hasil belajar, 14 oleh faktor lain, misalnya terjadi kesalahan hitung pada saat menjumlahkan hasil atau saat menghitung keefektifan tes diagnostik.
Korelasi terdapat tiga macam bentuk hubungan antar variabel, yaitu hubungan simetris, hubungan sebab akibat kausal dan hubungan Interaktif
saling mempengaruhi. Untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari
hubungannya. Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar variabel atau lebih. Artinya dinyatakan dalam bentuk hubungan
positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan positif, bila nilai
satu variabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan variabel yang lain, dan sebaliknya bila nilai satu variabel diturunkan maka akan menurunkan variabel
yang lain. Sedangkan apabila hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan negatif, bila nilai satu variabel dinaikkan maka akan menurunkan nilai variabel
yang lain, dan juga sebaliknya bila nilai satu variabel diturunkan, maka akan menaikkan nilai variabel yang lain. Hubungan antar variabel meliputi korelasi
product moment, korelasi ganda dan korelasi parsial. Pada analisis keefektifan tes diagnostik keterampilan proses ini menggunakan korelasi product moment.
4.2.3 Profil Keterampilan Proses Sains KPS
Keterampilan proses sains itu banyak macamnya, namun disini peneliti cuma menggunakan sebagian macam keterampilan proses sains pada tes
diagnostik yang dikembangkan karena disesuaikan dengan keterpaduan materi yang digunakan. Pada pembahasan ini peneliti mengunakan uji skala terbatas
yang dijadikan sebagai data dan dianalisis berdasarkan validitas, reliabelitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda. Jumlah siswa yang diberikan soal tes
diagnostik pada uji coba skala terbatas berjumlah 10 siswa. Setelah dilakukan uji coba terbatas dan penganalisisan soal diperoleh hasil yang reliabel dan valid pada
semua soal, sehingga semua soal tes diagnostik dapat digunakan pada tahap berikutnya yaitu tahap uji coba skala luas. Sebelum pada tahap uji coba skala luas
guru dan siswa juga diberikan angket tanggapan guru dan siswa, angket tanggapan guru dan siswa ini digunakan untuk mengetahui kelayakan soal tes diagnostik,
hasil dari angket tanggapan guru dan siswa adalah soal tes diagnostik ini layak untuk digunakan dan sangat menarik. Dengan demikian penelitian ini dapat
dilanjutkan pada tahap berikutnya yaitu tahap uji coba skala luas. ada tahap uji coba skala luas jumlah siswa yang diberikan soal tes
diagnostik sebanyak 26 siswa. Hasil dari tahap uji coba skala luas adalah sebagian besar siswa tuntas dan dapat mengerjakan soal tes diagnostik tersebut dengan
benar. Dari hasil uji coba skala luas soal tes diagnostik seharusnya diimplemetasikandigunakan karena soal tes diagnostik sudah merupakan produk
akhir dari penelitian dan pengembangan. Pada tahap implementasi peneliti tidak menggunakannya secara langsung akan tetapi pada saat uji coba skala luas
tersebut itu merupakan tahapan implementasi. Jadi tahapan implementasi digabung menjadi satu pada tahap uji coba skala luas, dengan pertimbangan
semua soal telah dinyatakan valid dan reliabel. Dalam tes diagnostik terdapat macam-macam keterampilan proses sains yang masing-masing keterampilan
proses sains di bagi pada masing-masing soal. Data Berikut ini merupakan macam-macam dari keterampilan proses sains yang digunakan dalam tes
diagnostik; a. Mengamati
Mengamati adalah penggunaan indera-indera seseorang. Seseorang mengamati dengan penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan, dan
pembauan. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat pengamatan adalah:
a penggunaan
indera-indera tidak
hanya penglihatan,
b pengorganisasian obyek-obyek menurut satu sifat tertentu, c pengidentifikasian
banyak sifat, d pengidentifikasian perubahan-perubahan dalam suatu obyek, e melakukan pengamatan kuantitatif, dan f melakukan pengamatan kualitatif.
Pengamatan yang dilakukan hanya dengan menggunakan indera tanpa mengacu kepada satuan pengukuran baku tertentu disebut pengamatan kualitatif, sedangkan
pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu kepada satuan pengukuran baku tertentu disebut pengamatan kuantitatif. Dalam
membuat tes diagnostik pada penelitian ini peneliti menggunakan pengamatan
yang bersifat pengamatan kualitatif karena data pengamatan kualitatif siswa itu lebih mudah memahami pertanyaanya dibandingkan pengamatan kuantitatif.
