111
1. Ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam cm, kecuali
untuk ukuran baja yang dinyatakan dalam mm.
2. Untuk pedoman peil lantai di lapangan adalah sesuai gambar atau
menyesuaikan lapangan.
3. Di bawah pengawasan Direksi Pengawas, Pemborong diwajibkan membuat
titik duga di atas tanah bangunan dengan tiang beton ukuran 15 x 15 cm
setinggi peil lantai bangunan didekatnya yang akan dipakai sebagai ukuran ±
0,00. Titik duga harus dijaga kedudukannya serta tidak terganggu selama
pekerjaan berlangsung dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin
tertulis dari Pengawas.
4. Memasang papan bangunan Bouwplank Papan piket :
a. Ketepatan letak bangunan diukur di bawah pengawasan Konsultan
Pengawas. Untuk papan – papan piket bangunan menggunakan kayu
Kalimantan kelas II meranti , ukuran 220 cm, panjang minimal 250 cm,
yang diserut pada bagian atasnya.
b. Semua papan piket bouwplank harus dipasang kuat dengan patok
kayu 57 cm atau dolken Ø 8 cm, dan tidak mudah berubah
kedudukannya. c. Penetapan
ukuran – ukuran dan sudut siku harus diperhatikan ketelitiannya
dan menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
Pasal II. 05
PEKERJAAN TANAH
Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan :
1. Pekerjaan Galian
a. Pekerjaan galian untuk semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah
papan patok
112
bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui
oleh Direksi dan Pengawas. b. Dalamnya
galian untuk lobang pondasi harus sesuai dengan gambar kerja, untuk
hal tersebut diadakan pemeriksaan setempat oleh Direksi dan Pengawas.
c. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar
kerja dan dibersihkan dari segala kotoran, bilamana Pemborong
melakukan penggalian yang melebihi dari apa yang ditetapkan, maka
dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disiram air tiap ketebalan 15
cm lapis demi lapis sampai mencapai lapisan yang dibutuhkan dan semua
tambahan ditanggung oleh Pemborong.
d. Kelebihan tanah bekas galian harus disingkirkan keluar penimbunan
tanah sisi galian dan perataan disediakan pada areal lahan sesuai dengan
rencana gambar.
e. Terhadap kemungkinan berkumpulnya air dalam galian baik pada saat
penggalian maupun pada pelaksanaan pondasi harus disediakan pompa
air yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus.
f. Semua tanah dari pekerjaan galian harus disingkirkan dari tempat
pekerjaan, dan dilaksanakan sebelum pekerjaan pondasi dimulai. Antara
bouwplank dan galian harus bebas dari timbunan tanah.
g. Jika lubang – lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air
tanah dan air hujan, maka sebelum pemasangan dimulai terlebih dahulu
air harus dipompa keluar dan dasar lubang dikeringkan.
2. Pekerjaan Urugan
a. Pekerjaan untuk urugan mencapai titik peil yang dikehendaki dapat
digunakan tanah urug sejenis tanah padas atau sirtu atau sisa tanah
keprasan bukan humus dari tanah lahan yang ada dalam lokasi.
113
b. Urugan kembali lubang pondasi hanya boleh dilakukan seijin Konsultan
Pengawas serta dilakukan pemeriksaan pondasi.
c. Setiap tanah urug harus dibersihkan dari tanah tumbuh – tumbuhan dan
segala macam sampah atau kotoran. Tanah urug harus sejenis tanah
berbutir tanah lading atau berpasir dan tidak terlalu basah, tidak mengandung
bahan organik brangkal.
d. Urugan tanah dipadatkan dengan mesin pemadatan stemper dan tidak
dibenarkan hanya menggunakan timbres, kecuali pada bagian – bagian
tertentu. e. Lapis
pasir untuk pekerjaan urugan yang tebalnya lebih dari 30 cm maka pemadatannya
dilakukan lapis demi lapis setiap ± 20 cm
3. Pemadatan