penggunaan bahasa, dan pemberian pilihan jawaban yang perlu dipertegas. Setelah dilakukan revisi maka produk yang dikembangkan divalidasi. Produk
yang telah divalidasi telah ditelaah mempuyai validitas isi yang baik, bahasa yang baku, dan tidak menggunakan pilihan jawaban yang negatif ganda. Tes diagnostik
yang mempunyai validitas isi yang baik, bisa dikatakan dapat digunakan untuk mengidentifikasi keterampilan proses sains dengan baik. Kelayakan validitas tes
diagnostik disajikan dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1 Kelayakan Validitas Tes Diagnostik Menurut Validator.
No Responden
Kriteria Total skor
Persentase 1.
Validator I Layak
66 86,84
2. Validator II
Layak 60
78,94
Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa validator memberi skor layak sesuai dengan kriteria masing-masing
substansi. Perhitungan hasil kelayakan tes diagnostik oleh validator I adalah 86,84. Persentase hasil kelayakan tes diagnostik oleh validator II adalah
78,94.
4.1.1.3 Uji Coba Skala Terbatas
Pelaksanaan uji coba skala terbatas dilaksanakan pada tanggal 01 Mei 2013 di kelas VIII MTs Sabilurrahman Gubug Kabupaten Grobongan. Pada uji
coba skala terbatas peneliti menggunakan 10 siswa dari kelas VIII. Tes diagnostik keterampilan proses sains siswa yang diujikan merupakan tes diagnostik yang
telah divalidasi ahli, sehingga telah memiliki validitas isi yang baik. Pada uji coba skala terbatas digunakan untuk menguji kelayakan dan keterlaksanaan tes. Tujuan
dari uji coba skala terbatas ini adalah untuk mengetahui, a keterbacaan soal tes diagnostik keterampilan proses sains
menurut siswa, b alokasi waktu mengerjakan soal tes diagnostik keterampilan proses sains sudah cukup waktu,
kurang waktu, atau kelebihan waktu, c bahasa yang digunakan pada soal tes diagnostik keterampilan proses sains mudah dipahami. Dalam penelitian pada uji
coba terbatas ini peneliti mengalokasi waktu tes untuk tiap butir soal diagnostik keterampilan proses sains adalah 1,7 sampai 2 menit. Tahapan pertama uji coba
skala terbatas menggunakan 35 butir soal tes diagnostik. Sebelum mengerjakan soal tes diagnostik, siswa diberi pengarahan tentang cara menjawab soal.
a. Tanggapan Siswa Data hasil tanggapan siswa yang berupa angket dianalisis dengan teknik
deskriptif persentase. Berdasarkan analisis angket yang diisi siswa, dapat diketahui bahwa soal diagnostik keterampilan proses sains yang dikembangkan
ternyata sudah menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Hal tersebut didukung oleh 78 siswa yang menyatakan bahwa bahasa yang
digunakan mudah dipahami dan sudah dapat dimengerti dengan baik maksud dari soal tersebut. Selain menggunakan angket, juga dilakukan wawancara terhadap
sebagian siswa. Hasil dari wawancara tersebut adalah soal yang diberikan sudah bisa dipahami maksudnya, karena soal sesuai dengan permasalahan yang bisa
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, sebanyak 93,75 siswa juga mendukung pernyataan tersebut. Sebanyak 100 siswa menyatakan bahwa
konsep yang ada di dalam soal sudah pernah dipelajari sebelumnya, akan tetapi terkadang siswa ada yang lupa dengan jawabanya. Hasil perhitungan tanggapan
siswa terhadap tes diagnostik di lihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Data Tanggapan Siswa Terhadap Tes Diagnostik
No Kriteria tanggapan
Jumlah siswa Persentase
1 Sangat baik
3 30
2 Baik
7 70
3 Cukup baik
Pada Tabel 4.2 diketahui bahwa siswa dengan tanggapan sangat baik mencapai 30 dan 70 siswa memberi tanggapan baik. Siswa menginginkan tes
diagnostik serupa yang dapat digunakan pada pembelajaran lainnya karena sebelumnya mereka belum pernah mengerjakan tes seperti tes diagnostik. Data
tanggapan siswa selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15.