Menurut Semiawan 1992 banyak anaksiswa yang sering menggunakan semua indra, untuk melihat, mendengar, merasa, mengecap, dan mencium akan
tetapi mereka tidak mengamati sepenuhnya. Karena mereka mungkin tidak mengamati hal-hal itu secara seksama. Semuanya meraka lihat, dengar, rasakan,
dan cium tetapi hal-hal itu berlalu begitu saja tanpa memperoleh suatu makna. Dengan begitu para guru perlu melatih anak agar terampil dalam mengamati atau
mengobservasi sesuatu yang pada kenyataanya ada di lingkungan sekitar. Tes diagnostik yang menerapkan keterampilan proses sains mengamati
terdiri dari 9 soal. Indeks kesukaran soal pada keterampilan proses sains mengamati terdiri dari tiga kriteria, pada interval 0,00-0,30 soal tes diagnostik
mempunyai kriteria sukar sebanyak 3 soal, pada interval 0,31-0,70 soal tes diagnostik mempunyai kriteria sedang sebanyak 5 soal, dan pada interval 0,71-
1,00 soal tes diagnostik mempunyai kriteria mudah sebanyak 1 soal, data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.
b. Mengelompokanklasifikasi Mengelompokanklasifikasi adalah pengelompokan obyek-obyek menurut
sifat-sifat tertentu. Beberapa perilaku siswa adalah: a pengidentifikasian suatu sifat umum, b memilah-milahkan dengan menggunakan dua sifat atau lebih. Tes
diagnostik yang menerapkan keterampilan proses sains Mengelompokan atau klasifikasi terdiri dari 3 soal. Indeks kesukaran dari ketiga soal adalah pada
interval 0,31-0,70. Maka ketiga soal tes diagnostik mempunyai kriteria sedang, data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.5. Data tes dignostik menunjukkan
bahwa siswa itu telah bisa mengklasifikasikanmenggolongkan suatu ciri khusus, tujuan atau kepentingan tertentu. Pengelompokkan dari suatu ciri, sifat, jenis,
warna, dsb, itu membutuhkan pembuatan klasifikasi dituntut kecermatan diri dari seorang siswa dalam pengelompokan. Semakin tinggi tingkat pendidikan siswa,
maka akan semakin rumit jenis klasifikasi yang dapat dilatih oleh guru Semiawan, 1992.
c. Menafsirkaninterpretasi Menafsirkaninterpretasi adalah menjelaskan makna informasi yang telah
dikumpulkan.Beberapa perilaku siswa adalah: a penyusunan data; b pengenalan pola-pola atau hubungan-hubungan; c merumuskan inferensi yang
sesuai dengan menggunakan data; d pengikhtisaran secara benar. Tes diagnostik yang menerapkan keterampilan proses sains Menafsirkaninterpretasi terdiri dari
7 soal. Indeks kesukaran soal pada interval 0,00-0,30 soal tes diagnostik mempunyai kriteria sukar sebanyak 2 soal, pada interval 0,31-0,70 soal tes
diagnostik mempunyai kriteria sedang sebanyak 5 soal, data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Data tes siswa sebagian telah ada yang bisa menginterpretasi data, sebagian yang lain ada yang belum bisa menginterpretasi data, hal ini berarti
siswa ada yang kesulitan dalam menginterpretasi data dalam tes diagnostik. Guru- guru dapat melatih siswanya dalam menginterpretasi data agar siswa mampu
menginterpretasi data, karena semakin tinggi tingkat sekolah siswa maka semakin tingg pula menginterpretasi data yang disajikan.
