sebagai Bahan Model Kerja Gigitiruan

2 72 81

Pengaruh Penambahan Larutan Garam Dapur Dan Nacl 2%Terhadap Setting Time Dan Kekuatan Kompresi Gips Tipe Iii Sebagai Bahan Model Kerja Gigitiruan

10 57 81

Pengaruh Konsentrasi Bubuk Bawang Putih dan Garam Dapur (NaCl) Terhadap Mutu Tahu Selama Penyimpanan Pada Suhu Kamar

1 45 114

PENGARUH EKSTRAK TEMU KUNCI ( BOESENBERGIA PANDURATA ROXB) TERHADAP AKTIVITAS FASCIOLA HEPATICA SECARA IN-VITRO

0 7 57

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL EKSTRAK ETANOL TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata) PADA BERBAGAI VARIASI KOMPOSISI KITOSAN.

22 56 95

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata ROXB.) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS PADA AYAM BROILER - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 13

DAYA TABIR SURYA DAN ANTIOKSIDAN FORMULA KRIM EKSTRAK RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L) DAN RIMPANG TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlecht)

0 0 15

Pengaruh ekstrak rimpang temu kunci (Boesenbergia Pandurata(ROXB) Schlecht) terhadap nyeri yang diinduksi oleh fenil benzokuinon - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 13

Pengaruh ekstrak rimpang temu kunci (Boesenbergia Pandurata(ROXB) Schlecht) terhadap nyeri yang diinduksi oleh fenil benzokuinon - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 11