b. Tanggapan guru Tanggapan guru digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemudahan tes
diagnostik diberikan oleh peneliti. Berdasarkan angket tanggapan yang diberikan kepada dua guru mapel IPA kelas VIII di MTs Sabilurrahman Gubug Kabupaten
Grobogan terhadap penggunaan tes diagnostik untuk mengidentifikasi keterampilan proses sains pada pembelajaran IPA terpadu tema energi 89,6
memberikan tanggapan positif dan sangat baik. Guru menyebutkan bahwa tes dengan tes diagnostik ini menarik, karena tes-tes sebelumnya belum ada yang
seperti tes diagnostik dan tes yang ada seperti tes kemampuan mengingat konsep tujuan tes diagnostik dapat dirumuskan dengan jelas, petunjuk penggerjaannya
jelas, gambar yang disajikan dapat membantu pemahaman siswa, sehingga memberikan kemudahan bagi siswa, dan membuat siswa lebih aktif dan tertarik
untuk belajar. Selain itu tes diagnostik dapat digunakan secara mandiri. Pada tanggapan guru disini guru memberikan saran atau masukan untuk alokasi waktu
pengerjaan tes sebaiknya ditambah karena terlalu sedikit dan pendek untuk siswa berfikir dalam menentukan suatu jawaban yang benar dan tepat.
c. Hasil analisis uji coba skala terbatas Hasil analisis dari data pada uji coba skala terbatas didapatkan bahwa nilai
koefisien reliabilitas dari tes diagnostik yang dikembangkan sebesar 0,950,31 dimana jika r11rtabel maka soal tersebut reliabel. Nilai koefisien reliabilitas
lebih besar dibandingkan dengan harga tabel, jadi nilai koefisien reliabilitas tes diagnostik keterampilan proses sains yang dikembangkan dapat dikatakan
reliabel. Butir soal pada tes diagnostik juga dianalisis berdasarkan daya beda yang
dimiliki butir soal tersebut. Daya beda soal mempunyai rentang dari -1 sampai +1. Apabila daya beda soal tersebut negatif maka soal tersebut tidak boleh digunakan,
karena akan memberikan hasil yang berlawanan. Berikut ini daya beda yang dimiliki oleh soal diagnostik pada saat uji coba skala terbatas.
Tabel 4.3 Nilai Daya Beda Soal Tes Diagnostik Pada Uji Coba Skala Terbatas
No. Daya beda
Rentang Nilai Koefisien Daya Beda Jumlah soal
1. Tinggi
0,81 – 1,00 1
2. Baik Sekali
0,61 – 0,80 3
3. Baik
0,41 – 0,60 7
4. Cukup
0,21 – 0,40 24
5. Rendah
0,00 – 0,20 _
6. Negatif
Semua yang bernilai negatif _
Jumlah
35
Berdasarkan hasil analisis uji coba skala terbatas dapat diketahui bahwa 1 soal termasuk kategori mudah, 28 soal termasuk kategori sedang, dan 6 soal
termasuk sukar. Analisis mengenai hasil uji coba skala terbatas dapat dilihat pada lampiran.
Sesuai dengan Tabel 4.3 soal yang mempunyai kriteria daya beda dari cukup, baik, dan baik sekali. Ada 24 soal yang mempunyai kriteria daya beda
cukup; nomor soal tersebut adalah nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 12, 13, 16,1 7, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 31, 33, 34, dan 35. Ada 7 soal yang mempunyai kriteria
daya beda baik; nomor soal tersebut adalah nomor 4, 9, 11, 15, 19, 27, dan 32. Serta 4 soal yang mempunyai kriteria daya beda baik sekali; nomor soal tersebut
adalah nomor 10, 14, 28, dan 30. Alokasi waktu yang diberikan sebanyak 1,7 sampai 2 menit untuk tiap soal
ternyata terlalu sedikit. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ketika melakukan penelitian, siswa membutuhkan waktu sekitar 2,1 sampai 2,5 menit
untuk setiap soal yang diberikan. Hal tersebut didukung oleh angket yang diisi siswa yaitu sebanyak 90 siswa mengatakan bahwa waktu yang diberikan kurang
sehingga siswa sedikit kecewa dengan keterbatasan waktu yang sangat kurang, data selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 15.
Setelah dilakukan analisis dari hasil uji coba skala terbatas maka dilakukan revisi terhadap produk yang dikembangkan. Berdasarkan hasil uji coba skala
terbatas, ada masukan-masukan yang menyebabkan alokasi waktu dirubah dan
semua soal dalam tes diagnostik tetap baik digunakan. Tahapan selanjutnya setelah dilakukan uji coba skala terbatas adalah uji coba skala luas. Soal tes
diagnostik yang digunakan dalam uji coba skala luas terdiri dari 35 soal.
4.1.1.4 Uji Coba Skala Luas