d. Memprediksimeramalkan Memprediksimeramalkan adalah pengajuan hasil-hasil yang mungkin
dihasilkan dari suatu percobaan. Ramalan-ramalan didasarkan pada pengamatan- pengamatan dan inferensi-inferensi sebelumnya. Ramalan merupakan suatu
pernyataan tentang pengamatan apa yang mungkin dijumpai di masa yang akan datang, sedangkan inferensi berupaya untuk memberikan alasan tentang mengapa
suatu pengamatan terjadi. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa adalah: a penggunaan data dan pengamatan yang sesuai; b penafsiran generalisasi tentang
pola-pola; c pengujian kebenaran dari ramalan-ramalan yang sesuai. Menurut Nur M, 2000 menyatakan bahwa memprediksimeramalkan itu
dibuat untuk membuat keputusan setiap hari. Karena meramalkan itu bisa saja susah-susah mudah, dikarenakan seseorang juga dapat menggunakn ramalan
untuk meramal cuaca. Tes diagnostik yang menerapkan keterampilan proses sains Memprediksi atau meramalkan terdiri dari 3 soal. Indeks kesukaran soal pada
interval 0,00-0,30 soal tes diagnostik mempunyai kriteria sukar sebanyak 2 soal,
pada interval 0,31-0,70 soal tes diagnostik mempunyai kriteria sedang sebanyak 1 soal, data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.7.
e. Mengajukan pertanyaan Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan tentang apa,
mengapa, bagaimana, atau meminta penjelasan yang melibatkan pikiran. Data tes menunjukkan siswa itu sedikit mengalami kesulitan dalam membuat sebuah
pertanyaan, hal ini berarti menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam mengajukan pertanyaan. Berdasarkan pengamatan di lapangan menunjukkan
bahwasanya ketika siswa diminta untuk betanya oleh guru, siswa cuma diam saja tidak ada satu patah katapun yang diucapkan oleh siswa. hal itu menandakan
bahwa bertanya itu tidak mudah sulit. Menurut Parmin 2013 bahwa mengajukan suatu pertanyaan itu tidak sekedar bertanya, tapi melibatkan pikiran
yang mendalam dan realistis juga. Karena bertanya itu bisa tentang apa, mengapa, bagaimana, meminta penjelasan atau menanyakan latar belakang hipotesis.
Tes diagnostik yang menerapkan keterampilan proses sains Mengajukan Pertanyaan terdiri dari 4 soal. Indeks kesukaran soal pada interval 0,00-0,30 soal
tes diagnostik mempunyai kriteria sukar sebanyak 1 soal, pada interval 0,31-0,70 soal tes diagnostik mempunyai kriteria sedang sebanyak 3 soal, data selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.8. f.
Berhipotesis Perumusan hipotesis adalah perumusan dugaan yang masuk akal yang
dapat diuji tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi. Hipotesis sering dinyatakan sebagai pernyataan jika dan maka. Tes diagnostik yang menerapkan
keterampilan proses sains Berhipotesis terdiri dari 2 soal. Indeks kesukaran soal dari kedua soal tersebut adalah sedang dengan interval indeks kesukaran 0,31-
0,70, data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.9. Data tes diagnostik menunjukan bahwasanya berhipotesis itu mudah dengan begitu siswa akan lebih
mudah membuat suatu dugaanperkiraan yang sesuai dengan permasalahan yang ada.
Menurut Semiawan 1992 hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Dalam kerja ilmiah,
seorang ilmuan biasanya membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen. Para guru dapat melatih siswa dalam membuat hipotesis sederhana.
Misalnya dalam melakukan percobaan dengan baterai, jika lampu tidak menyala siswa dapat membuat hipotesis mengapa terjadi demikian. Membuat hipotesis
yang sederhana akan lebih memudahkan siswa dalam menyusun hipotesis yang salah satu kunci pembuka tabir penemuan berbagai hal yang baru.
