115
d. Pelaksanaan pondasi harus memperhatikan gambar arsitek dan ME, jika
ada kelainan ketidak cocokan harus dikonsultasikan dengan Perencana.
6. Pondasi Batu Kali
a. Kegiatan pekerjaan pasangan pondasi batu kali dilaksanakan pada
pekerjaan struktur dinding bata dalam bangunan dan lain‐lain sesuai
gambar rencana.
b. Bahan ‐bahan yang digunakan :
• Batu kali dan pasir, harus keras dan kekar serta bermutu kwarsa yang
disetujui pengawas lapangan. • Semen, sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia NI 8 – 1972.
• Air yang digunakan harus bersih yang dapat diminumtawar.
c. Syarat Pelaksanaan
• Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan rencana. • Adukan harus mempunyai komposisi minimal 1 Pc : 5 Ps dan
dibraben dengan adukan yang sama.
Pasal II. 07
PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan ini ialah : Sesuai gambar.
b. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan
tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar‐
gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.
2. Lantai Kerja
116
Lapisan dasar dari beton plat concrete 1:3:5 dengan rangka Wire Mesh
dibuat sebagai lantai kerja tidak kurang dari 10 cm. Dibawah lantai kerja
diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal tidak kurang dari 5 cm.
3. Kualitas Beton
a. Bahan yang digunakan adalah beton dengan mutu K‐225 kgcm² menurut
SKSNI T‐15‐1991‐03 dan sebagai tulangan adalah besi dengan U24 untuk
besi Ø 12 mm dan U32 untuk besi Ø 16 mm keatas.
b. Beton yang digunakan harus ditest mutunya dari benda uji dengan
persyaratan sesuai dengan SKSNI T‐15‐1991‐03.
c. Besi beton yang digunakan harus ditest sesuai dengan ketentuan.
d. Hal ‐hal lain yang tidak disebutkan harus memenuhi persyaratan yang
berlaku.
4. Pekerjaan Footplat
a. U m u m
Peraturan umum yang digunakan adalah Tata cara Perhitungan Struktur
Beton untuk bangunan gedung dan hal‐hal yang belum terjangkau dapat
digunakan peraturan‐peraturan lainnya yang relevan.
b. Besi Beton Steel Reinforcement
1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat‐syarat :
• Pada SKSNI T‐15‐1991‐03 PBI 1971. • Bebas dari kotoran‐kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak
cacat retak‐retak, mengelupas, luka dan sebagainya.
• Mempunyai penampang yang sama rata. • Disesuaikan dengan gambar‐gambar.
2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan‐
ketentuan diatas harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
117
3. Besi beton yang digunakan adalah dengan U24 untuk Ø 12 mm
dengan tegangan leleh minimum 2400 kgcm² dan dengan U32 untuk
Ø 16 mm keatas dengan tegangan leleh 3200 kgcm².
4. Besi beton harus berasal dari satu sumber manufacture dan tidak
dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam‐macam sumber
besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi.
5. Pemborong harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan
dipakai sesuai dengan petunjuk‐petunjuk dari Direksi. Batang
percobaan diambil dibawah kesaksian Pengawas Lapangan berjumlah
minimum 3 tiga batang untuk tiap‐tiap jenis percobaab yang
diameternya sama, dengan panjangnya tidak kurang dari 100 cm.
6. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh Pengawas Lapangan. Semua biaya‐biaya
pengetesan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
pemborong. 7. Pemasangan
besi beton dilakukan sesuai dengan gambar‐gambar dan mendapat
persetujuan Pengawas Lapangan. Hubungan antara besi beton
satu dengan lainnya harus menggunakan kawat bendrat, diikat dengan
teguh, tidak menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari
tanah. 8. Besi
beton yang tidak memenuhi syarat secara kwalitas, tiadak sesuai dengan
spesifikasi harus segera dikeluarkan dari site, setelah menerima
instruksi tertulis dari Pengawas Lapangan, dalam waktu 2 x 24
jam. c. B
e t o n 1. U
m u m • Kekuatan beton untuk peil cap dan sloof adalah K – 225 kgcm²
menurut SKSNI T‐15‐1991‐03 dengan deviasi standar sebesar 40
kgcm². Beton harus merupakan bahan yang kuat dan tahan
118
terhadap bahan‐bahan berbahaya seperti asam dan garam
karena terletak didalam tanah.
• Pengecoran beton dilakukan dalam keadaan lokasi yang berair. Selama
pengecoran dan pengeringan beton, air tanah yang ada harus
terus menerus dipompa untuk mencegah rusaknya adukan beton
akibat air dari luar. • Adukan adonan beton harus memenuhi syarat‐syarat PBI‐1971
dan SKSNI T‐15‐1991‐03.
• Panjang stek untuk penyambungan kolom atau untuk penyambungan
batang‐batang tulangan minimal 40 kali diameter 40
d.
2. Pengecoran Beton
• Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara metode yang sepraktis mungkin, sehingga
tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya
kotoran‐kotoran atau bahan lain dari luar. • Pemakaian beton ready mix harus mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan, mengenai nama perusahaan, alamat
maupun kemampuan alat‐alatnya.
• Penggunaan alat‐alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan, sebelum alat‐alat tersebut didatangkan
ketempat pekerjaan. Semua alat‐alat pengangkut yang
digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa‐sisa adukan
yang mengeras. • Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum
pemasangan besi beton selesai diperiksa dan mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan.
• Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu tanpa berhenti.
119
• Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan menuangkan
adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang
akan menyebabkan pengendapan agregat. • Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama
pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa tidak
merusak acuan maupun posisi tulangan. Kontraktor harus
menyediakan vibrator‐vibratoruntuk menjamin efesiensinya tanpa
adanya penundaan.
• Pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan kebocoran
melalui acuan dan lain‐lain harus dihindarkan.
3. Curing dan perlindungan atas beton.
• Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap
matahari, pengeringan oleh angina, hujan atau aliran air dan
perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
• Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 10
hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada
permukaan beton tersebut. • Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing
dan perlindungan atas beton harus diperhatikan. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.
5. Pekerjaan Sloof