g. Merencanakan percobaanpenyelidikan Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk ke dalam keterampilan
proses merencanakan penyelidikan. Apabila dalam lembar kegiatan siswa tidak dituliskan alat dan bahan secara khusus, tetapi tersirat dalam masalah yang
dikemukakan, berati siswa diminta merencanakan dengan cara menentukan alat dan bahan untuk penyelidikan tersebut. Menentukan variabel atau peubah yang
terlibat dalam suatu percobaan. Selanjutnya menetukan variabel kontrol dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis, serta menetukan
cara dan langkah kerja juga termasuk merencanakan penyelidikan. Sebagaimana dalam penyusunan rencana kegiatan penelitian perlu ditentukan cara mengolah
data untuk dapat disimpulkan, maka dalam merencanakan penyelidikanpun terlibat kegiatan menetukan cara mengolah data sebagai bahan untuk menarik
kesimpulan. Tes diagnostik yang menerapkan keterampilan proses sains Merencanakan percobaanpenyelidikan terdiri dari 5 soal. Indeks kesukaran soal
dari kelima soal tersebut mempunyai kriteria sedang yaitu pada interval indeks kesukaran 0,31-0,70, data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Data tes menunjukan sebagian besar siswa sedikit kesulitan dalam hal merencanakan percobaanpenyelidikan, berarti siswa masih binggung dalam
merencanakan percobaan. Dalam merencanakan percobaan penyelidikan atau penelitian sederhana, guru perlu melatih siswa dalam merencanakan percobaan
atau penelitian sederhana itu, karena tanpa rencana bisa terjadi pemborosan waktu, tenaga, dan biaya serta hasilnya mungkin tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam merencanakan siswa perlu menentukan alat dan bahan yang akan digunakan, objek yang akan diteliti, faktor atau variabel yang perlu
diperhatikan, kriteria keberhasilan, cara dan langkah kerja, serta bagaimana mencatatat dan mengeloladata untuk menarik kesimpulan Semiawan, 1992.
h. Menerapkan konsep Setelah memahami konsep, barulah seorang siswa dapat menerapkan
konsep tersebut. Apabila seorang siswa mampu menjelaskan peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki, berarti ia menerapkan prinsip
yang telah dipelajarinya. Begitu pula apabila siswa menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru. Tes diagnostik yang menerapkan keterampilan
proses sains Menerapkan Konsep terdiri dari 2 soal. Indeks kesukaran soal dari kedua soal pada interval 0,31-0,70 dan mempunyai kriteria sedang, data
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.11. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat dibuat
rekapitulasi grafik yang dapat dilihat pada lampiran gambar yang menunjukkan bahwa indeks kesukaran tes diagnostik terdiri dari tiga macam kategori; kategori
mudah, sedang, dan sukar. Soal yang di kategorikan mudah berjumlah 1 soal, soal yang dikategorikan sedang berjumlah 27 soal, dan soal yang dikategorikan sukar
berjumlah 7 soal dari semua jumlah soal tes diagnostik. Pada gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa daya pembeda tes diagnostik
terdiri dari tiga macam kategori; kategori cukup, baik, dan baik sekali. Soal yang di kategorikan cukup berjumlah 24 soal, soal yang dikategorikan baik berjumlah 7
soal, dan soal yang dikategorikan baik sekali berjumlah 4 soal dari semua jumlah soal tes diagnostik.
Keterampilan proses sains pada hasil dan pembahasan diatas dapat dibuat gambar grafik dengan memadukan jumlah semua soal dan jumlah siswa yang
dapat menjawab dengan benar. Gambar grafik keterampilan proses sains yang di buat dari masing-masing keterampilan proses sains dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa; a. KPS 1. Mengamati; jumlah soal 9 butir soal, siswa yang dapat menjawab
dengan benar sebanyak 42 siswa, dengan persentase 46,67. b. KPS 2. Mengelompokanklasifikasi; jumlah soal 3 butir soal, siswa yang dapat
menjawab dengan benar sebanyak 15 siswa, dengan persentase 50.
c. KPS 3. Menafsirkaninterpretasi; jumlah soal 7 butir soal, siswa yang dapat menjawab dengan benar sebanyak 29 siswa, dengan persentase 41,43.
d. KPS 4. Memprediksimeramalkan; jumlah soal 3 butir soal, siswa yang dapat menjawab dengan benar sebanyak 8 siswa, dengan persentase 26,67.
e. KPS 5. Mengajukan pertanyaan; jumlah soal 4 butir soal, siswa yang dapat menjawab dengan benar sebanyak 15 siswa, dengan persentase 37,5.
f. KPS 6. Berhipotesis; jumlah soal 2 butir soal, siswa yang dapat menjawab
dengan benar sebanyak 7 siswa, dengan persentase 35. g. KPS 7. Merencanakan percobaanpenyelidikan; jumlah soal 5 butir soal, siswa
yang dapat menjawab dengan benar sebanyak 22 siswa, dengan persentase 44.
h. KPS 8. Menerapkan konsep; jumlah soal 2 butir soal, siswa yang dapat menjawab dengan benar sebanyak 12 siswa, dengan persentase 60.
4.2.4 Keterbatasan Penelitian